“Sudah dua tahun terakhir sekolah kami mengalami kekurangan siswa. Tahun ini, dari kuota 352 siswa, hanya 247 yang mendaftar, dan seluruhnya kami terima,” Kepala SMPN 3, Walman Sihombing.
Pematangsiantar|Simantab – Fenomena mengejutkan terjadi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 di Kota Pematangsiantar. Dari 14 Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri yang tersedia, sembilan di antaranya gagal memenuhi kuota penerimaan siswa baru, dengan total kekurangan mencapai 607 kursi.
Data Dinas Pendidikan menunjukkan beberapa sekolah mengalami kekurangan cukup besar. SMP Negeri (SMPN) 3 kekurangan 105 siswa, SMPN 5 sebanyak 101 siswa, dan SMPN 14 kekurangan 88 siswa. Sementara itu, lima SMP lainnya — yakni SMPN 1, 2, 4, 6, dan 7 — berhasil memenuhi kuota.
Kepala SMPN 3, Walman Sihombing, mengakui bahwa fenomena ini bukan hal baru. “Sudah dua tahun terakhir sekolah kami mengalami kekurangan siswa. Tahun ini, dari kuota 352 siswa, hanya 247 yang mendaftar, dan seluruhnya kami terima,” ujarnya, Rabu (16/7/2025).
Menurut Walman, lokasi sekolah yang berada di tengah kawasan pertokoan dan perkantoran membuat minat warga sekitar rendah. “Wilayah ini didominasi pensiunan. Tidak banyak keluarga muda dengan anak usia sekolah,” jelasnya. Akibatnya, mayoritas siswa justru berasal dari luar Kelurahan Martimbang, bahkan dari kecamatan lain.
Walman mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan daya tarik sekolah, seperti memperbaiki kedisiplinan guru, meningkatkan kesejahteraan pendidik, hingga merenovasi bangunan sekolah. Meski demikian, upaya ‘jemput bola’ dengan mendatangi rumah orang tua belum menghasilkan perubahan signifikan.
“Orang tua lebih memilih sekolah swasta yang lebih dekat atau madrasah. Kami tidak bisa melarang jika mereka memilih bersekolah di luar kota,” ujarnya pasrah.
Dinas Pendidikan: Minat ke SMP Negeri Masih Tinggi
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, Hamdani Lubis, membantah anggapan bahwa minat terhadap SMP negeri menurun. Ia menyebut bahwa dari total 4.061 lulusan SD negeri dan swasta, sebanyak 2.977 siswa (73,31%) memilih melanjutkan ke SMP negeri.
“Sisanya, 1.084 siswa (26,69%) masuk ke SMP swasta. Jadi, kalau dibilang minat ke sekolah negeri menurun, itu tidak tepat,” tegas Hamdani seusai menghadiri rapat paripurna DPRD, Senin (14/7/2025).
Ia menambahkan, walaupun fasilitas dan sarana perlu ditingkatkan, itu bukan faktor utama penurunan pendaftar di beberapa sekolah. “Kami sedang melakukan revitalisasi sekolah dan redistribusi guru agar lebih merata sesuai kebutuhan,” jelasnya.
Saat ditanya apakah penurunan angka kelahiran menjadi faktor, Hamdani belum dapat memastikannya. Namun ia menekankan bahwa 73,31% siswa lulusan SD tetap memilih SMP negeri.
Data BPS Ungkap Tren Penurunan Jumlah Murid SD
Terlepas dari klaim dinas, data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pematangsiantar mengindikasikan tren penurunan jumlah murid SD. Tahun 2024 mencatatkan 24.795 siswa, turun dari 25.352 pada 2023 dan 25.971 pada 2022. Penurunan ini bisa menjadi sinyal awal berkurangnya jumlah siswa yang siap masuk jenjang SMP di tahun-tahun mendatang.
Sementara itu, Dinas Pendidikan mencatat bahwa capaian PPDB tahun ini masih lebih baik dibanding tahun ajaran 2023/2024, di mana hanya 68% lulusan SD melanjutkan ke SMP negeri.
Kesimpulan: Kompleksitas di Balik Kursi Kosong
Fenomena ratusan kursi kosong di SMP negeri Pematangsiantar tak dapat dilihat dari satu sisi. Meski secara persentase minat terhadap SMP negeri masih dominan, faktor geografis, persepsi kualitas pendidikan, pilihan orang tua, hingga demografi, berperan besar dalam menentukan dinamika PPDB di kota ini.
Revitalisasi sekolah dan distribusi tenaga pendidik yang tepat bisa menjadi langkah awal, namun keberhasilan upaya ini tetap bergantung pada kepercayaan masyarakat yang harus terus dibangun.(putra purba)