Mereka menolak UU TNI yang baru disahkan. Mereka menilai, UU tersebut berpotensi mengembalikan dwifungsi TNI dan mengancam demokrasi
Pematangsiantar|Simantab – Siang kemarin, Rabu (26/03/2025), kobaran api ban bekas yang dibakar menambah “panas” amarah puluhan mahasiswa Universitas Simalungun (USI) di depan gerbang DPRD Pematangsiantar.
Di sana mereka berunjuk rasa. Aksi yang sempat tegang antara mahasiswa dengan aparat di gerbang besi kantor DPRD Pematangsiantar itu, menolak Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI), yang pengesahannya di Jakarta, Kamis (20/3/2025) lalu.
Mereka menilai, UU tersebut berpotensi mengembalikan dwifungsi TNI dan mengancam demokrasi.
Aksi ini berujung ricuh setelah massa mahasiswa mendobrak gerbang kantor DPRD dan terlibat aksi saling dorong dengan aparat kepolisian.
Pantuan Simantab di lokasi, aksi unjuk rasa dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Mereka meminta agar pimpinan DPRD Pematangsiantar menemui mereka untuk berdialog.
Namun, setelah beberapa saat menunggu, tidak ada tanda-tanda pimpinan DPRD yang bersedia menemui massa.
Hal ini memicu kemarahan mahasiswa. Mereka mencoba masuk ke dalam kantor DPRD, namun dihalangi oleh aparat kepolisian yang berjaga. Merasa diabaikan, emosi mereka jadi tak terbendung.
“Kami bukan pengemis! Kami datang untuk menyuarakan aspirasi rakyat,” teriak seorang orator, bermarga Siallagan.
Aksi saling dorong dengan aparat kepolisian tak terhindarkan. Seorang mahasiswa menyulut api, membakar ban bekas di atas aspal.
Aksi saling dorong berlanjut, hingga gerbang besi roboh. Massa mahasiswa berhasil masuk ke halaman kantor DPRD.
Anggota Komisi I DPRD Pematangsiantar, Patar Luhut Panjaitan, sempat menemui massa dan mengajak mereka berdiskusi. Namun, tawaran ini ditolak mahasiswa yang bersikeras ingin bertemu dengan pimpinan DPRD.
Kapolres Pematangsiantar, AKBP Sah Udur Sitinjak, kemudian turun tangan untuk meredakan situasi. Ia meminta massa mahasiswa untuk tidak merusak fasilitas kantor DPRD.
Di saat negosiasi antara massa aksi dan aparat kepolisian, seorang orator aksi, bermarga Saragih terus berorasi. Negosiasi jadi tidak berjalan lancar.
Setelah menunggu lama dan tidak ada tanda-tanda pimpinan DPRD akan datang, masa membubarkan diri dan berjanji akan kembali menggelar aksi dengan massa yang lebih besar.
“Kita akan melakukan aksi besok hari, jika tuntutan kami tidak direspon dengan baik, pagi akan hadir kembali,” tutup orator bermarga Saragih.
Sekira pukul 15.00 WIB, massa mahasiswa USI membubarkan diri.(putra purba)