Mempawah, Kalimantan Barat – Mangrove adalah ekosistem yang sering diabaikan, namun memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan lingkungan pesisir. Di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, mangrove bukan hanya sekadar barisan pepohonan yang menghiasi pesisir pantai, tetapi juga benteng alami yang melindungi wilayah dari abrasi, intrusi air laut, dan dampak buruk perubahan iklim. Namun, apakah kita sudah benar-benar memaksimalkan peran mangrove dalam perencanaan wilayah dan pembangunan berkelanjutan?
Sebagai bagian dari perencanaan wilayah, kawasan mangrove harus ditempatkan dalam zona konservasi yang dilindungi secara tegas melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Mempawah, dengan potensi besar pada sektor pesisirnya, memiliki peluang untuk menjadikan mangrove sebagai salah satu aset utama dalam strategi pembangunan kota yang resilien. Mangrove mampu menyerap emisi karbon dalam jumlah besar, sehingga memberikan kontribusi nyata terhadap mitigasi perubahan iklim, sesuai dengan komitmen global pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Lebih dari itu, mangrove juga menawarkan potensi ekonomi yang dapat mendukung kesejahteraan masyarakat. Melalui ekonomi kreatif, masyarakat lokal dapat mengembangkan produk-produk berbasis mangrove, seperti makanan olahan, kerajinan tangan, hingga produk kosmetik. Tidak hanya itu, ekowisata mangrove dapat menjadi daya tarik tersendiri yang menghubungkan aspek konservasi dan pemberdayaan ekonomi. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam sembari belajar tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove.
Namun, potensi besar ini tidak akan berarti tanpa pengelolaan yang terencana dan berkelanjutan. Tantangan seperti alih fungsi lahan, penebangan liar, dan rendahnya kesadaran masyarakat masih menjadi ancaman nyata bagi kelangsungan mangrove di Mempawah. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan para pemangku kepentingan lainnya sangat dibutuhkan. Pendekatan partisipatif, di mana masyarakat dilibatkan secara langsung dalam pengelolaan mangrove, dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi tantangan ini.
Dalam konteks perencanaan wilayah, integrasi mangrove sebagai bagian dari strategi pembangunan harus dilihat sebagai langkah jangka panjang yang menguntungkan. Kota yang resilien adalah kota yang mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan sosial, tanpa mengorbankan keberlanjutan. Mangrove di Mempawah adalah peluang, bukan hanya sebagai solusi ekologi, tetapi juga sebagai fondasi untuk membangun masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.
Jika kita serius ingin mencapai kota yang resilien dan berkelanjutan, maka sudah saatnya kita melihat mangrove tidak hanya sebagai bentang alam, tetapi sebagai investasi vital bagi keberlanjutan wilayah. Mempawah, dengan segala potensinya, memiliki peluang besar untuk menjadi contoh nyata bagaimana harmoni antara manusia dan alam dapat terwujud melalui perencanaan yang matang dan tindakan nyata.