
Kelangkaan BBM Di Pematangsiantar Belum Pulih, Antrean Panjang Terjadi Di SPBU Dan Harga Eceran Melonjak Sementara Warga Mengeluhkan Tangki Siluman Serta Lambatnya Distribusi.
Pematangsiantar|Simantab – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kota Pematangsiantar belum sepenuhnya pulih meski suplai mulai kembali mengalir sejak Minggu (30/11) malam. Hampir sepekan terakhir, warga masih menghadapi antrean panjang di berbagai SPBU, sementara harga di tingkat pengecer melonjak tajam.
Gangguan distribusi terjadi sejak banjir dan longsor melanda wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) pada 24 November 2025. Putusnya jalur lintas menghambat mobilitas truk pengangkut BBM menuju sejumlah kota di Sumatera Utara, termasuk Pematangsiantar. Kondisi itu menyebabkan stok, terutama Pertalite, kosong di banyak titik dan membuka ruang bagi pengecer menaikkan harga hingga dua kali lipat.
Pantauan Simantab pada Senin (1/12/2025), antrean terlihat sejak pagi di enam SPBU yang beroperasi di kota ini. Ratusan kendaraan roda dua dan roda empat mengular hingga puluhan meter. Di beberapa lokasi, warga rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan sisa Biosolar, sementara Pertalite, Solar, dan Pertamax kembali dinyatakan kosong.
Distribusi Terhambat, Pemko Sebut Stok di Depot Aman
Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Pematangsiantar, Sari Dewi R. Damanik, menegaskan bahwa kelangkaan BBM bukan disebabkan stok habis di Depot Pertamina Pematangsiantar, melainkan terputusnya jalur utama distribusi.
Menurutnya, pasokan yang biasanya datang dari Tebingtinggi dialihkan melalui jalur alternatif setelah akses menuju Sibolga tersendat total. “Pemko bersama Wali Kota dan Forkopimda telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan Pertamina untuk membuka suplai alternatif, termasuk melalui Terminal BBM Dumai,” ujarnya.
Ia menyebut, Pertamina telah memperkuat stok setelah tanker yang membawa Pertalite dan Pertamax berhasil bersandar di Medan. Selain itu, sekitar 90 persen SPBU di wilayah Sumatera sudah kembali beroperasi, meski pasokan LPG di Aceh masih terkendala dan membutuhkan dukungan dari Dumai.
Pemko, katanya, terus mengawal tambahan armada mobil tangki dari Sumbagsel, Jawa, dan Kalimantan untuk mempercepat suplai ke Sumut. “Kita berharap beberapa hari ke depan distribusi kembali normal,” tambahnya.
Tangki Siluman dan Lonjakan Harga Eceran
Di tengah kelangkaan, warga mengeluhkan munculnya praktik kendaraan modifikasi atau tangki siluman yang diduga melakukan pengisian berulang di SPBU. Erwin Naibaho (47), warga Kelurahan Bantan, menyebut antrean kali ini yang terparah.
“Panjang kali antreannya. Aktivitas kami terganggu. Yang bikin tambah kesal, ada saja tangki siluman yang masuk,” ujarnya di SPBU Jalan Melanthon Siregar.
Ia meminta Polres Pematangsiantar melakukan penertiban dan mendorong penerapan yang lebih ketat pada sistem barcode MyPertamina agar tidak ada lagi pengisian tidak wajar.
Keluhan serupa disampaikan Dodi Sinaga (39), warga Kelurahan Bah Kapul. Ia mengaku harga Pertalite eceran di wilayahnya melonjak drastis. “Biasanya Rp12 ribu per botol kecil, sekarang jadi Rp15 ribu sampai Rp18 ribu. Kalau SPBU kosong, terpaksa beli di luar, tapi harganya sudah tidak masuk akal,” keluhnya. Ia berharap pemerintah menindak praktik jual beli BBM yang dianggap memanfaatkan situasi.
Pertamina: Suplai Dipulihkan Bertahap
Pjs. Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Romi Bahtiar, memastikan suplai ke wilayah Sumatera Utara terus dipulihkan secara bertahap. Ia menyebut sebagian akses darat masih terputus, namun penyaluran tetap berjalan dan stok dinyatakan aman.
Sebagai langkah percepatan, sejumlah SPBU di beberapa daerah, terutama Medan, dioperasikan selama 24 jam. Pertamina juga menambah jumlah awak mobil tangki dari berbagai wilayah untuk mempercepat pengiriman.
“Sebagian SPBU yang sebelumnya terhambat sudah masuk dalam proses suplai ulang. Pengiriman dilakukan segera setelah jalurnya memungkinkan,” ujarnya.
Pertamina juga mengaktifkan kembali sekitar 90 persen SPBU di Sumatera dan menyalurkan bantuan untuk warga terdampak bencana melalui program CSR. Pengiriman LPG, katanya, tetap dilakukan melalui jalur yang masih bisa dilewati.
“Kami pastikan layanan energi tetap berjalan. Pertamina hadir memastikan masyarakat mendapatkan BBM dan LPG di tengah situasi bencana,” ungkapnya.(Putra Purba)






