Aksi pedagang pasar horas ini merupakan bentuk protes terhadap lambatnya realisasi pembangunan Gedung IV Pasar Horas yang terbakar beberapa waktu lalu.
Pematangsiantar|Simantab – Puluhan pedagang yang tergabung dalam Komunitas Pedagang Pasar Horas (KP2H) menggelar aksi demonstrasi dengan memblokir Jalan Merdeka, Kota Pematangsiantar, Kamis (6/3/2025).
Aksi ini menyebabkan kemacetan parah di sepanjang Jalan Merdeka, dari persimpangan Jalan Diponegoro hingga simpang Jalan Bandung.
Aksi yang dipimpin oleh Ketua KP2H, Agus Butarbutar ini, merupakan bentuk protes terhadap lambatnya realisasi pembangunan Gedung IV Pasar Horas yang terbakar beberapa waktu lalu. Para pedagang juga menyuarakan kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada pasar tradisional.

“Kami merasa pemerintah lebih memprioritaskan pembangunan pasar modern, sementara pasar tradisional seperti Pasar Horas terabaikan,” ujar Agus Butarbutar dalam orasinya.
Dalam aksi tersebut, KP2H menyampaikan 10 tuntutan utama kepada Pemerintah Kota Pematangsiantar, yaitu:
- Realisasi pembangunan Gedung IV Pasar Horas tanpa ruislag.
- Relokasi pedagang Gedung IV ke lokasi yang mudah diakses.
- Keterbukaan data status kepemilikan kios di Gedung IV.
- Pencegahan potensi pencaplokan kios tambahan di Gedung IV.
- Penetapan tata ruang Gedung IV yang jelas.
- Penyediaan fasilitas lengkap di Gedung IV.
- Penerapan sistem keamanan dan ketertiban di Gedung IV.
- Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kunjungan pembeli ke Gedung IV.
- Larangan intervensi yang memecah belah persatuan pedagang.
- Pengusutan tuntas pelaku pembakaran Gedung IV Pasar Horas.
KP2H juga menyoroti 13 program 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi dan Herlina Hoffmeister, yang dinilai tidak menyentuh persoalan pasar tradisional. Mereka merasa diabaikan, terutama pasca-kebakaran Gedung IV.
“Kami kurang ‘greget’ dengan 13 program itu. Kami merasa program tidak pro pasar tradisional kalau pasca peristiwa kebakaran tidak diperhatikan. Jangan sampai membangunkan singa yang sedang tidur,” ujar Agus.
Agus juga meminta aksi unjuk rasa yang dilakukan para pedagang mendapat solusi konkret. Teranyar, pedagang melaporkan maling berkeliaran di salah satu pasar tradisional kebanggaan masyarakat kota Pematangsiantar ini.

“Bagaimana para pedagang ini mampu nyaman berdagang di sini. Pemerintah harus bijak mengevaluasi secara makro ekonomi dan mikro ekonomi dalam penyelesaian ini,” ujarnya.
Kata Agus lagi, jika Wesly-Herlina ingin berkunjung ke Pasar Horas, masyarakat sangat berharap ada kepastian pembangunan pasar yang sudah terbakar.
“Semoga kepala daerah yang baru ini, hidup dalam program kerjanya. Kami tidak mau terbungkus dengan rapi hanya secara lisan dan umbar-umbar janji saja. Pimpinan baru sebaiknya langsung menyatakan sikap pro terhadap pedagang. Sudah banyak yang mengusik kami mengenai situasi ini,” katanya.
Untuk mengurai kemacetan, pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pematangsiantar melakukan rekayasa lalu lintas dengan menutup Jalan Merdeka. Kendaraan dialihkan ke Jalan Sudirman dan Jalan Bandung.(putra purba)