Naturalisasi pemain Eropa berdampak peningkatan kualitas kepada tim Indonesia. Ada banyak pemain berdarah Belanda-Indonesia yang menjadi bagian dari seleksi
Jakarta|Simantab – Jumlah penduduk Indonesia di atas 300 juta jiwa dan mayoritas penggemar sepak bola, jadi motivasi Patrick Kluivert sebagai pelatih. Peluang Tim Garuda masuk Piala Dunia sangat terbuka.
Peluang itu, kata mantan penyerang Timnas Belanda ini, tidak lepas dari pelatih Shin Tae-Yong.
Alasan lain, kata pemain yang pernah merumput di FC Barcelona itu, banyak pemain naturalisasi berdarah Belanda di Timnas Indonesia.
“Naturalisasi pemain Eropa berdampak peningkatan kualitas kepada tim Indonesia. Ada banyak pemain berdarah Belanda-Indonesia yang menjadi bagian dari seleksi,” ungkapnya baru-baru ini kepada De Telegraaf.
Menjadi pelatih timnas, Patrick Kluivert didampingi asistennya Landzaat dan Pastoor. Keyakinan mereka timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia di Amerika, Meksiko, dan Kanada karena sebelumnya Indonesia pernah Piala Dunia pada 1938, saat masih dikuasai Hindia Belanda
Penuh percaya diri, Kluivert membeberkan alas an PSSI tertarik merekrutnya menjadi pelatih.
“Saya memahami mereka memilih saya karena kombinasi dari pengalaman saya di sepak bola global, semangat, dan kualitas kepemimpinan,” ujarnya.
“Selain itu, (PSSI memilih) karena pengalaman saya dengan Timnas Curacao dan Kamerun serta sebagai direktur olahraga di PSG dan kepala pelatikan di FC Barcelona,” sambung Kluivert.
Kluivert juga membeberkan alasan PSSI tertarik bekerja sama dengannya, yaitu karena dia memiliki pengalaman dengan Timnas Curacao dan Kamerun.
“Saya memahami mereka memilih saya karena kombinasi dari pengalaman saya di sepak bola global, semangat, dan kualitas kepemimpinan,” ujarnya.
“Selain itu, (PSSI memilih) karena pengalaman saya dengan Timnas Curacao dan Kamerun serta sebagai direktur olahraga di PSG dan kepala pelatihan di FC Barcelona,” sambung Kluivert.
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir pernah mengungkapkan mengapa dia memercayai pelatih dari Belanda.
Adanya kesamaan budaya dan komunikasi Belanda-Indonesia, dan banyaknya pemain Timnas Indonesia yang tumbuh besar di Belanda, mejadi dasar.
“Ya banyak pilihan, bisa Italia, bisa Spanyol, tapi kan tentu dengan jeda 2,5 bulan kita harus berusaha menjaga dinamika. Dinamika yang ada selama ini mengenai kultur,” jelas Erick, dikutip dari siaran langsung Youtube PSSI.