Pariaman – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan pohon dapat mengurangi risiko bencana di pantai, seperti abrasi maupun tsunami.
Hal itu dia katakan saat berada di Sumatra Barat pada Selasa (6/4/2021). Di sana dia melakukan penanaman pohon di Pantai Kata, Kota Pariaman.
Penanaman pohon tak hanya memperkuat mitigasi ancaman bahaya tsunami berbasis vegetasi, tetapi juga dapat mengurangi dampak abrasi akibat gelombang laut.
Kawasan Pantai Kata merupakan wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap bahaya tsunami.
Dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan tanah yang landai sejauh 2 kilometer dari pesisir laut dibutuhkan vegetasi pelindung sebagai penahan dan pemecah gelombang tsunami.
Ma’ruf Amin menyatakan bahwa pohon dapat mengurangi risiko bencana di pantai, seperti abrasi maupun tsunami.
Baca juga:
- Perintah Jokowi untuk Penanganan Bencana di NTT
- Diterjang Banjir Bandang, 11 Warga Lembata NTT Meninggal
“Penanaman pohon di tepian pantai sebagai salah satu cara mengurangi risiko bencana,” ucapnya, sesuai rilis diterima Simantab.com dari Raditya Jati selaku Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Penanaman pohon juga dilakukan bersama dengan Sekretaris Utama BNPB, Menteri PUPR, Menteri Kesehatan, Menteri Perdagangan, Gubernur Sumatera Barat, Wali Kota Pariaman dan didampingi oleh anggota Komisi VIII DPR RI serta anggota DPRD Kota Pariaman.
Bibit yang ditanam adalah 300 pohon ketapang, 100 pohon pule, dan 100 pohon pinago, selanjutnya akan ditanami 1.300 pohon pinago secara bertahap.
Jenis pohon tersebut dipilih karena dinilai memiliki keunggulan, seperti usia yang lebih panjang, batang yang tinggi, dan lebih kokoh sehingga juga bermanfaat menahan abrasi dan gelombang laut.
Pemerintah daerah dan masyarakat diharapkan bisa merawatnya. Dengan harapan pohon tersebut bisa tumbuh dan memberi manfaat mengurangi risiko bencana.
Terutama daerah pesisir pantai Pariaman rawan dengan tsunami dan abrasi. Apalagi ancaman bencana tidak bisa diprediksi kejadiannya, mengingat daerah Sumatra Barat menjadi daerah rawan bencana. ()