Pasien Isoman di Siantar Kesulitan Dapatkan Obat Antivirus

Siantar – Sejak disebut positif terpapar Covid-19, NS (44) dan dua anaknya, AS (21) dan satu lagi anak usia 3 tahun, langsung melakukan isolasi mandiri di rumah mereka di Jalan Aries 2, Tozai Baru, Kota Pematangsiantar, Sumatra Utara.

Diduga karena saat tes Covid-19 di RS Rasyida Jalan Seram, Pematangsiantar, NS memakai KTP dengan alamat orang tuanya di Lapangan Bola, Pematangsiantar. Petugas Puskesmas di sana yang sudah menerima informasi dari RS Rasyida, mengecek keberadaan NS. 

Namun karena NS tinggal mengontrak di Tozai Baru, hal itu kemudian menjadi kewenangan Puskesmas di daerah tersebut. 

“Tapi sampai saat ini, ito (adik) kami itu tak pernah mendapat perhatian dari petugas manapun, termasuk dari aparat puskesmas atau kelurahan,” terang HS, warga Lapangan Bola, kerabat NS saat menuturkan apa yang mereka alami lewat telepon seluler, Rabu (28/7/2021).

Kondisi NS, menurut HS bergejala, seperti batuk, demam, lemas, hilang penciuman dan rasa saat pertama kali terpapar. Sedangkan dua anaknya tidak bergejala.

Terhadap Sekretaris Satuan Tugas Covid-19 Pematangsiantar Daniel Siregar, menurut HS, dia sudah pernah menyampaikan bahwa keluarganya positif terpapar covid. Respons Daniel saat itu hanya menyebut rumah sakit penuh.   

Penuturan HS, mereka juga sangat kesulitan mendapatkan obat antivirus. Sejumlah apotek yang dia datangi di Pematangsiantar menyebut stok obat kosong.

Beruntung dia mendapatkan obat antivirus di Apotek Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar berkat petunjuk petugas salah satu apotek.

Selama masa isoman, pengakuan HS, ito-nya praktis tidak pernah mendapat bantuan apapun, baik cek kondisi dari tim medis, maupun obat, dan vitamin.

Kami berharap Pemko Siantar bisa mengecek kondisi para pasien yang isoman, sudah bagaimana

“Memang kami tidak minta apa-apa. Tapi setidaknya kan mereka melihat kondisi para isoman. Obat-obatan gimana,” tutur dia.

Pasokan makanan, minuman, obat, dan vitamin terhadap NS selama menjalani isoman diurus sendiri oleh putrinya yang juga terpapar positif covid. 

Hingga 13 hari melakukan isoman, kondisi NS menurut dia sudah membaik, penciuman dan rasa mulai normal, termasuk batuk dan demam sudah mulai reda.

“Namun kondisinya masih lemas dan belum selera makan,” ujarnya. 

HS berharap Pemko Pematangsiantar tanggap dengan kondisi para pasien isoman. Karena ini situasi pandemi dan sudah menjadi atensi nasional dan dunia.

“Kami berharap Pemko Siantar bisa mengecek kondisi para pasien yang isoman, sudah bagaimana. Terus obat dan vitamin bagaimana, kan seharusnya ada perhatian. Karena para pasien ini sudah tak perlu merepotkan petugas kesehatan di rumah sakit. Tapi bukan berarti mereka dibiarkan sendiri mengurus semuanya,” tegasnya.

Setelah hal ini dikonfirmasi ke Satgas Covid-19 Pematangsiantar, Daniel Siregar langsung bereaksi meminta nomor kontak pasien dan kabarnya Dinas Kesehatan setempat akan turun besok mengecek kondisi NS.

Ketua DPRD Pematangsiantar Timbul Lingga mengatakan, pihaknya akan mendorong satgas bekerja lebih responsif.

“Ini menjadi masukan dan perhatian kami dan kami akan mendorong satgas untuk lebih responsif, humanis dan mobile,” kata Ketua DPC PDIP Pematangsiantar tersebut.

Terkait ketersediaan obat di apotek, dia mengatakan  akan mendesak pemerintah untuk selalu melakukan monitoring.

“Dan kami juga mengajak semua elemen masyarakat agar selalu menerapkan prokes. Karena tidak bisa hanya pemerintah yang memutus ini, dibutuhkan kerja sama semua elemen masyarakat,” katanya. []

Iklan RS Efarina