Jembatan Bah Hilang Penghubung Tiga Nagori Di Simalungun Resmi Berfungsi Dan Kembali Memperlancar Aktivitas Warga Setelah Sempat Putus Akibat Banjir.
Simalungun|Simantab – Jembatan Bah Hilang yang menghubungkan Nagori Dolok Hataran, Silau Malaha, dan Silau Manik di Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, akhirnya dapat kembali digunakan sejak Selasa (2/12/2025). Pembangunan jembatan ini dikerjakan melalui anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) tahun 2025 oleh BPBD Simalungun sebagai respons cepat pemerintah terhadap kerusakan infrastruktur akibat banjir bandang.
Kerusakan jembatan sebelumnya membuat aktivitas warga terhambat. Jalan memutar sejauh 7 sampai 10 kilometer menjadi satu-satunya pilihan untuk menuju ke pusat kecamatan maupun ke ladang. Jembatan sepanjang sekira 12 meter itu merupakan akses utama tiga nagori sehingga kerusakannya memutus total mobilitas masyarakat.
Pangulu Dolok Hataran, Suhardi, menyampaikan rasa lega setelah jembatan tersebut selesai dibangun dan dinilai lebih aman untuk dilintasi.
“Sudah kokoh jembatan kita. Terima kasih kepada pemerintah yang cepat tanggap memperbaiki akses antar nagori ini,” ujarnya, Senin (8/12/2025).
Ia menyebut jembatan lama kerap roboh saat terjadi banjir besar, membuat warga khawatir terutama ketika harus melintas menggunakan jembatan darurat yang tidak aman. Dengan konstruksi baru yang lebih tinggi dan kuat, ia berharap kejadian serupa tidak terulang. Sekitar 450 kepala keluarga kini sudah dapat kembali beraktivitas normal.
Warga Huta Sidomulyo Tengah, Sucipto, juga merasakan langsung perubahan setelah jembatan kembali dibuka.
“Dulu mau ke pasar saja memutar jauh. Sekarang sudah lancar lagi, sudah bisa pakai motor,” katanya.
Menurutnya, keberadaan jembatan tersebut sangat membantu anak sekolah yang sebelumnya terpaksa melintas di atas titian darurat dari kayu yang licin saat hujan. Ia berharap pemerintah terus memperhatikan infrastruktur pedesaan karena akses yang baik sangat mempengaruhi perekonomian warga.
Warga Silau Manik, Jekson Saragi, mengapresiasi langkah cepat pemerintah namun meminta agar pemeliharaan tidak diabaikan.
“Tiangnya lebih besar dan konstruksinya lebih kuat. Tapi jangan hanya dibangun lalu dibiarkan. Harus ada pengecekan rutin,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa jembatan tersebut merupakan jalur vital bagi petani yang membawa hasil panen seperti padi, jagung, dan hasil kebun. Kerusakan jembatan, menurutnya, berdampak langsung pada biaya angkut dan harga jual produk.
Ia juga berterima kasih atas peninjauan Bupati Simalungun Anton Achmad Saragih dan Wakil Bupati Benny Gusman Sinaga yang menindaklanjuti perbaikan jembatan itu.
Dengan berfungsinya kembali jembatan Bah Hilang, warga berharap pembangunan infrastruktur di Kecamatan Siantar semakin diprioritaskan. Jembatan yang kini kokoh tidak hanya memudahkan mobilitas, tetapi juga menjadi bukti kehadiran pemerintah dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
Tokoh masyarakat, pangulu, dan warga sepakat bahwa pembangunan ini memberi harapan baru bagi tiga nagori. Aktivitas warga (mulai dari mengangkut hasil panen, mengantar anak sekolah, hingga kegiatan sosial) kini dapat kembali berjalan normal tanpa hambatan.(Putra Purba)







