KORAN SIMANTAB
26 September 2025 | 13:13 WIB
No Result
View All Result
  • Home
  • Live TV
  • Headline
  • Nasional
    • Budaya
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sejarah
    • Teknologi
  • Sumut
    • Asahan Batu Bara
    • Binjai – Langkat
    • Dairi
    • Danau Toba
    • Deli Serdang
    • Karo
    • Labuhan Batu Raya
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • Tabagsel
  • Wisata
  • Dunia
  • Sehat
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Adventorial
  • Login
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • HEADLINE
  • SUMUT
  • NASIONAL
  • KESEHATAN
  • KULINER
Beranda Sumut Siantar
Pendistribusian MBG ke salah satu sekolah di Kota Pematangsiantar.(Simantab/ist)

Pendistribusian MBG ke salah satu sekolah di Kota Pematangsiantar.(Simantab/ist)

Program MBG di Pematangsiantar Tercoreng: “Ayah, Makanannya Bau Aneh. Aku Tidak Berani Makan”

Mahadi Sitanggang Editor: Mahadi Sitanggang
25 September 2025 | 13:44 WIB
Topik: Siantar
0

“Banyak yang tidak dimakan. Bahkan ada satu guru yang akhirnya mengutip nasi sisa untuk dikasih ke ternak. Sayang sekali kalau mubazir.”

Pematangsiantar|Simantab – Harapan akan asupan gizi tambahan bagi pelajar melalui Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Pematangsiantar seketika sirna di SMA Negeri 1.

Alih-alih menjadi sumber energi untuk belajar, kotak makanan yang dibagikan justru menebar aroma tak sedap. Oleh para siswa disebut bau basi. Hal ini memicu kekecewaan dan pertanyaan besar tentang kualitas pelaksanaan program unggulan pemerintah tersebut.

MP (17) siswi sekolaj itu, membuka kotak makanan MBG dengan ekspektasi sederhana. Namun, yang ia temukan adalah nasi dingin, irisan timun berbau aneh, dan telur yang terlalu asin.

“Saya tetap makan sedikit karena lapar, tapi selebihnya sudah tidak sanggup. Beberapa kawan bahkan sama sekali enggan menyentuh makanannya, lebih memilih menahan lapar,” ujarnya, Rabu (24/9/2025).

Pengakuannya mewakili suara ratusan siswa lainnya. Porsi nasi, telur, tempe, sayur kering, dan sebuah jeruk lebih banyak berakhir di tempat sampah daripada dimakan. Beberapa siswa bahkan tak berani menyentuhnya sama sekali.

“Aromanya menyengat begitu saya cium sebentar, mirip makanan basi. Saya langsung hilang selera dan meninggalkannya,” tambah MPi.

Suara Kritis Orang Tua

Kekecewaan tidak hanya bergaung di kalangan siswa, tetapi juga di antara orang tua yang semula menaruh harapan besar pada program ini. Fander Hutajulu, ayah dari seorang siswi kelas X, tidak bisa menyembunyikan amarahnya.

Baginya, insiden ini bukan sekadar kelalaian, melainkan sebuah pengkhianatan terhadap kepercayaan yang mereka titipkan.

“Jujur saja, hati saya hancur mendengar cerita anak saya. Dia pulang ke rumah dan bercerita- Ayah, makanannya bau aneh, aku tidak berani makan.”

Bayangkan perasaan saya. Anak saya pergi ke sekolah untuk belajar, bukan untuk mempertaruhkan kesehatannya karena makanan yang diduga basi,” ujarnya dengan suara bergetar.

Fander menegaskan bahwa program ini awalnya disambut suka cita, tetapi kenyataan di lapangan berbanding terbalik.

“Program ini tujuannya sangat baik, kami sebagai orang tua tentu mendukung. Tapi kalau pelaksanaannya begini, ini bukan lagi soal gizi, tapi soal keamanan pangan,” katanya.

Ia mempertanyakan siapa yang akan bertanggung jawab apabila anaknya sakit setelah mengonsumsi makanan itu, serta meragukan apakah pemerintah akan hadir untuk mengurusnya. Menurutnya, orang tua tidak butuh janji, melainkan tindakan nyata.

Lebih jauh, Fander menyoroti potensi masalah yang lebih besar di balik insiden ini, yakni kurangnya transparansi dan pengawasan. Ia mempertanyakan proses penunjukan penyedia makanan serta standar kontrol kualitas yang diterapkan.

“Pemerintah harus transparan. Siapa penyedianya? Apakah mereka punya rekam jejak yang baik dalam menyediakan katering skala besar? Bagaimana standar pengawasannya di dapur? Jangan-jangan ini hanya proyek bagi-bagi tanpa memikirkan dampaknya,” tegasnya.

Di akhir perbincangan, Fander menitipkan pesan kepada penanggung jawab program.

“Tolong, jangan main-main dengan kesehatan anak-anak kami. Jika memang belum siap, jangan dipaksakan. Perbaiki dulu sistemnya, pastikan setiap butir nasi yang masuk ke mulut anak-anak aman dan layak. Karena sekali kepercayaan kami hilang, akan sangat sulit membangunnya kembali,” ujarnya.

Sekolah di Posisi Dilematis

Pihak sekolah pun berada dalam posisi sulit. Pelaksana Tugas Kepala SMA Negeri 1 Pematangsiantar, Marudut Sidebang, membenarkan keluhan massal tersebut. Dari total 1.236 porsi yang diterima, sebagian besar tidak tersentuh. Tumpukan makanan sisa menjadi bukti nyata kegagalan distribusi hari itu.

“Banyak yang tidak dimakan. Bahkan ada satu guru yang akhirnya mengutip nasi sisa untuk dikasih ke ternak. Sayang sekali kalau mubazir,” ujarnya.

Marudut menegaskan bahwa sekolah hanya penerima manfaat, namun tidak tinggal diam. Menurutnya, niat baik program ini bisa sia-sia jika kualitas diabaikan. Sebagai langkah tegas, pihak sekolah memutuskan untuk menghentikan sementara penerimaan MBG hingga Jumat (26/9/2025).

“Sampai hari Jumat pemberian makanan MBG dibatalkan. Ini dilakukan untuk memberi waktu bagi penyelenggara melakukan koreksi atas kendala yang terjadi,” jelasnya.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, menu makanan disediakan oleh dapur SPPG di Kelurahan Aek Nauli, Kecamatan Siantar Selatan, yang baru beroperasi menyalurkan MBG ke sejumlah sekolah.

Kontras dan Evaluasi

Sementara SMAN 1 dirundung masalah, situasi berbeda terjadi di SMK Trisakti Pematangsiantar. Lina Sinaga, seorang guru di sana, mengatakan bahwa program MBG berjalan tanpa keluhan berarti.

“Anak-anak di sini masih bisa menerima makanannya. Memang menunya sederhana, tapi sejauh ini tidak ada yang mengeluh basi atau berbau,” kata Lina.

Menurutnya, meski menu yang dibagikan tidak selalu sesuai selera, kualitas makanan relatif bisa diterima. Sebagian siswa bahkan merasa terbantu karena tidak perlu repot menyiapkan bekal dari rumah.

“Kami melihat anak-anak tetap memakannya. Malah ada yang bilang senang karena dapat tambahan gizi gratis setiap hari. Jadi sejauh ini program ini masih bermanfaat,” tambahnya.

Perbedaan mencolok ini mengindikasikan bahwa masalah tidak terletak pada konsep program, melainkan pada aspek teknis dari penyedia tertentu.

Menanggapi insiden ini, Koordinator BGN Kota Pematangsiantar, Dian Harahap, mengakui telah menerima laporan dan berjanji melakukan evaluasi menyeluruh.

“Kami terbuka dengan masukan. Yang jelas, standar makanan sehat dan bergizi harus dipenuhi. Tidak boleh ada toleransi terhadap makanan basi,” tegas Dian, Rabu (24/9/2025).

Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan pengawasan lebih ketat, mulai dari dapur penyedia hingga distribusi ke sekolah-sekolah.

“Tujuan program ini adalah memastikan anak-anak mendapat asupan gizi yang layak. Kalau ada masalah seperti ini, harus segera diperbaiki supaya tidak terulang,” katanya.

Ujian Pertama Program MBG

Kasus di SMAN 1 Pematangsiantar menjadi peringatan keras. Program MBG yang digadang-gadang sebagai solusi penanganan gizi dan keringanan beban ekonomi keluarga kini dihadapkan pada ujian pertama: memastikan kualitas dan keamanan.

Jika insiden bau basi ini tidak ditangani serius dan transparan, tujuan mulia program tersebut berisiko kandas. Lebih dari sekadar perut lapar, yang dipertaruhkan adalah kepercayaan publik terhadap komitmen pemerintah dalam menjalankan program yang menyentuh langsung kehidupan generasi penerus bangsa.(Putra Purba)

Tags: Makanan Bergizi GratisProgram MBGSMA N 1 Pematangsiantar
ShareTweetSendShareSendSharePinScanShare

Berita Terkait

Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi.(Simantab/ist)
Siantar

Golkar Desak Wali Kota Pematangsiantar Cuti, Pengamat Ingatkan Krisis Wibawa Pemerintahan

Editor: Mahadi Sitanggang
25 September 2025 | 12:35 WIB

Selain kesehatan, Golkar juga menyoroti kejanggalan dokumen fakta integritas yang menggunakan stempel Kesbangpol, bukan stempel resmi Wali Kota. Pematangsiantar|Simantab – Rapat...

Read more
Asisten Manager Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Bulog Siantar, Aryo Wibisono.(Simantab/Putra Purba)
Siantar

Bulog Siantar Pastikan Harga Beras Stabil

Editor: Mahadi Sitanggang
24 September 2025 | 16:34 WIB

“Persediaan beras melimpah dan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun." Pematangsiantar|Simantab – Perum Bulog Cabang Pematangsiantar kembali menyalurkan beras...

Read more
Pedagang Kaki Lima Jalan Imam Bonjol dan Thamrin mendatangi Balai Kota Pematangsiantar untuk menyampaikan keluhan terkait jam operasional.(Simantab/Ronal Sibuea)
Siantar

Perut vs Perda: PKL Siantar Menolak Dibungkam Waktu

Editor: Mahadi Sitanggang
23 September 2025 | 17:50 WIB

Konflik PKL dengan Pemko Pematangsiantar bukan hal baru. Awal Agustus 2025, puluhan pedagang sempat menghentikan aktivitas selama tiga hari setelah...

Read more
Beberapa pekerja sedang melakukan pembangunan pagar beton di Proyek rehabilitasi Makam Pahlawan Siantar.(Simantab/Putra Purba)
Siantar

Proyek Rp2,3 Miliar Rehabilitasi TMP Pematangsiantar Disorot Publik

Editor: Mahadi Sitanggang
23 September 2025 | 15:56 WIB

Pematangsiantar|Simantab – Proyek rehabilitasi Taman Makam Pahlawan (TMP) Nagur di Jalan Lintas Sumatra, Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Siantar Timur, senilai Rp2,3...

Read more

Berita Terbaru

Siantar

Program MBG di Pematangsiantar Tercoreng: “Ayah, Makanannya Bau Aneh. Aku Tidak Berani Makan”

25 September 2025 | 13:44 WIB
Siantar

Golkar Desak Wali Kota Pematangsiantar Cuti, Pengamat Ingatkan Krisis Wibawa Pemerintahan

25 September 2025 | 12:35 WIB
Simalungun

Pemkab Simalungun Mediasi Konflik Lahan Sihaporas-TPL

24 September 2025 | 18:17 WIB
Nasional

Bupati Lumajang Perintahkan Puskesmas Cek Makanan MBG

24 September 2025 | 18:03 WIB
Nasional

Rakernas Dekranasda 2025: Kerajinan Simalungun Bidik Pasar Internasional

24 September 2025 | 16:42 WIB
Siantar

Bulog Siantar Pastikan Harga Beras Stabil

24 September 2025 | 16:34 WIB
Nasional

Pemkab Simalungun Tegaskan Dukungan Perkuat Posyandu di Rakornas 2025

23 September 2025 | 18:02 WIB
Siantar

Perut vs Perda: PKL Siantar Menolak Dibungkam Waktu

23 September 2025 | 17:50 WIB
Simalungun

Bentrokan Berdarah di Sihaporas: Puluhan Warga Luka, dan Sejumlah Rumah Hancur

23 September 2025 | 17:29 WIB
Siantar

Proyek Rp2,3 Miliar Rehabilitasi TMP Pematangsiantar Disorot Publik

23 September 2025 | 15:56 WIB
Nasional

Pemkab Simalungun Berkomitmen Mendukung Percepatan Program Hilirisasi Komoditas Perkebunan Prioritas Nasional

22 September 2025 | 19:14 WIB
Simalungun

Bentrok PT TPL dan Warga Simalungun, 33 Luka-Luka

22 September 2025 | 18:36 WIB

  • Kuki
  • Etika Perilaku
  • Hubungi Kami:
  • Karir
  • Layanan
  • Pedoman Siber
  • Peraturan Pers
  • Privasi
  • Tentang Kami
  • Redaksi

© 2025
PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
(PT. SIMANTAB INDONESIA) .
Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
☏ -
📧 [email protected]

rotasi barak berita hari ini danau toba berita

No Result
View All Result
  • Home
  • Live TV
  • Headline
  • Nasional
    • Budaya
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sejarah
    • Teknologi
  • Sumut
    • Asahan Batu Bara
    • Binjai – Langkat
    • Dairi
    • Danau Toba
    • Deli Serdang
    • Karo
    • Labuhan Batu Raya
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • Tabagsel
  • Wisata
  • Dunia
  • Sehat
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Adventorial
  • Login

© 2025
PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
(PT. SIMANTAB INDONESIA) .
Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
☏ -
📧 [email protected]

rotasi barak berita hari ini danau toba berita

  • https://ojs.unr.ac.id/
  • https://ejournal.delihusada.ac.id/
  • https://www.lim.di.unimi.it/
  • https://sa.grcico.com/
  • https://vokasi.unair.ac.id/
  • https://sistemas.gtercoa.ufc.br/ava/
  • https://mevlana.alparslan.edu.tr/