“Pelanggan kami sudah tahu tempat ini. Mereka datang setiap hari untuk belanja,” ungkap B Saragih (32), salah satu pedagang yang kini berjualan di bawah tenda darurat.
Simalungun|Simntab – Dinding yang menghitam, atap pasar yang runtuh, dan sisa-sisa lapak yang hangus tak menyurutkan semangat para pedagang di Pasar Baru Serbelawan, Jalan HAR Shihab, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun.
Menjelang sepekan setelah musibah kebakaran, para pedagang sudah kembali membuka lapak seadanya, berjuang mempertahankan sumber mata pencarian mereka.
Peristiwa yang terjadi pada Senin (18/8/2025) sore itu menghanguskan ratusan kios dan lapak. Meski demikian, para pedagang memilih untuk tidak pindah. Mereka menolak opsi relokasi dengan alasan loyalitas pelanggan.
“Pelanggan kami sudah tahu tempat ini. Mereka datang setiap hari untuk belanja,” ungkap B Saragih (32), salah satu pedagang yang kini berjualan di bawah tenda darurat.
Ia menuturkan, lapak tempatnya berjualan sayur-mayur dan bumbu dapur kini hanya tinggal tumpukan arang dan besi yang menghitam. Namun hal itu tidak membuatnya putus asa.
“Hanya dari sini kami bisa mencari nafkah. Kami berharap pemerintah segera punya solusi terbaik agar kami bisa berjualan seperti dulu,” tuturnya.
Bagi Saragih, pasar bukan sekadar tempat mencari nafkah. Pasar adalah ruang terbentuknya komunitas, tempat setiap lapak memiliki cerita, sekaligus ruang interaksi yang penuh sapaan dan senyum tulus.
“Kami tahu pemerintah sedang memikirkan solusi terbaik, dan kami sangat menghargai itu. Tapi kami mohon, tolong jangan jauh-jauh. Kami ingin tetap di sini, bertemu pelanggan setia dan menata hidup kembali,” pintanya.
Keputusan ini juga diamini pihak kecamatan. Camat Dolok Batu Nanggar, Supardi, menyebut penolakan relokasi merupakan hasil kesepakatan bersama antara pemerintah setempat dan para pedagang.
“Kami sudah duduk bersama, dan mereka tidak ingin direlokasi,” jelas Supardi.
Ia menambahkan, mengenai bantuan akan dibahas dalam rapat lanjutan bersama Pemerintah Kabupaten Simalungun.
“Sebagai tindak lanjut, besok kami akan melakukan kegiatan bersih-bersih agar pedagang bisa kembali berjualan di lokasi yang sama,” tutupnya.
Pemerintah Siapkan Strategi Optimasi Pasar
Menanggapi situasi ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Simalungun, Eva Tambunan, menyampaikan bahwa prioritas utama saat ini adalah memastikan roda ekonomi pasar kembali berjalan normal, sambil menyiapkan strategi jangka panjang.
“Kami sedang merancang strategi untuk mengoptimalkan kembali fungsi eks Pasar Serbelawan,” kata Eva.
Rencana tersebut tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik pasca kebakaran, tetapi juga pada pengembangan pasar agar lebih terorganisir dan modern.
Langkah awal yang dilakukan Disperindag adalah berkoordinasi dengan instansi lain, seperti Dinas Sosial dan BPBD, untuk memberikan bantuan awal.
Menurut Eva, penolakan pedagang terhadap relokasi adalah hal wajar karena pasar bukan sekadar bangunan, melainkan ekosistem ekonomi yang terbentuk selama bertahun-tahun.
“Lokasi, pelanggan, dan rantai pasok sudah terbentuk lama. Karena itu, kami akan memaksimalkan potensi pasar di lokasi yang sama dengan pendekatan lebih terencana dan terpadu,” ujarnya.
Disperindag juga akan memperbaiki infrastruktur pasar serta memastikan adanya sistem pencegahan kebakaran yang lebih baik. Selain itu, tata letak pasar akan dirancang ulang agar lebih efisien dan nyaman bagi pedagang maupun pembeli.
Eva menambahkan, pihaknya akan memberikan dukungan kepada pedagang korban kebakaran, baik berupa bantuan material, modal, maupun fasilitas sementara.
“Kami akan bekerja sama dengan semua pihak, termasuk pedagang, untuk memastikan Pasar Serbelawan bisa berfungsi lebih baik dari sebelumnya,” ucapnya.
Disperindag juga sedang melakukan pendataan menyeluruh terhadap jumlah pedagang terdampak, termasuk kios dan jenis komoditas yang ludes terbakar.
“Setiap pedagang memiliki kerugian dan kebutuhan yang berbeda. Ada yang hanya kehilangan barang dagangan, ada juga yang lapaknya hangus total,” jelasnya.
Skema bantuan yang sedang dikaji mencakup bantuan modal stimulan, bahan bangunan, hingga pinjaman lunak berbunga rendah.
“Tantangan ini adalah kesempatan untuk membangun pasar yang lebih kuat, modern, dan tetap menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat Serbelawan,” tandas Eva.(Putra Purba)