Musibah kebakaran 7 bulan lalu, tak hanya dirasakan oleh para pedagang. Imbasnya, kenyamanan pengguna jalan terganggu setiap hari.
Pematangsiantar|Simantab – Aroma sisa kebakaran masih samar tercium di antara deretan lapak darurat yang memadati sebagian Jalan Merdeka, di sekitar Pasar Horas, Pematangsiantar.
Tujuah bulan sudah berlalu, saat kobaran api meluluhlantakkan Gedung IV, pada Minggu kelabu, 22 September 2024. Namun, bagi ratusan pedagang, luka itu masih terasa perih.
Di bawah terpal kumal yang sesekali terbang diterpa angin, Ketua Aliansi Pedagang Pasar Tradisional (AP2T), Baringin Panjaitan, tak pernah kehilangan semangat untuk memperjuangkan nasib rekan-rekannya.
Nada bicaranya lirih saat menceritakan bagaimana para pedagang dengan gigih bertahan, berjualan demi keluarga dan memenuhi kebutuhan warga Pematangsiantar.
“Panas terik dan hujan sudah menjadi teman sehari-hari kami di sini,” ujarnya, Kamis (24/4/2025).
Musibah kebakaran 7 bulan lalu, kata dia, tak hanya dirasakan oleh para pedagang. Imbasnya, sering terjadi kemacetan lalulintas, dampak pedagang yang berjualan sudah meluber hingga separuh badan jalan. Kenyamanan pengguna jalan, hampir setiap hari terganggu.
“Sebagai perwakilan pedagang, kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat Siantar dan para pengguna jalan atas ketidaknyamanan ini,” tuturnya dengan nada lirih.
Di momen peringatan HUT ke 154 Kota Pematangsiantar, mereka mengira akan ada secercah harapan menyalakan kembali semangat para pedagang. Momen yang tepat untuk menyampaikan aspirasi yang selama ini terpendam.
“Rasanya sudah terlalu lama kami merasakan kondisi yang memprihatinkan ini. Kami berharap DPRD dan Pemerintah Kota mau mendengarkan dan mempertimbangkan nasib kami,” ungkap Baringin dengan nada penuh harap.
Suara senada juga datang dari Ketua Komunitas Pedagang Pasar Horas (KP2H), Agus Butar-Butar,. Dia mengatakan, bagi para pedagang waktu terasa berjalan lambat di tengah ketidakpastian.
Di balik ketegaran para pedagang menjajakan dagangan di tengah keterbatasan, kata Agus Butar-butar, tersimpan harapan besar akan kepedulian para wakil rakyat.
Perayaan HUT Kota Pematangsiantar yang telah digelar menjadi penanda harapan baru, sebuah momentum di mana suara para pedagang Pasar Horas dapat didengar dan diwujudkan dalam tindakan nyata.
Harapan kembali mendapatkan tempat yang layak, tidak sebatas merasakan berjualan dengan nyaman, tetapi akan lebih cepat memulihkan kembali denyut nadi perekonomian yang sempat terhenti akibat kobaran api.
“Keberadaan gedung pasar yang baru menjadi harapan kami saat ini. Kami hanya berharap wakil rakyat mau menunjukkan kepeduliannya kepada kami, para pedagang kecil,” ungkapnya.
Harapan terbesar para pedagang saat ini, masih kata Agus, tertumpu pada alokasi dana pembangunan senilai Rp7 miliar. Mereka memohon agar dana tersebut secepatnya dipergunakan membangun kembali Gedung IV Pasar Horas.
“Kondisi pasar ini pasti berdampak pada semua masyarakat di Pematangsiantar. Kondisi ini menjadi acuan bagi Pemko dan DPRD, betapa pentingnya pembangunan gedung baru IV bagi denyut nadi perekonomian kota. Alokasi dana sebesar Rp7 milliar yang telah dijanjikan agar dapat terealisasi,” kata Agus.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Pematangsiantar, Sofian Purba menjelaskan, pihaknya telah mengajukan anggaran ke DPRD untuk perencanaan perobohan sisa-sisa bangunan Gedung IV.
“Kita tunggu saja bagaimana nanti keputusannya. Anggaran sudah kami ajukan, dan rinciannya masih dalam tahap pembahasan,” katanya.
Lebih lanjut, Sofian mengungkapkan, Dinas PUTR juga tengah melakukan kajian dampak lingkungan dan menjajaki kemungkinan kerjasama dengan pihak ketiga dalam proses perobohan. Koordinasi dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) juga tengah dilakukan untuk menghitung nilai aset yang tersisa.
Meski belum ada kepastian kapan perobohan akan dilakukan, Sofian memastikan, rencana tersebut tetap menjadi prioritas untuk dilaksanakan pada tahun 2025 ini.
“Belum ada kepastian kapan perobohan akan dilakukan, karena masih dalam proses. Untuk inventarisir, kami konfirmasi ke BPKPD, karena kami nilai dulu aset yang ada sekarang ( di eks Gedung IV) Namun, direncanakan tetap dilaksanakan pada tahun 2025 ini,” kata Sofian.(putra purba)