Iklan JR Saragih

Harga Buah di Siantar Naik, Pedagang Jus Elus Dada

Siantar – Bukan hanya sembako yang merangkak tinggi, kini harga buah-buahan juga ikut naik. Seperti di Pasar Horas, Jalan Merdeka, Kota Pematangsiantar. 

Naiknya harga buah mempengaruhi konsumen, terutama di masa pandemi Covid-19. Terjadinya kenaikan harga buah kata pedagang, terlepas dari minimnya pasokan yang didatangkan sebagian dari Kota Berastagi.

Buah Pir seharga Rp 30 ribu per Kg dari harga sebelumnya Rp 25 ribu. Kemudian Jambu Air Rp 30 ribu dari Rp 20 ribu, Jambu Merah dari Rp 10 ribu menjadi Rp 20 ribu. Selanjutnya buah Jeruk dari sebelumnya Rp 15 ribu, kini menjadi Rp 20 ribu. 

Karena harga buah naik dan sepi pembeli, rata-rata pedagang di Pasar Horas terpaksa mengurangi pasokan kebutuhan berjualan.

“Nggak bisa stok banyak lagi, laku dikit aja sudah syukur. Mungkin karena faktor cuaca juga, maka buah mengalami kekosongan,” ujar Naomi Pasaribu, Sabtu (24/4/2021) siang.

BACA JUGA

Hati-hati, Ada Lubang Menganga di Depan Masjid Al-Hanif Siantar

Sapangambei Manoktok Hitei dalam Peristiwa Politik dan Pelayanan Publik

Biasanya kalau harga buah normal, kata Naomi, dia bisa menyediakan stok berkilo-kilo untuk didagangkan kepada penjual jus. Namun, karena kondisi saat ini, jangankan pedagang jus, konsumen pun jarang membeli.

“Yang biasanya mau datang kemari, ini tak mau ngambil. Cemanalah, mahal pula. Mencapai Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu sekarang,” jelas Naomi, seraya mengatakan harga kemungkinan turun usai Lebaran.

Sementara itu, Faridah seorang pembeli buah Pir di tempat Naomi mengatakan, dirinya terpaksa membeli buah meski mengalami kenaikan. Tapi, dia membeli dengan jumlah terbatas.

“Ya, gimana lagilah. Buah ini kan memang harus dikonsumsi, bagus buat vitamin supaya sehat kita. Kalau harganya naik kayak gini, jumlahnya yang kita beli kan bisa kita kurangi dari waktu biasa membeli,” ujarnya. 

Tingginya harga buah tersebut, membuat para pedagang minuman buah (jus) mengeluh. Seperti yang dialami, Desi, pedagang jus di Jalan Seram, Kecamatan Siantar Barat. Menurutnya, tingginya harga buah membuat dirinya tidak berjualan selama beberapa hari

“Bingung berapa lagi harus dijual. Satu gelas jusku Rp 5 ribu. Jika dijual Rp 6 ribu atau Rp 7 ribu, tentunya pembeli semakin sedikit. Karena pembeli tidak mengerti dengan naiknya harga buah. Bisa-bisa saya merugi, elus dada ajalah,” ungkapnya. (Yud)

Iklan RS Efarina

Tinggalkan Balasan