“Sudah 20 tahun lebih kami tidak pernah merasakan jalan ini bagus. Kendaraan roda dua sering bocor karena bebatuan tajam. Saat hujan deras, lubang jalan tertutup air sehingga pengendara kerap terjatuh,”Dimas Pramana.
Simalungun|Simantab – Selama lebih dari dua dekade, warga Desa Laras Dua di Kabupaten Simalungun hidup dalam kesulitan akibat jalan utama yang rusak parah. Jalur penghubung menuju objek wisata pemandian alam Karang Anyer ini gagal menjadi sarana pendukung ekonomi dan pariwisata, justru menjadi sumber penderitaan masyarakat.
Ketua Umum Komunitas Relawan Jokowi-Prabowo Sumut, Muhammad Dimas Pramana, mengungkapkan kekecewaan yang telah lama dirasakan warga.
“Sudah 20 tahun lebih kami tidak pernah merasakan jalan ini bagus. Kendaraan roda dua sering bocor karena bebatuan tajam. Saat hujan deras, lubang jalan tertutup air sehingga pengendara kerap terjatuh,” keluhnya, Rabu (30/7/2025).
Janji perbaikan sebenarnya pernah muncul dua tahun lalu pada masa kepemimpinan bupati sebelumnya. Jalan ini sempat diukur, namun tidak berlanjut ke tahap perbaikan.
“Kami sudah lelah menunggu janji. Kami hanya ingin jalan ini diperbaiki agar aktivitas warga lancar,” kata Dimas.
Kerusakan jalan juga berdampak pada sektor pariwisata. Wisatawan enggan datang karena akses yang buruk, membuat ekonomi warga sekitar tercekik.
“Potensi alam kita besar, tapi terhambat hanya karena infrastruktur yang tidak kunjung diperbaiki,” tambahnya.
Dimas berharap kepemimpinan bupati saat ini memprioritaskan perbaikan jalan tersebut. “Ini akses vital. Kalau pemerintah serius membangkitkan ekonomi daerah, perbaikan jalan Laras Dua harus jadi program utama,” ujarnya.
Dimas menegaskan masyarakat tidak lagi ingin mendengar janji tanpa bukti.
“Kami ingin tindakan nyata, bukan survei atau pengukuran yang ujungnya hilang,” tegasnya.
Dinas PUTR: Anggaran Terbatas, Perbaikan Sementara
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUTR Simalungun, Agus Sinaga, mengakui kerusakan jalan dan menyebutkan kendala utama adalah keterbatasan anggaran.
“Kami memahami keluhan warga, tapi kemampuan anggaran terbatas sehingga tidak semua usulan bisa langsung terakomodasi,” katanya.
Agus menjelaskan bahwa pengukuran jalan dua tahun lalu merupakan tahap perencanaan teknis.
“Setiap usulan harus melalui survei dan pengukuran detail untuk mendapatkan data akurat. Namun, pelaksanaan bergantung pada persetujuan dan alokasi anggaran,” jelasnya.
Sebagai langkah darurat, dinas akan melakukan penimbunan lubang dan perataan jalan di titik kritis, terutama menjelang musim hujan.
“Ini hanya penanganan sementara untuk mengurangi risiko kecelakaan dan sedikit melancarkan aktivitas warga,” ujarnya.
Agus menambahkan bahwa usulan perbaikan akan kembali diajukan dalam Musrenbang tahun depan.
“Kami tidak tinggal diam dan terus mencari solusi agar jalan ini mendapatkan persetujuan anggaran dan segera diperbaiki,” tandasnya.(putra purba)