Monumen sosok penting dalam sejarah Simalungun ini, telah rampung dibangun dan diresmikan.
Pematangsiantar|Simantab – Suatu penanda sejarah dan kebanggaan baru kini berdiri megah di Kota Pematangsiantar, Monumen Raja Sang Naualuh Damanik.
Monumen sosok penting dalam sejarah Simalungun ini, telah rampung dibangun dan diresmikan. Pembangunan monumen yang megah ini menelan anggaran yang cukup signifikan, diperkirakan mencapai Rp5 miliar.
Dana sebesar itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Pematangsiantar tahun 2024, yang kemudian disalurkan melalui hibah kepada Yayasan Raja Sang Naualuh Damanik.
Rincian alokasi dana tersebut meliputi Rp2 miliar untuk konstruksi tugu dan Rp3 miliar lainnya untuk sentuhan seni arsitektur serta elemen pendukung bangunan.
Pengurus Yayasan Raja Sang Naualuh Damanik, Rado Damanik menjelaskan, setelah peresmian, tahap selanjutnya penyerahan peralihan tanggung jawab perawatan dan penjagaan monumen kepada Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar.
“Setelah proses administrasi selesai di tingkat yayasan, monumen ini akan kami serahkan kepada Pemko Pematangsiantar,” ujarnya saat dikonfimasi, Senin (20/05/2025).
Mengenai pengelolaan aset senilai miliaran rupiah ini, Rado Damanik menambahkan, keputusan sepenuhnya berada di tangan Pemko.
“Itu urusan Pemko lah, ke mana mereka akan memasukkannya. Yang pasti, ini akan menjadi aset Pemko. Apakah nanti pengelolaannya di bawah Dinas Pariwisata, Tarukim, atau PUPR, kami dari yayasan tidak sampai ke ranah itu,” tegasnya.
Meski telah diresmikan, Rado Damanik mengungkapkan, masih ada beberapa detail kecil yang perlu diselesaikan sebelum penyerahan resmi.
“Ada beberapa catatan yang perlu kami perbaiki. Mungkin paling lama, bulan Juni mendatang, semua proses akan tuntas dan siap diserahkan,” katanya.
Tak hanya itu, beberapa hal yang menjadi perhatian antara lain perbaikan prasasti yang mengalami kesalahan penulisan dan pengecatan ulang beberapa bagian yang luntur. Kendala teknis seperti masalah air yang diperuntukan untuk menyiram tanaman di sekitaran monumen juga telah diatasi.
Terkait keamanan monumen sebelum diserahkan, pihak yayasan telah mengambil langkah proaktif.
“Untuk keamanan dan perawatan, sementara ini masih menjadi tanggung jawab kami. Setiap hari, anggota yayasan kami tugaskan untuk mengawasi,” ungkap Rado Damanik.
Pihaknya berharap, setelah menjadi aset Pemko, pengamanan yang lebih terstruktur dan profesional dapat diterapkan. Kekhawatiran akan potensi gangguan seperti pengamen dan anak jalanan juga menjadi perhatian yayasan.
Lebih lanjut, Rado Damanik juga menyoroti potensi risiko kecelakaan lalu lintas mengingat lokasi monumen yang berada di tengah kota. Ia berharap adanya koordinasi lintas sektor, termasuk dengan pihak kepolisian, untuk mengantisipasi hal tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Kadisporabudpar) Pematangsiantar, Hamam Soleh mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BKPAD) terkait pengelolaan monumen ke depan.
“Jika ini dianggarkan dan dibuat statusnya sebagai objek wisata, tentu kami akan mempromosikannya sebagai instrumen pariwisata dan membuat berbagai kegiatan di sana,” jelasnya.
Namun, terkait anggaran promosi, pihaknya masih menunggu arahan dari BKPAD, sebagai unit kerja terkait perencanaan dan keuangan daerah.
Hamam Soleh juga menyinggung potensi pemanfaatan teknologi visual mapping di monumen tersebut sebagai daya tarik wisata, jika anggaran memungkinkan.
Selain itu, penataan pencahayaan di malam hari juga menjadi perhatian untuk mempercantik tampilan monumen. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan dinas Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Pematangsiantar, terkait perawatan fisik monumen, terutama untuk menjaga kebersihan patung.
“Dengan rampungnya pembangunan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik, Pematangsiantar kini memiliki ikon budaya dan sejarah yang diharapkan tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat setempat tetapi juga daya tarik bagi wisatawan. Sinergi antara pemerintah kota, yayasan, dan masyarakat diharapkan dapat menjaga kelestarian dan memaksimalkan potensi monumen ini di masa depan,” ujar Hamam.(putra purba)