Kasus keracunan MBG di Lembang akibat nitrit tinggi jadi pelajaran bagi daerah lain, termasuk Sumut, untuk memperketat pengawasan pangan anak sekolah.
Jakarta|Simantab – Kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menjadi sorotan nasional. Hasil investigasi Badan Gizi Nasional (BGN) menyebut, penyebab utama insiden tersebut adalah tingginya kadar nitrit dalam menu makanan yang disajikan kepada siswa.
Ketua Tim Investigasi Independen BGN, Arie Karimah Muhammad, menjelaskan bahwa senyawa nitrit ditemukan dalam berbagai komponen hidangan, mulai dari tumis pakcoy hingga nasi putih. Pemeriksaan dilakukan secara kualitatif dengan metode rapid test, yang hasilnya menunjukkan kadar nitrit paling tinggi berasal dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cibodas 2.
“Hasil uji menunjukkan bahwa kadar nitrit di menu dari SPPG Cibodas 2 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan SPPG Kayu Ambon,” kata Arie dalam keterangan resmi, Senin (10/11/2025).
Arie menjelaskan, tingginya kadar nitrit itu berkaitan langsung dengan banyaknya siswa yang mengalami gejala keracunan. Sebanyak 236 siswa dari SPPG Cibodas 2 dilaporkan jatuh sakit, sedangkan di SPPG Kayu Ambon hanya 44 siswa.
Penyelidikan juga menemukan adanya masalah dalam proses pengolahan dan distribusi makanan. Menu dari dapur Cibodas 2 diketahui selesai dimasak sekitar pukul 02.00 dini hari, namun baru dikirim ke sekolah sekitar pukul 06.30 WIB.
“Jeda waktu itu memungkinkan terjadinya perubahan alami dari nitrat menjadi nitrit akibat suhu ruang,” jelas Arie.
Menurut BGN, nitrit memang merupakan senyawa yang secara alami ada dalam tanaman dan tanah, tetapi kadarnya bisa meningkat karena penggunaan pupuk berlebih atau bahan pengawet tertentu. Dalam jumlah tinggi, nitrit bisa memicu gejala keracunan, seperti mual, pusing, hingga gangguan pernapasan.
Pada dapur SPPG Kayu Ambon, hasil uji menunjukkan positif nitrit hanya pada tumis pakcoy bawang putih. Menu di dapur ini terdiri atas nasi putih, ayam betutu Bali, tahu goreng, tumis pakcoy, dan pisang.
Sementara itu, dapur SPPG Cibodas 2 menunjukkan hasil positif nitrit hampir di seluruh menu, termasuk nasi putih, tumis wortel, jagung mini (putren), dan kembang kol. Menu lengkapnya mencakup nasi putih, ayam giling bola-bola, tumis wortel, jagung mini, kembang kol, dan buah lengkeng.
Dengan temuan ini, BGN menegaskan bahwa penyebab keracunan bukan berasal dari kualitas air, melainkan dari peningkatan kadar nitrit dalam makanan akibat proses penyimpanan yang terlalu lama di suhu ruang.
Insiden di Lembang itu menjadi perhatian pemerintah daerah lain, termasuk di Sumatera Utara. Program Makan Bergizi Gratis sendiri sudah mulai diperkenalkan di beberapa kabupaten/kota di provinsi ini, termasuk untuk mendukung ketahanan gizi anak sekolah.
Pemerhati pendidikan di Pematangsiantar menilai, kasus di Jawa Barat harus dijadikan pelajaran penting agar pengawasan terhadap makanan anak sekolah dilakukan lebih ketat.
“Program ini bagus untuk menekan angka stunting dan kekurangan gizi, tetapi faktor kebersihan dan keamanan pangan tidak boleh diabaikan,” kata salah satu aktivis pendidikan lokal.
Arie menambahkan, pengawasan distribusi makanan perlu diperkuat di seluruh wilayah pelaksana program MBG. “Standar waktu antara proses memasak dan pengiriman harus dipatuhi agar kandungan gizi tetap aman dikonsumsi,” ujarnya.
Nitrit adalah senyawa kimia yang mengandung ion NO₂⁻ (nitrit) — turunan dari nitrat (NO₃⁻) yang sering ditemukan secara alami di tanah, air, dan tumbuhan.
Dalam konteks pangan dan kesehatan, nitrit punya dua sisi:
-
🔹 Secara alami:
-
Nitrit terbentuk dari proses alami ketika nitrat dalam sayuran berubah menjadi nitrit akibat aktivitas mikroorganisme atau penyimpanan pada suhu ruang.
-
Tanaman seperti bayam, selada, atau pakcoy bisa mengandung nitrat dan sedikit nitrit secara normal.
-
-
🔹 Dalam industri pangan:
-
Nitrit sering digunakan sebagai bahan pengawet pada daging olahan (misalnya sosis, ham, atau kornet) untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Clostridium botulinum dan untuk mempertahankan warna merah daging.
-
-
🔹 Bahaya bagi tubuh:
-
Jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi, nitrit dapat bereaksi dengan senyawa lain di tubuh membentuk nitrosamin, yang bersifat toksik dan karsinogenik (pemicu kanker).
-
Dalam jangka pendek, kadar tinggi bisa menyebabkan keracunan akut — gejalanya seperti mual, pusing, muntah, dan sulit bernapas karena nitrit menghambat kemampuan darah membawa oksigen (methemoglobinemia).
-
Jadi, nitrit bukan selalu berbahaya, tetapi berisiko jika kadarnya terlalu tinggi, terutama bila makanan disimpan lama pada suhu ruang atau menggunakan bahan pengawet yang tidak sesuai aturan.(*)







