KORAN SIMANTAB
17 Juli 2025 | 23:00 WIB
No Result
View All Result
  • Home
  • Live TV
  • Headline
  • Nasional
    • Budaya
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sejarah
    • Teknologi
  • Sumut
    • Asahan Batu Bara
    • Binjai – Langkat
    • Dairi
    • Danau Toba
    • Deli Serdang
    • Karo
    • Labuhan Batu Raya
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • Tabagsel
  • Wisata
  • Dunia
  • Sehat
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Adventorial
  • Login
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • HEADLINE
  • SUMUT
  • NASIONAL
  • KESEHATAN
  • KULINER
Beranda Sumut Siantar
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pematangsiantar menebar bibit ikan nila di belakang Masjid Al-Fatih Kelurahan Bah Kapul, Selasa (20/05/2025).(simantab/putra purba)

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pematangsiantar menebar bibit ikan nila di belakang Masjid Al-Fatih Kelurahan Bah Kapul, Selasa (20/05/2025).(simantab/putra purba)

Program Restocking Bibit Nila: Cermin Kegagalan Pengelolaan Sungai di Kota Pematangsiantar

Mahadi Sitanggang Editor: Mahadi Sitanggang
3 Juni 2025 | 15:42 WIB
Topik: Siantar
0

Ahli Ekologi Perairan/Iktiologi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Nur Rohim mengatakan, restocking hanyalah solusi di hilir dalam langkah-langkah penebaran bibit ikan nila ini sehingga  memicu kekhawatiran.

Pematangsiantar|Simantab – Upaya pemerintah daerah melalui program penebaran bibit ikan, atau restocking, kembali bergulir di Kota Pematangsiantar.

Melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pematangsiantar telah menebar bibit ikan nila di dua lokasi di Kecamatan Sitalasari: Jalan Lapangan Tembak Kelurahan Setia Negara dan Jalan Senang Tani, tepatnya di sungai belakang Masjid Al-Fatih Kelurahan Bah Kapul, Selasa (20/05/2025).

Lima packing bibit ikan telah ditebar di Jalan Lapangan Tembak, dengan perkiraan total seribu bibit lebih untuk kedua lokasi.

Kepala Bidang Perikanan dan Peternakan DKPP Pematangsiantar, Benny Sirait, menjelaskan bahwa program ini adalah bagian dari upaya daerah untuk menjaga kelestarian perairan sekaligus mendorong potensi ekonomi lokal.

“Ini semacam stimulus agar masyarakat, terutama karang taruna dan pihak kelurahan, terpacu untuk melaksanakan kegiatan budidaya dan ekonomi,” tutur Benny saat dikonfirmasi, Senin (02/06/2025).

Benny menuturkan  bahwa bibit ikan yang disebar berasal dari Balai Benih Ikan (BBI) milik DKPP Pematangsiantar sendiri, sehingga tidak ada proses karantina khusus karena tidak diambil dari luar pulau.

ADVERTISEMENT

Namun, anggaran untuk penyediaan bibit ini masuk dalam pos anggaran pengembangan perikanan, yang juga mencakup gaji pegawai, pembelian pakan, dan rehabilitasi kolam.

“Target kami, benih dari kita ini 250 ribu setahun. Kita sebar untuk petani, terus untuk restocking ikan,” jelas Benny.

Ia menyebut bahwa program restocking ini tidak dihitung anggaran spesifik per lokasi, melainkan bagian dari total target benih tahunan. Ia juga menyoroti potensi pengembangan ekowisata memancing.

“Nanti di sana bisa kita tata rapi pinggirannya, agar wisatawan atau tamu lokal bisa mancing-mancing,” imbuhnya.

Benny berharap, setelah penebaran ini, tidak ada lagi praktik penangkapan ikan dengan jala atau setrum untuk beberapa waktu, meskipun durasi pelarangannya diserahkan sepenuhnya kepada pihak kelurahan dan karang taruna.

“Kami hanya menyiapkan bibit. Setelah itu, urusan Karang Taruna dan pihak Kelurahan,” katanya.

Selain itu, program ini juga menunjukkan kelemahan mendasar dalam perencanaan dan evaluasi. Benny Sirait mengakui bahwa DKPP belum sampai pada kajian daya dukung lingkungan secara spesifik.

“Kalau aku pikir, kami itu belum sampai ke situ ya. Malah  kami (dinas pertanian) arahkan, sebelum itu besar itu udah harus dipancingi,” ujarnya,

Ia menunjukkan bahwa fokus masih pada penyediaan bibit dan pemanfaatan sesegera mungkin.

Ia membenarkan tanpa kajian daya dukung, overpopulasi bisa terjadi, menyebabkan kekurangan pakan dan masalah ekologis lainnya. Kekhawatiran ini mencerminkan kasus serupa di Danau Toba. Di sana populasi ikan tertentu menjadi berlebihan hingga sulit dikonsumsi atau dijual.

Tak hanya itu, minimnya pengawasan ilmiah juga menjadi sorotan. Ketika ditanya mengenai mekanisme monitoring atau evaluasi pasca-penyebaran, Benny Sirait mengatakan, tidak ada kajian ilmiah berkelanjutan untuk mengevaluasi efektivitas program dan dampak ekologisnya secara konkret.

Soal pengawasan saja diserahkan sepenuhnya kepada pihak kelurahan dan karang taruna tanpa indikator yang jelas.

“Saya pikir nggak sampai ke sana. Artinya gini, sudah disampaikan pimpinan kami kepada Karang Taruna dan pihak kelurahan itu untuk diperhatikan,”  ujarnya.

Restocking Nila, Solusi Instan yang Penuh Risiko

Ahli Ekologi Perairan/Iktiologi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Nur Rohim mengatakan, restocking hanyalah solusi di hilir dalam langkah-langkah penebaran bibit ikan nila ini sehingga  memicu kekhawatiran.

“Restocking hanya menyelesaikan masalah di hilir. Jika masalah utama seperti polusi, perusakan habitat, atau penangkapan ikan ilegal tidak ditangani, maka penebaran bibit ikan hanya akan menjadi solusi sementara yang tidak berkelanjutan,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Kritik Nur Rohim ini bukan tanpa alasan. Dia menggarisbawahi beberapa kelemahan mendasar yang sering terjadi dalam program restocking, khususnya dengan menggunakan spesies non-endemik seperti nila.

“Bibit ikan nila yang ditebar bukanlah spesies asli sungai-sungai di Pematangsiantar. Sebagai spesies introduksi yang dikenal adaptif dan agresif, nila berpotensi menjadi invasif. Mereka dapat bersaing ketat dengan ikan-ikan asli sungai untuk mendapatkan pakan dan ruang hidup,” ungkapnya.

Dalam skenario terburuk, nila bahkan bisa memangsa telur atau anakan ikan lokal, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kepunahan lokal pada spesies ikan endemik yang kurang kompetitif.

“Apabila bibit ikan nila yang disebar tidak melalui proses karantina dan pemeriksaan kesehatan yang memadai, ada risiko penyebaran penyakit atau parasit ke populasi ikan asli yang mungkin tidak memiliki kekebalan. Selain itu, bibit dari pembenihan massal kadang memiliki kualitas genetik yang kurang baik akibat perkawinan sedarah, yang bisa menurunkan daya tahan hidup mereka di lingkungan alami,” tuturnya.

Wacana ekowisata memancing yang diusung DKPP Pematangsiantar, kata Nur Rohim, memang menarik, dengan harapan masyarakat bisa menikmati kegiatan seperti “pancing massal”.

Namun, pertimbangan Nur Rohim, ekowisata yang berkelanjutan harus didasari pada prinsip konservasi ekologis yang kuat, bukan sekadar penambahan populasi ikan yang mungkin merusak keseimbangan alami.

“Melakukan restocking ibarat terus mengisi ember yang bocor tanpa pernah menambal lubangnya, pada akhirnya membuang-buang anggaran tanpa dapat di audit lebih dalam,” timpalnya.

Dosen Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan di Fakultas Pertanian USU ini mengingatkan, partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian sungai, serta edukasi tentang pentingnya ekosistem yang seimbang, adalah kunci keberhasilan jangka panjang.

“Pada akhirnya, keberhasilan program penyebaran bibit ikan tidak hanya diukur dari seberapa banyak bibit yang telah disebar, tetapi dari sejauh mana sungai mampu pulih, keanekaragaman hayati terjaga, dan kesejahteraan para pemburu ikan sungai dan penjala, serta meningkat secara berkelanjutan. Ini membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif, berbasis ilmiah, dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan,” pungkas Nur Rohim.(putra purba)

Tags: Ikan NilapematangsiantarPengelolaan SungaiProgram Restocking
ShareTweetSendShareSendSharePinScanShare
ADVERTISEMENT

Berita Terkait

Kondisi Terminal banyangan yang banyak dijumpai di sekitar Pasar Dwikora, Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Suka Dame, Kecamatan Siantar Utara, masih menjadi pilihan bus-bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) untuk beroperasi.(simantab/putra purba)
Siantar

Polemik Baru Transportasi Pematangsiantar, Terminal Tanjung Pinggir Wajib Dihuni Izin Bus AKAP/AKDP Terancam Dicabut

Editor: Mahadi Sitanggang
17 Juli 2025 | 19:11 WIB

Jika fasilitas terminal selesai, tapi PO Bus masih beroperasi di tengah kota, maka izinnya akan dicabut. Pematangsiantar|Simantab – Pemerintah Kota...

Read more
Kantor Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar.(putra purba)
Siantar

607 Kursi SMP Negeri di Pematangsiantar Tak Terisi, Tanda Masalah yang Lebih Dalam

Editor: Mahadi Sitanggang
16 Juli 2025 | 17:04 WIB

“Sudah dua tahun terakhir sekolah kami mengalami kekurangan siswa. Tahun ini, dari kuota 352 siswa, hanya 247 yang mendaftar, dan...

Read more
Gedung Pasar Horas Jaya Jl Asia.(simantab/putra purba)
Siantar

Ironi Pasar Horas: Sentra Ekonomi Pematangsiantar Masih Dihantui Masalah Sanitasi

Editor: Mahadi Sitanggang
16 Juli 2025 | 12:01 WIB

Sebagian pelaku usaha dan pengunjung pasar belum memiliki akses sanitasi memadai. Bahkan, ada yang membuang limbah langsung ke saluran drainase...

Read more
Kantor Dinsos P3A Kota Pematangsiantar.(simantab/putra purba)
Siantar

Penyaluran Bantuan Pangan Beras 2025 di Pematangsiantar Tersendat, Akurasi Data Jadi Penghambat

Editor: Mahadi Sitanggang
14 Juli 2025 | 16:29 WIB

Pemerintah kota menerapkan kebijakan fleksibel. Penerima bantuan yang tidak memenuhi syarat dapat digantikan dengan keluarga kurang mampu lain yang belum...

Read more

Berita Terbaru

Nasional

Cara Cek PIP Kemdikbud 2025: Simak 2 Langkah Mudahnya

17 Juli 2025 | 20:12 WIB
Ekonomi

Cara Ajukan Pinjaman KUR BRI 2025 Secara Online Lewat BRImo

17 Juli 2025 | 19:45 WIB
Siantar

Polemik Baru Transportasi Pematangsiantar, Terminal Tanjung Pinggir Wajib Dihuni Izin Bus AKAP/AKDP Terancam Dicabut

17 Juli 2025 | 19:11 WIB
Simalungun

30 ASN Pensiun, Pemkab Simalungun Serahkan Tali Asih

17 Juli 2025 | 13:39 WIB
Nasional

Profil dan Status Hukum Jurist Tan, Eks Stafsus Nadiem, dalam Kasus Korupsi Chromebook

17 Juli 2025 | 12:32 WIB
Nasional

26 Merek Beras Akui Oplosan, Kerugian Negara Ditaksir Capai Rp99 Triliun

16 Juli 2025 | 17:53 WIB
Nasional

Korupsi Pengadaan Laptop Rp1,98 Triliun: Nama Nadiem Makarim Terseret

16 Juli 2025 | 17:29 WIB
Siantar

607 Kursi SMP Negeri di Pematangsiantar Tak Terisi, Tanda Masalah yang Lebih Dalam

16 Juli 2025 | 17:04 WIB
Siantar

Ironi Pasar Horas: Sentra Ekonomi Pematangsiantar Masih Dihantui Masalah Sanitasi

16 Juli 2025 | 12:01 WIB
Simalungun

Pemkab Simalungun Bentuk Satgas Terpadu Atasi Premanisme dan Ormas Bermasalah

15 Juli 2025 | 07:54 WIB
Nasional

Lima Isu Politik-Hukum Terkini: Jokowi Singgung Agenda Besar di Balik Ijazah Palsu dan Isu Pemakzulan Gibran

15 Juli 2025 | 07:43 WIB
Siantar

Penyaluran Bantuan Pangan Beras 2025 di Pematangsiantar Tersendat, Akurasi Data Jadi Penghambat

14 Juli 2025 | 16:29 WIB

  • Kuki
  • Etika Perilaku
  • Hubungi Kami:
  • Karir
  • Layanan
  • Pedoman Siber
  • Peraturan Pers
  • Privasi
  • Tentang Kami
  • Redaksi

© 2025
PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
(PT. SIMANTAB INDONESIA) .
Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
☏ -
📧 [email protected]

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Home
  • Live TV
  • Headline
  • Nasional
    • Budaya
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sejarah
    • Teknologi
  • Sumut
    • Asahan Batu Bara
    • Binjai – Langkat
    • Dairi
    • Danau Toba
    • Deli Serdang
    • Karo
    • Labuhan Batu Raya
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • Tabagsel
  • Wisata
  • Dunia
  • Sehat
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Adventorial
  • Login

© 2025
PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
(PT. SIMANTAB INDONESIA) .
Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
☏ -
📧 [email protected]

rotasi barak berita hari ini danau toba

echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
';