Sumut  

Didukung GKPS, Investor Masih Menunggu Umbar Janji Bupati Simalungun

Tangkapan layar saat Bupati Simalungun Radiapo Hasiholan Sinaga berjanji urus dokumen dan ijin bagi Yayasan Diakonia GKPS Cikoko.
Tangkapan layar saat Bupati Simalungun Radiapo Hasiholan Sinaga berjanji urus dokumen dan ijin bagi Yayasan Diakonia GKPS Cikoko.

Simalungun – Di awal, sedikitpun tak ada keraguan dalam benak Ketua Yayasan Diakonia Sosial GKPS Cikoko (investor) St. Fredel Mardani Purba. Saat itu, sambutan Bupati Simalungun Radiapo Hasiholan Sinaga kepada mereka membuat semangat membara. Jika kalimat “Menyala Abangku” sudah dikenal, bisa jadi merekalah yang memviralkan sampai ke pelosok negeri, khususnya di Simalungun.

Sampai detik ini, kami masih menunggu sampai Pusat Retret yang akan menjadi kebanggan GKPS itu berdiri di sana”.

Bicara melalui sambungan telepon kepada Simantab, Rabu (09/10/2024), suara St. Fredel Mardani Purba masih terdengar menjaga asa.

Alih-alih menyerah hanya karena berbagai alasan dari Dinas PUPR Simalungun, St Fredel Mardani Purba mengajak dinas terkait di Simalungun untuk sama-sama memahami dasar pemanfaatan lokasi di sekitar Danau Toba, tetap dengan landasan hukum.

Janji Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga, yang disampaikan langsung di depan investor dan juga pengurus Sinode, September 2022, bagi mereka lebih dari janji tapi suatu bentuk garansi.

Dengan adanya garansi yang disampaikan langsung seorang Bupati itu, mereka berani mengikat kerjasama dengan pihak-pihak terkait agar investasi di lahan hibah seorang tokoh GKPS, SP Purba Sidadolok ke GKPS Cikoko Jakarta itu segera terwujud.

Garansi yang dimaksud tersebut, saat ini beredar dalam bentuk penggalan video Bupati Simalungun, langsung mengatakan mendukung bahkan akan mengejar siapa saja investor yang akan membangun di Simalungun. Soal dokumen sampai perijinan menjadi urusannya. Hanya saja, Radiapoh menegaskan soal dana bukan menjadi urusannya.

Bagaimana ya. Diakan berbicara sebagai Bupati bukan membawakan personnya pribadi. Kami sebagai investor harus percaya dengan ucapan resmi seorang Bupati. Tapi kalau tadi yang mengatakan itu, wakilnya, sekdanya atau kepala dinasnya, belum tentu kami yakin,” ujar St Fredel Mardani Purba.

Mendapatkan garansi langsung dari seorang Bupati Simalungun secepat itu, memacu mereka juga bergerak cepat. Ikat kerja sama dengan konsultan perencana dan konsultan teknik dilakukan, menunjukkan keseriusan dan kepercayaan kepada garansi Bupati tadi.

Masih kata St Fradel, salah satu konsultan yang mereka ajak kerjasama adalah Azana Hotel. Organisasi ini cukup berpengalaman mulai urusan regulasi hingga pembangunan fisik hotel, resort dan sejenisnya di Indonesia bagian Timur dan khususnya di Bali.

Mereka mulai melakukan survey lokasi sampai menguji jarak tempuh. Menggunakan angkutan darat mereka tempuh dari Bandara Kualanamu menuju Parapat. Dari icon pariwisata Simalungun itu, mereka menempuh jalur danau menuju tujuan, Penginapan Tuhulan Haranggaol, milik seorang tokoh Simalungun SP Purba Sidadolok.

GKPS Cikoko Jakarta secara sah sudah lebih 6 tahun menerima hibah itu. Ketururan SP Purba Sidadolok, juga sering mendorong agar penginapan Tuhulan di Haranggaol berfungsi dan bermanfaat bagi banyak orang.

Yayasan Diakonia Sosial GKPS Cikoko yang diketuai St. Fredel Mardani Purba, setelah mendapatkan peresetujuan dari Sinode GKPS, langsung membuat rencana. Sosialisasi ke masyarakat yang disambut positif dan meminta arahan dari Pemkab Simalungun yang berbuah garansi langsung dari Bupati. Semua kegembiraan itu dituangkan mereka dengan mengikat kerja sama dengan pihak pihak terkait di atas.

Adanya garansi Bupati Simalungun itu membuat kami tak ragu membayar jasa pengeboran tanah, jasa konsultan dari Azana Hotel hingga konsultan investasi untuk mengetahui kapan tercapai Break Event Poin (BEP). Kalau saya taksir, biaya kerja sama sampai operasional kami sudah mencapai Rp 600 juta,” ujar St Fredel.

Analisa BEP yang didapat, dalam satu tahun beroperasi, asset GKPS yang diawal disepakati bernama Hotel Tuhulan GKPS bisa menjadi sumber pendapat GKPS sebesar Rp1.5 miliar per tahun.

Terkait pendanaan yang ditegaskan Bupati Simalungun bukan menjadi urusannya, Yayasan Diakonia Sosial GKPS Cikoko sepakat dan memang sudah menyiapkan investasi kisaran Rp25 miliar hingga Rp30 miliar. Cara penggalangan dana sebesar itu, juga dilakukan murni oleh GKPS tanpa melibatkan atau kerjasama dengan investor asing.

Walau sebagai salah satu pengurus yayasan keagamaan, bukan berarti St Fredel Purba tidak terpancing rasa kesal, kecewa sampai sedikit emosi. Puncaknya, kata dia, terjadi saat dinas PUPR mengatakan, soal ijin bukan kewenangan Pemkab Simalungun.

Saat itu saya kesal sekali. Kami di yayasan ini bukan orang-orang bodoh jugalah yang tak tahu aturan. Sejak awal kami tahu, bukan kewenangan mereka keluarkan ijin. Mereka sebatas memberikan rekomendasi agar kami dapat ijin dari provinsi. Saya langsung ajak mereka mengingat janji Bupati Simalungun, bahwa dia sudah menjamin soal dokumen sampai perijinan urusan Bupati. Kalau sudah seorang Bupati secara resmi mengeluarkan jaminan itu, lalu kami mau menghadap siapa lagi di Simalungun. Kan begitu,” ujar St Fedel sembari mengulang ucapan Radiapo Hasihoaln Sinaga persis seperti dalam video.

Pihak PUPR Simalungun mengatakan, masih kata dia, Bupati Simalungun tidak mengeluarkan rekomendasi karena adanya aturan tentang sempadan sungai dan garis sempadan danau. Namun dalam aturan yang dimaksud, Permen PUPR RI No 28/PRT/M/2015 tetap memberi izin pembangunan di lokasi dimaksud bagi kebutuhan olah raga, pariwisata, kegiatan kubudayaan dan keagamaan diatur dalam Pasal 23.

Saya gak tahu ya, apakah mereka membaca semua isi Permen itu atau tidak. Kalau masalahnya dengan nama hotel, kami sepakat mengganti sebagai Pusat Retret GKPS. Walau GKPS punya asset di beberapa tempat, apalagi di Simalungun, tapi kami belum punya Pusat Retret. Inilah momen yang tepat, rencana Hotel Tuhulan GKPS menjadi Pusat Retret GKPS,” kata St Fredel.

Namun sayangnya, tetap saja Pemkab Simalungun belum memberikan reaksi berarti. Malah, Pemkab Simalungun hanya menyarankan mereka pergi ke Pemprovsu mengurus ijin tersebut. Arahan itu menurut St Fredel Mardani Purba semakin absurd. Jikapun mereka ke Pemprovsu, mereka akan diminta menujukkan rekomendasi dari Pemkab Sumalungun. Rekomendasi itu yang belum juga dikeluarkan oleh Radiapoh Hasiholan Sinaga.

Dia juga tidak mau membanding-bandingkan banyaknya bangunan komersil yang berdiri di kawan Danau Toba, yang nyata melanggar aturan. Dia hanya fokus mengejar pekerjaan yang sudah digaransi Bupati Simalungun itu tapi masih terbentur soal rekomendasi dari Pemkab Simalungun.

Walau demikian, Ketua Yayasan Diakonia Sosial GKPS Cikoko St. Fredel Mardani Purba masih optimistis Pusat Retret GKPS di Tuhulan Haranggaol sana terlaksana.

Asset itu akan menjadi kebanggaan kami warga GKPS. Itu bagian tempat yang kami rindukan sejak lama. Seluruh warga GKPS dan Sinode akan menyambut pembangunan Lokasi Retret GKPS di Bumi Simalungun. Saatnya akan tiba,” harap St. Fredel Mardani Purba

Iklan RS Efarina