Simantab, Online
Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) didirikan pada tanggal 27 Januari 1990 di kawasan perindustrian Jamu Jago, Srondol, Semarang Selatan. Jawa Tengah. MURI didirikan oleh Jaya Suprana demi menegakkan pilar-pilar kebanggaan nasional bangsa Indonesia agar bangsa Indonesia mampu dan mau menghargai karsa dan karya bukan bangsa asing, namun bangsa Indonesia.
Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) mencatat rekor pertamanya pada tanggal 14 Juli 1990 yaitu Pejalan Kaki Termuda, yang dipegang oleh Vinas V. Lindri Saputri umur 6 tahun dan menempuh jarak 55 Km Semarang-Jakarta selama 26 hari.
Jaya Suprana dibantu oleh Aylawati Sarwono, mendirikan Institut Prestasi Nasional yang merupakan manajemen profesional Museum Rekor Dunia Indonesia.
Dan jika anda ingin mencatatkan rekor di MURI maka anda cukup mengisi formulir yang ada di website MURI, www.muri.org. Setelah itu anda memilih menu, Pengajuan Penghargaan.
Di halaman pengajuan penghargaan ini, silahkan mengisi data data yang diminta seperti profil pemohon, kategori penghargaan dan deskripsi singkat tentang penghargaan yang diajukan dan profil singkat tentang pemegang penghargaan.
Pencatatan rekor sendiri terbagi oleh dua bagian yaitu mencatatkan rekor baru dan memecahkan rekor yang sudah sudah tercatat sebelumnya di Museum Rekor Dunia Indonesia
Marharoan Bolon Radiapo H Sinaga
Marharoan Bolon yang dicatatkan MURI pada tanggal 5 Agustus 2021 dengan nomor penghargaan 9965, dengan kategori Ketatanegaraan. Adapun nama rekoris yang tercatat di MURI adalah Radiapoh Hasiholan Sinaga, S.H., Bupati Simalungun dan H. Zonny Waldi, S.Sos., M.M., Wakil Bupati Simalungun.
Dalam situs muri.org dinayatakan sebagai berikut: Gerakan Marharoan Bolon Membangun Simalungun yang dicanangkan Bupati dan Wakil Bupati Simalungun adalah bagian program unggulan SiKerja dan SiBersih dalam visi dan misinya ketika Pilkada. Program membangun infrastruktur Simalungun dengan konsep Marharoan Bolon (gotong-royong) ini melibatkan seluruh komponen masyarakat. Di tingkat kecamatan, Camat adalah koordinator gerakan dan kepanitian dibentuk hingga di kelurahan maupun kenagorian. Pencanangan yang dimulai sejak 9 Mei 2021 sampai 2 Agustus telah memperbaiki jalan rusak sepanjang 317 kilometer yang memperlancar mobilitas masyarakat maupun transportasi hasil produksi pertanian ke pasar dan masih lebih 1.000 km lagi yang akan dikerjakan. Dampak ikutan yang tidak kalah penting adalah bangkitnya rasa peduli, rasa ikut memiliki serta empati masyarakat terhadap kondisi Pemda terkait pandemi saat ini dalam pembangunan.