Paus pengganti Paus Fransiskus itu terpilih pada hari kedua penyelenggaraan konklaf kepausan yang diikuti oleh 133 kardinal elektor.
Roma|Simantab – Konklaf kepausan di Vatikan Roma berakhir sekira pukul 18.00 waktu setempat. Asap putih dari cerobong Kapel Sistina pertanda kepada dunia, Paus baru, Robert Francis Prevost telah terpilih.
Paus pengganti Paus Fransiskus itu terpilih pada hari kedua penyelenggaraan konklaf kepausan yang diikuti oleh 133 kardinal elektor.
Proses pemilihan pemimpin bagi 1,4 miliar umat Katolik sedunia itu, terungkap setelah dia mendapatkan mayoritas dua pertiga suara dari proses pemungutan suara yang dilakukan sejumlah kardinal.
Maka dari 133 kardinal elektor, Paus baru terungkap setelah mendapat sedikitnya 89 suara. Selanjutnya Paus terpilih akan memilih nama yang akan digunakan selama masa kepausannya.
Prosesi selanjutnya, Paus terpilih memasuki “Ruang Air Mata”. Di sini Paus mempersiapkan diri untuk sebuah perubahan besar dalam hidupnya.
Setelah itu, kardinal protodiakon akan muncul di loggia tengah Basilika Santo Petrus dan mengumumkan dalam bahasa Latin “habemus papam” yang berarti “kita memiliki seorang Paus”.
Segera setelah itu, Paus baru akan muncul di loggia dan menyampaikan berkat Urbi et Orbi (berkat untuk Kota Roma dan dunia).
Robert Francis Prevost menjadi Paus pertama dari Amerika Serikat, dan memilih nama kepausan Leo XIV.
Kalimat pertama dari Paus usai terpilih, yang disampaikan dari Balkon Basilika Santo Petrus: “Semoga damai menyertai kita semua,”
Puluhan ribu orang yang memadati Lapangan Santo Petrus pun bersorak saat Prevost muncul di balkon sambil melambaikan kedua tangan, tersenyum, dan membungkuk.
Siapakah Paus Leo XIV?
Lahir di Chicago dengan nama asli Robert Francis Prevost, selama ini dia bertugas selama dua dekade di Peru.
Dia menjadi uskup dan warga negara naturalisasi Peru, kemudian naik jabatan memimpin ordo religius internasionalnya.
Menjelang meninggalnya Paus Fransiskus, Prevost memegang salah satu jabatan paling berpengaruh di Vatikan, yakni memimpin kantor yang memilih dan mengelola para uskup di seluruh dunia.
Sebagai anggota Ordo St Augustne, Paus Leo XIV berkomitmen terhadap kaum miskin dan migran. Dalam pernyataannya ke situs berita resmi Vatikan tahun lalu, Paus Leo XIV mengatakan bahwa “uskup tidak seharusnya menjadi pangeran kecil yang duduk di kerajaannya”.
Paus Leo XIV menghabiskan sebagian besar hidupnya di luar AS. Dia ditahbiskan pada tahun 1982 di usia 27 tahun, dan menerima gelar doktor di bidang hukum kanon di Pontifical University of St Thomas Aquinas di Roma.
Di Peru, ia menjadi misionaris, pastor paroki, guru, dan uskup. Sebagai pemimpin Ordo Agustinian, ia mengunjungi ordo-ordo di seluruh dunia.
Selain bahasa Inggris, Paus Leo XIV juga berbicara dalam bahasa Spanyol dan Italia.
Orang-orang di sekitar Paus Leo XIV menyebut pemimpin baru umat Katolik itu adalah sosok yang pendiam dan bijaksana. Para pendukungnya yakin dia akan melanjutkan proses konsultatif yang dimulai oleh mendiang Paus Fransiskus, untuk mengundang masyarakat awam bertemu dengan para uskup.
Kardinal Prevost ditunjuk langsung oleh mendiang Paus Fransiskus untuk menjadi kepala Dikasteri Vatikan, yang bertanggung jawab untuk memeriksa nominasi pendeta senior di seluruh dunia.
Prevost juga merupakan presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, sebuah jabatan yang membuatnya tetap berhubungan secara teratur dengan hierarki Katolik di wilayah yang masih memiliki banyak umat Katolik tersebut.(*)