Medan – Akibat saling ejek antar kelompok remaja memicu tawuran warga di Jalan KL Yos Sudarso Belawan pada Rabu (21/7/2021) dini hari.
Tawuran itu juga berujung pada aksi pelemparan bom molotov sehingga menimbulkan kerusakan beberapa rumah dan warung milik warga, dan satu rumah ibadah gereja disekitar lokasi kejadian juga nyaris terbakar.
Kepala Polres Pelabuhan Belawan, AKBP M Dayan mengatakan, pihaknya telah menangkap 6 orang yang diduga sebagai otak atau dalang aksi tawuran tersebut.
“Otak dari aksi tawuran ini dominan remaja, masing-masing berinisial MS (17), K (17), RA (17), AP (17), AA (14) dan satu orang dewasa BWB (31),” ujar Dayan dalam keterangan persnya, Rabu (21/7/2021) malam.
Dayan yang saat itu didampingi Kasat Reskrim AKP Herry Cahyadi, KBO Sat Reskrim Iptu Arifin Purba dan Kanit I Sat Reskrim Ipda Herikson Siahaan, menepis isu bentrokan itu terjadi karena mengandung unsur SARA.
“Bentrokan yang terjadi bukan karena isu SARA seperti yang sempat beredar, namun karena hal sepele yakni saling ejek yang selama ini biasa terjadi antar warga disana yang dipisahkan oleh sungai,” ungkap Dayan.
Atas ejekan tersebut, sambung Dayan, tersangka BS (DPO-red) mengajak teman – temannya warga Yong Panah Hijau untuk patungan merakit bom molotov dan menyerang warga Maden Baru.
“Akibat serangan bom molotov tersebut, beberapa rumah dan warung milik warga mengalami kerusakan, dan ada molotov yang jatuh di halaman gereja yang terletak disekitar lokasi,” ujarnya.
Atas serangan tersebut, lanjutnya, warga Maden Lama menyerang balik kelompok BS sampai ke Yong Panah Hijau dan mengajak teman-temannya yang lain hingga bentrokan pun meluas.
“Jadi enam orang yang kami tangkap ini, merupakan pelaku penyerangan dan penjarahan ke rumah dan toko milik warga yang rusak akibat bentrokan tersebut, satu diantaranya sudah dewasa sementara lima lainnya masih dibawah umur,” katanya.
Untuk menepis isu SARA yang sempat beredar, Dayan mengaku sudah menyambangi pengurus masjid dan gereja disekitar lokasi dan menjelaskan motif yang memicu tawuran itu.
“Terkait adanya isu SARA yang beredar, saya sudah datang ke masjid dan gereja yang ada disana, dan menjelaskan kepada pengurus bahwa isu SARA tersebut tidak ada,melainkan bentrokan terjadi karena sudah direncanakan yang disebabkan hal sepele yakni ejek-ejekan,” jelasnya.
Untuk mencegah terjadinya tawuran susulan, tambah Dayan, pihaknya dibantu personel Brimob dan Sabhara Polda Sumut siaga di lokasi.
“Jadi saya imbau kepada warga untuk tidak mudah terprovokasi dan ikut-ikutan, mengingat situasi saat ini sedang PPKM level 4 dimana kita semua harus menghindari kerumunan, karena dari enam orang yang kita tahan ternyata satu diantaranya reaktif Covid-19,” ungkapnya. ()