KORAN SIMANTAB
22 Oktober 2025 | 17:57 WIB
No Result
View All Result
  • Home
  • Live TV
  • Headline
  • Nasional
    • Budaya
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sejarah
    • Teknologi
  • Sumut
    • Asahan Batu Bara
    • Binjai – Langkat
    • Dairi
    • Danau Toba
    • Deli Serdang
    • Karo
    • Labuhan Batu Raya
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • Tabagsel
  • Wisata
  • Dunia
  • Sehat
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Adventorial
  • Login
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • HEADLINE
  • SUMUT
  • NASIONAL
  • KESEHATAN
  • KULINER
Beranda Sumut Siantar
Pendistribusian MBG ke salah satu sekolah di Kota Pematangsiantar.(Simantab/ist)

Pendistribusian MBG ke salah satu sekolah di Kota Pematangsiantar.(Simantab/ist)

Program MBG di Pematangsiantar Tercoreng: “Ayah, Makanannya Bau Aneh. Aku Tidak Berani Makan”

Mahadi Sitanggang Editor: Mahadi Sitanggang
25 September 2025 | 13:44 WIB
Topik: Siantar
0

“Banyak yang tidak dimakan. Bahkan ada satu guru yang akhirnya mengutip nasi sisa untuk dikasih ke ternak. Sayang sekali kalau mubazir.”

Pematangsiantar|Simantab – Harapan akan asupan gizi tambahan bagi pelajar melalui Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Pematangsiantar seketika sirna di SMA Negeri 1.

Alih-alih menjadi sumber energi untuk belajar, kotak makanan yang dibagikan justru menebar aroma tak sedap. Oleh para siswa disebut bau basi. Hal ini memicu kekecewaan dan pertanyaan besar tentang kualitas pelaksanaan program unggulan pemerintah tersebut.

MP (17) siswi sekolaj itu, membuka kotak makanan MBG dengan ekspektasi sederhana. Namun, yang ia temukan adalah nasi dingin, irisan timun berbau aneh, dan telur yang terlalu asin.

“Saya tetap makan sedikit karena lapar, tapi selebihnya sudah tidak sanggup. Beberapa kawan bahkan sama sekali enggan menyentuh makanannya, lebih memilih menahan lapar,” ujarnya, Rabu (24/9/2025).

Pengakuannya mewakili suara ratusan siswa lainnya. Porsi nasi, telur, tempe, sayur kering, dan sebuah jeruk lebih banyak berakhir di tempat sampah daripada dimakan. Beberapa siswa bahkan tak berani menyentuhnya sama sekali.

“Aromanya menyengat begitu saya cium sebentar, mirip makanan basi. Saya langsung hilang selera dan meninggalkannya,” tambah MPi.

Suara Kritis Orang Tua

Kekecewaan tidak hanya bergaung di kalangan siswa, tetapi juga di antara orang tua yang semula menaruh harapan besar pada program ini. Fander Hutajulu, ayah dari seorang siswi kelas X, tidak bisa menyembunyikan amarahnya.

Baginya, insiden ini bukan sekadar kelalaian, melainkan sebuah pengkhianatan terhadap kepercayaan yang mereka titipkan.

“Jujur saja, hati saya hancur mendengar cerita anak saya. Dia pulang ke rumah dan bercerita- Ayah, makanannya bau aneh, aku tidak berani makan.”

Bayangkan perasaan saya. Anak saya pergi ke sekolah untuk belajar, bukan untuk mempertaruhkan kesehatannya karena makanan yang diduga basi,” ujarnya dengan suara bergetar.

Fander menegaskan bahwa program ini awalnya disambut suka cita, tetapi kenyataan di lapangan berbanding terbalik.

“Program ini tujuannya sangat baik, kami sebagai orang tua tentu mendukung. Tapi kalau pelaksanaannya begini, ini bukan lagi soal gizi, tapi soal keamanan pangan,” katanya.

Ia mempertanyakan siapa yang akan bertanggung jawab apabila anaknya sakit setelah mengonsumsi makanan itu, serta meragukan apakah pemerintah akan hadir untuk mengurusnya. Menurutnya, orang tua tidak butuh janji, melainkan tindakan nyata.

Lebih jauh, Fander menyoroti potensi masalah yang lebih besar di balik insiden ini, yakni kurangnya transparansi dan pengawasan. Ia mempertanyakan proses penunjukan penyedia makanan serta standar kontrol kualitas yang diterapkan.

“Pemerintah harus transparan. Siapa penyedianya? Apakah mereka punya rekam jejak yang baik dalam menyediakan katering skala besar? Bagaimana standar pengawasannya di dapur? Jangan-jangan ini hanya proyek bagi-bagi tanpa memikirkan dampaknya,” tegasnya.

Di akhir perbincangan, Fander menitipkan pesan kepada penanggung jawab program.

“Tolong, jangan main-main dengan kesehatan anak-anak kami. Jika memang belum siap, jangan dipaksakan. Perbaiki dulu sistemnya, pastikan setiap butir nasi yang masuk ke mulut anak-anak aman dan layak. Karena sekali kepercayaan kami hilang, akan sangat sulit membangunnya kembali,” ujarnya.

Sekolah di Posisi Dilematis

Pihak sekolah pun berada dalam posisi sulit. Pelaksana Tugas Kepala SMA Negeri 1 Pematangsiantar, Marudut Sidebang, membenarkan keluhan massal tersebut. Dari total 1.236 porsi yang diterima, sebagian besar tidak tersentuh. Tumpukan makanan sisa menjadi bukti nyata kegagalan distribusi hari itu.

“Banyak yang tidak dimakan. Bahkan ada satu guru yang akhirnya mengutip nasi sisa untuk dikasih ke ternak. Sayang sekali kalau mubazir,” ujarnya.

Marudut menegaskan bahwa sekolah hanya penerima manfaat, namun tidak tinggal diam. Menurutnya, niat baik program ini bisa sia-sia jika kualitas diabaikan. Sebagai langkah tegas, pihak sekolah memutuskan untuk menghentikan sementara penerimaan MBG hingga Jumat (26/9/2025).

“Sampai hari Jumat pemberian makanan MBG dibatalkan. Ini dilakukan untuk memberi waktu bagi penyelenggara melakukan koreksi atas kendala yang terjadi,” jelasnya.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, menu makanan disediakan oleh dapur SPPG di Kelurahan Aek Nauli, Kecamatan Siantar Selatan, yang baru beroperasi menyalurkan MBG ke sejumlah sekolah.

Kontras dan Evaluasi

Sementara SMAN 1 dirundung masalah, situasi berbeda terjadi di SMK Trisakti Pematangsiantar. Lina Sinaga, seorang guru di sana, mengatakan bahwa program MBG berjalan tanpa keluhan berarti.

“Anak-anak di sini masih bisa menerima makanannya. Memang menunya sederhana, tapi sejauh ini tidak ada yang mengeluh basi atau berbau,” kata Lina.

Menurutnya, meski menu yang dibagikan tidak selalu sesuai selera, kualitas makanan relatif bisa diterima. Sebagian siswa bahkan merasa terbantu karena tidak perlu repot menyiapkan bekal dari rumah.

“Kami melihat anak-anak tetap memakannya. Malah ada yang bilang senang karena dapat tambahan gizi gratis setiap hari. Jadi sejauh ini program ini masih bermanfaat,” tambahnya.

Perbedaan mencolok ini mengindikasikan bahwa masalah tidak terletak pada konsep program, melainkan pada aspek teknis dari penyedia tertentu.

Menanggapi insiden ini, Koordinator BGN Kota Pematangsiantar, Dian Harahap, mengakui telah menerima laporan dan berjanji melakukan evaluasi menyeluruh.

“Kami terbuka dengan masukan. Yang jelas, standar makanan sehat dan bergizi harus dipenuhi. Tidak boleh ada toleransi terhadap makanan basi,” tegas Dian, Rabu (24/9/2025).

Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan pengawasan lebih ketat, mulai dari dapur penyedia hingga distribusi ke sekolah-sekolah.

“Tujuan program ini adalah memastikan anak-anak mendapat asupan gizi yang layak. Kalau ada masalah seperti ini, harus segera diperbaiki supaya tidak terulang,” katanya.

Ujian Pertama Program MBG

Kasus di SMAN 1 Pematangsiantar menjadi peringatan keras. Program MBG yang digadang-gadang sebagai solusi penanganan gizi dan keringanan beban ekonomi keluarga kini dihadapkan pada ujian pertama: memastikan kualitas dan keamanan.

Jika insiden bau basi ini tidak ditangani serius dan transparan, tujuan mulia program tersebut berisiko kandas. Lebih dari sekadar perut lapar, yang dipertaruhkan adalah kepercayaan publik terhadap komitmen pemerintah dalam menjalankan program yang menyentuh langsung kehidupan generasi penerus bangsa.(Putra Purba)

Tags: Makanan Bergizi GratisProgram MBGSMA N 1 Pematangsiantar
ShareTweetSendShareSendSharePinScanShare

Berita Terkait

Staf DKPP meninjau kondisi saluran irigasi di areal persawahan BP Nauli.(Simantab/Putra Purba)
Siantar

Proyek Baru, Masalah Lama: Janji Ketahanan Pangan dan Irigasi Rapuh di Pematangsiantar

Editor: Mahadi Sitanggang
21 Oktober 2025 | 12:56 WIB

Proyek irigasi di Pematangsiantar retak sebelum digunakan. Publik soroti mutu pekerjaan, lemahnya pengawasan, dan ancaman pada ketahanan pangan. Pematangsiantar|Simantab -...

Read more
Rocky Gerung dalam acara Silaturahmi Nasional dan Launching Semangat Baru Indonesia di Hotel KHAS Parapat, Minggu (19/10/2025).(Simantab/Putra Purba)
Siantar

JR Saragih Ajak Warga Lawan Ketakutan dengan Akal Sehat

Editor: Mahadi Sitanggang
20 Oktober 2025 | 18:14 WIB

Gerakan Semangat Baru Indonesia resmi diluncurkan di Parapat, Simalungun. JR Saragih mengajak masyarakat melawan ketakutan dengan akal sehat dan menegaskan...

Read more
Contoh rumah tidak layak huni (RTLH).(Simantab/ai)
Siantar

Pematangsiantar Bedah 40 Rumah Warga Miskin, Masih Ada 800 Rumah Menunggu Sentuhan

Editor: Mahadi Sitanggang
20 Oktober 2025 | 18:02 WIB

Pemerintah Kota Pematangsiantar membedah 40 rumah warga miskin tahun 2025. Namun, lebih dari 800 rumah tidak layak huni masih menunggu...

Read more
Ketua DPRD Kota Pematangsiantar, Timbul Marganda Lingga menggelar Sosialisasi Produk Hukum Daerah Kota Pematangsiantar di Lapangan Parkir Kantor DPRD, Sabtu (18/10/2025).(Simantab/Ronal Sibuea)
Siantar

Perda Sampah Tak Efektif, Ketua DPRD Siantar Dorong Revisi dan Revolusi Mental

Editor: Mahadi Sitanggang
18 Oktober 2025 | 14:56 WIB

Ketua DPRD Pematangsiantar menegaskan pentingnya revisi Perda Pengelolaan Sampah dan revolusi mental masyarakat untuk menciptakan kota bersih dan berkelanjutan. Pematangsiantar|Simantab...

Read more

Berita Terbaru

Simalungun

Diklat KDMP Misterius di Simalungun: Dibiayai Dana Desa,  Rp10 Juta per Nagori

22 Oktober 2025 | 15:32 WIB
Nasional

Mensos Serahkan 40 Usulan Pahlawan Nasional, Termasuk Marsinah, Soeharto, dan Gus Dur

22 Oktober 2025 | 15:13 WIB
Nasional

Perpres MBG Rampung, BGN Perkuat Tata Kelola dan Keamanan Pangan

21 Oktober 2025 | 19:34 WIB
Simalungun

Pemkab Simalungun Gelar FGD Bahas Dokumen RP3KP 2025–2045

21 Oktober 2025 | 19:26 WIB
Siantar

Proyek Baru, Masalah Lama: Janji Ketahanan Pangan dan Irigasi Rapuh di Pematangsiantar

21 Oktober 2025 | 12:56 WIB
Nasional

Prabowo Sebut Korupsi CPO Rp 17,7 Triliun Sebagai Kejahatan Tak Berperikemanusiaan

20 Oktober 2025 | 18:33 WIB
Siantar

JR Saragih Ajak Warga Lawan Ketakutan dengan Akal Sehat

20 Oktober 2025 | 18:14 WIB
Siantar

Pematangsiantar Bedah 40 Rumah Warga Miskin, Masih Ada 800 Rumah Menunggu Sentuhan

20 Oktober 2025 | 18:02 WIB
Nasional

Purbaya Ungkap Rahasia Soeharto Bisa Berkuasa 32 Tahun

20 Oktober 2025 | 13:03 WIB
Simalungun

Rocky Gerung Hadir di Parapat: Semangat Baru Indonesia Dorong Gerakan Kebangsaan dari Daerah

20 Oktober 2025 | 11:48 WIB
Nasional

Prabowo Klaim Program Makan Bergizi Gratis 99,99 Persen Berhasil

18 Oktober 2025 | 15:20 WIB
Nasional

Kepala Inspektorat Siantar Diduga Lindungi ASN Bermasalah, DPRD Desak Evaluasi

18 Oktober 2025 | 15:04 WIB

  • Kuki
  • Etika Perilaku
  • Hubungi Kami:
  • Karir
  • Layanan
  • Pedoman Siber
  • Peraturan Pers
  • Privasi
  • Tentang Kami
  • Redaksi

© 2025
PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
(PT. SIMANTAB INDONESIA) .
Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
☏ -
📧 [email protected]

rotasi barak berita hari ini danau toba berita

  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
    No Result
    View All Result
    • Home
    • Live TV
    • Headline
    • Nasional
      • Budaya
      • Ekonomi
      • Hukum
      • Kesehatan
      • Kriminal
      • Pendidikan
      • Politik
      • Sejarah
      • Teknologi
    • Sumut
      • Asahan Batu Bara
      • Binjai – Langkat
      • Dairi
      • Danau Toba
      • Deli Serdang
      • Karo
      • Labuhan Batu Raya
      • Medan
      • Siantar
      • Simalungun
      • Tabagsel
    • Wisata
    • Dunia
    • Sehat
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Adventorial
    • Login

    © 2025
    PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
    (PT. SIMANTAB INDONESIA) .
    Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
    ☏ -
    📧 [email protected]

    rotasi barak berita hari ini danau toba berita