KORAN SIMANTAB
17 Juli 2025 | 21:45 WIB
No Result
View All Result
  • Home
  • Live TV
  • Headline
  • Nasional
    • Budaya
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sejarah
    • Teknologi
  • Sumut
    • Asahan Batu Bara
    • Binjai – Langkat
    • Dairi
    • Danau Toba
    • Deli Serdang
    • Karo
    • Labuhan Batu Raya
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • Tabagsel
  • Wisata
  • Dunia
  • Sehat
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Adventorial
  • Login
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • HEADLINE
  • SUMUT
  • NASIONAL
  • KESEHATAN
  • KULINER
Beranda Nasional
Kucing merah kalimantan disebut kucing misterius karena sulit ditemukan.(simantab/ist)

Kucing merah kalimantan disebut kucing misterius karena sulit ditemukan.(simantab/ist)

Kucing Merah Kalimantan Muncul Kembali di Taman Nasional Kayan Mentarang setelah Dua Dekade

Mahadi Sitanggang Editor: Mahadi Sitanggang
2 Juni 2025 | 22:13 WIB
Topik: Nasional
0

Spesies ini sebelumnya hanya dua kali berhasil didokumentasikan. Yang pertama oleh naturalis asal Prancis, Pierre Pfeffer, pada 1957. Yang kedua oleh tim WWF dan peneliti Dave Augeri melalui kamera jebak pada 2003.

Kalimantan|Simantab – Setelah lebih dari 20 tahun tidak terpantau, seekor kucing merah Kalimantan (Catopuma badia) kembali tertangkap kamera di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Hewan langka ini terlihat berjalan melintasi batang pohon tumbang, dengan tubuh ramping dan ekor panjang berwarna cokelat kemerahan keemasan.

Rekaman tersebut diunggah oleh akun resmi Balai Taman Nasional Kayan Mentarang pada 20 Maret 2025. Ini menjadi kemunculan pertama spesies ini di TNKM sejak terakhir kali terpantau dua dekade silam.

Dalam arsip Balai TNKM, tercatat bahwa spesies ini sebelumnya hanya dua kali berhasil didokumentasikan. Yang pertama oleh naturalis asal Prancis, Pierre Pfeffer, pada 1957. Yang kedua oleh tim WWF dan peneliti Dave Augeri melalui kamera jebak pada 2003.

“Penampakan kali ini terekam melalui camera trap dan menjadi yang pertama sejak 2003,” kata Seno Pramudito, Kepala Balai TNKM.

Menurut Septian Adi Nugroho, staf teknis di Balai TNKM, penemuan tersebut berasal dari kamera yang dipasang pada tahun 2023 oleh dua petugas TNKM, Josua Wandry Nababan dan Novaldo Markus. Rekaman kemudian diunduh dan dianalisis pada 2024 sebelum akhirnya dipublikasikan ke publik pada Maret 2025.

ADVERTISEMENT

“Pada 2021 dan 2022, kami juga telah melakukan patroli dan memasang kamera di lokasi sekitar temuan ini, tetapi hasilnya nihil. Baru pada 2023 individu ini berhasil terekam,” ujarnya, Sabtu (31/05/2025).

Sebagai tindak lanjut, TNKM berencana menambah jumlah kamera pengintai di sekitar lokasi penemuan untuk memperluas pemantauan.

Sosok Misterius dari Hutan Kalimantan

Kucing merah Kalimantan dijuluki sebagai salah satu spesies paling misterius di dunia karena sangat jarang terlihat dan minim informasi. Buku Wild Cats, terbitan IUCN, menyebut bahwa sebagian besar deskripsi tentang spesies ini hanya didasarkan pada kulit dan kerangka yang dikumpulkan pada akhir 1800-an, yang kini tersimpan di beberapa museum.

Data genetika kucing ini mulai dikumpulkan pada 1992, setelah seekor betina tertangkap di perbatasan Indonesia–Sarawak. Sayangnya, hewan tersebut meninggal tak lama kemudian dan tidak sempat diteliti secara menyeluruh. Observasi langsung terakhir terhadap spesies ini bahkan tercatat pada 1893.

Spesies ini memiliki dua variasi warna, yakni abu-abu dan merah, dengan warna merah lebih umum dijumpai. Salah satu ciri utamanya adalah ekor yang sangat panjang—sekitar 73 persen dari panjang tubuhnya. Dari spesimen yang ada, ekor kucing ini bisa mencapai 39 cm, sementara panjang tubuh (dari kepala hingga panggul) sekitar 53 cm.

Penampilannya menyerupai kucing emas Asia (Pardofelis temminckii) yang tersebar di Asia Tenggara, termasuk Sumatera, tetapi tidak ditemukan di Kalimantan. Studi genetik menunjukkan bahwa kedua spesies ini memiliki hubungan kekerabatan, namun telah berevolusi secara terpisah sejak sekitar 3,16 juta tahun lalu.

Sebuah penelitian pada 2007 mengungkap bahwa sebagian besar keberadaan kucing merah tercatat di area dekat sungai dan hutan bakau. Wilayah persebarannya mencakup Sarawak, Sabah, dan berbagai kawasan di Kalimantan, seperti lembah Danum, hulu Sungai Mahakam, Muara Rekut, dan Sungai Kunjung.

Berbeda dengan kucing emas Asia yang dapat beradaptasi dengan berbagai habitat, kucing merah lebih memilih hutan hujan tropis yang lebat dan tertutup. Oleh karena itu, mereka jauh lebih rentan terhadap ancaman kepunahan, terutama akibat deforestasi dan fragmentasi habitat.

Ancaman dan Harapan untuk Konservasi

Menurut catatan IUCN, meskipun kamera pengintai semakin sering merekam keberadaan kucing merah, jumlahnya masih sangat kecil dibandingkan spesies lain seperti macan dahan. Estimasi konservatif menyebutkan bahwa kepadatan kucing merah hanya sekitar satu individu per 100 kilometer persegi, dengan populasi dewasa diperkirakan tidak lebih dari 2.200 ekor.

Kucing merah sangat bergantung pada hutan primer dan menunjukkan toleransi yang sangat rendah terhadap perubahan habitat. Mereka tidak dapat hidup di lahan terbuka, savana, maupun perkebunan sawit. Sayangnya, laju deforestasi di Kalimantan terus mengancam keberadaan habitat alami mereka.

Upaya konservasi harus difokuskan pada penelitian mendalam tentang ekologi, distribusi, pola makan, serta reproduksi kucing ini. Penguatan kawasan konservasi, pengendalian perambahan hutan, dan pelibatan masyarakat lokal dalam perlindungan satwa juga menjadi kunci penting.

Sebagai bioindikator kualitas ekosistem hutan tropis, keberadaan kucing merah menunjukkan betapa pentingnya menjaga keutuhan hutan Kalimantan. Jika kita ingin mempertahankan spesies langka ini di alam liar, langkah nyata dan kolaboratif harus segera dilakukan. Masa depan mereka bergantung pada tindakan kita hari ini.(*)

ShareTweetSendShareSendSharePinScanShare
ADVERTISEMENT

Berita Terkait

Ilustrasi penerima PIP.(simantab/ist)
Nasional

Cara Cek PIP Kemdikbud 2025: Simak 2 Langkah Mudahnya

Editor: Mahadi Sitanggang
17 Juli 2025 | 20:12 WIB

Jakarta|Simantab – Penyaluran dana Program Indonesia Pintar (PIP) tahap kedua resmi dimulai sejak awal Juni 2025. Dana bantuan pendidikan ini...

Read more
Ilustrasi kasir BRI melayani pinjaman KUR.(simantab/ist)
Ekonomi

Cara Ajukan Pinjaman KUR BRI 2025 Secara Online Lewat BRImo

Editor: Mahadi Sitanggang
17 Juli 2025 | 19:45 WIB

Jakarta|Simantab - Para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kini bisa lebih mudah mengakses pembiayaan usaha lewat Kredit Usaha...

Read more
Jurist Tan, mantan stafsus Mendikbudristek.(simantab/ist)
Nasional

Profil dan Status Hukum Jurist Tan, Eks Stafsus Nadiem, dalam Kasus Korupsi Chromebook

Editor: Mahadi Sitanggang
17 Juli 2025 | 12:32 WIB

Dari keempatnya, hanya Jurist Tan yang belum ditahan. Sedangkan Sri dan Mulyatsyah telah ditahan di Rutan Salemba, sementara Ibrahim Arief...

Read more
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.(simantab/ist)
Nasional

26 Merek Beras Akui Oplosan, Kerugian Negara Ditaksir Capai Rp99 Triliun

Editor: Mahadi Sitanggang
16 Juli 2025 | 17:53 WIB

Kecurigaan akan praktik pengoplosan muncul dua bulan sebelumnya. Saat itu terjadi penurunan harga beras di tingkat petani, namun justru terjadi...

Read more

Berita Terbaru

Nasional

Cara Cek PIP Kemdikbud 2025: Simak 2 Langkah Mudahnya

17 Juli 2025 | 20:12 WIB
Ekonomi

Cara Ajukan Pinjaman KUR BRI 2025 Secara Online Lewat BRImo

17 Juli 2025 | 19:45 WIB
Siantar

Polemik Baru Transportasi Pematangsiantar, Terminal Tanjung Pinggir Wajib Dihuni Izin Bus AKAP/AKDP Terancam Dicabut

17 Juli 2025 | 19:11 WIB
Simalungun

30 ASN Pensiun, Pemkab Simalungun Serahkan Tali Asih

17 Juli 2025 | 13:39 WIB
Nasional

Profil dan Status Hukum Jurist Tan, Eks Stafsus Nadiem, dalam Kasus Korupsi Chromebook

17 Juli 2025 | 12:32 WIB
Nasional

26 Merek Beras Akui Oplosan, Kerugian Negara Ditaksir Capai Rp99 Triliun

16 Juli 2025 | 17:53 WIB
Nasional

Korupsi Pengadaan Laptop Rp1,98 Triliun: Nama Nadiem Makarim Terseret

16 Juli 2025 | 17:29 WIB
Siantar

607 Kursi SMP Negeri di Pematangsiantar Tak Terisi, Tanda Masalah yang Lebih Dalam

16 Juli 2025 | 17:04 WIB
Siantar

Ironi Pasar Horas: Sentra Ekonomi Pematangsiantar Masih Dihantui Masalah Sanitasi

16 Juli 2025 | 12:01 WIB
Simalungun

Pemkab Simalungun Bentuk Satgas Terpadu Atasi Premanisme dan Ormas Bermasalah

15 Juli 2025 | 07:54 WIB
Nasional

Lima Isu Politik-Hukum Terkini: Jokowi Singgung Agenda Besar di Balik Ijazah Palsu dan Isu Pemakzulan Gibran

15 Juli 2025 | 07:43 WIB
Siantar

Penyaluran Bantuan Pangan Beras 2025 di Pematangsiantar Tersendat, Akurasi Data Jadi Penghambat

14 Juli 2025 | 16:29 WIB

  • Kuki
  • Etika Perilaku
  • Hubungi Kami:
  • Karir
  • Layanan
  • Pedoman Siber
  • Peraturan Pers
  • Privasi
  • Tentang Kami
  • Redaksi

© 2025
PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
(PT. SIMANTAB INDONESIA) .
Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
☏ -
📧 [email protected]

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Home
  • Live TV
  • Headline
  • Nasional
    • Budaya
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sejarah
    • Teknologi
  • Sumut
    • Asahan Batu Bara
    • Binjai – Langkat
    • Dairi
    • Danau Toba
    • Deli Serdang
    • Karo
    • Labuhan Batu Raya
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • Tabagsel
  • Wisata
  • Dunia
  • Sehat
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Adventorial
  • Login

© 2025
PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
(PT. SIMANTAB INDONESIA) .
Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
☏ -
📧 [email protected]

rotasi barak berita hari ini danau toba

echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
';