Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut gencatan senjata sebagai “kemenangan bersejarah” bagi negaranya.
Timur Tengah|Simantab – Perang panas antara Israel dan Iran selama 12 hari akhirnya berakhir dengan gencatan senjata, namun kedua belah pihak tetap saling mengklaim sebagai pemenang.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut gencatan senjata sebagai “kemenangan bersejarah” bagi negaranya. Dalam pidato televisi berdurasi hampir 10 menit yang disiarkan Rabu (25/06/2025), Netanyahu menegaskan keberhasilan pasukan Israel dalam menggagalkan ambisi nuklir Iran.
“Kami telah meraih kemenangan bersejarah yang akan dikenang oleh generasi mendatang. Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir. Jika mereka mencoba membangunnya kembali, kami akan bertindak dengan kekuatan yang sama,” tegas Netanyahu seperti dikutip dari AFP.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, atas dukungannya.
“Israel berterima kasih kepada Presiden Trump dan Amerika Serikat atas dukungan pertahanannya, serta partisipasi mereka dalam menyingkirkan ancaman nuklir dari Iran,” ujarnya.
Iran Balik Klaim Kemenangan
Di pihak lain, Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, juga menyatakan negaranya sebagai pemenang dalam konflik ini. Dalam pidato di hadapan warga di Teheran, ia menyebut perang 12 hari sebagai ujian kekuatan dan tekad rakyat Iran.
“Setelah perlawanan heroik dari bangsa besar ini, kita menyaksikan gencatan senjata dari perang yang dipaksakan kepada kami oleh petualangan dan provokasi Israel,” kata Pezeshkian seperti dilansir CNN.
IRIB dan Press TV, media resmi pemerintah Iran, melaporkan ribuan warga tumpah ruah di jalan-jalan ibu kota untuk merayakan berakhirnya konflik. Mereka menggelar “pertemuan kemenangan” di berbagai wilayah sebagai bentuk perayaan sekaligus pernyataan penolakan terhadap agresi Israel.
“Orang-orang dari berbagai kalangan bersatu dalam perayaan dan penentangan atas perang,” tulis Press TV dalam siarannya.
Pertempuran yang Tak Menentukan
Meski kedua negara mengklaim kemenangan, para pengamat menilai perang 12 hari ini lebih menunjukkan adu kekuatan simbolik daripada keberhasilan militer murni. Gencatan senjata disambut dunia sebagai langkah menurunkan ketegangan di Timur Tengah, namun potensi konflik di masa depan tetap membayangi.(*)