Togu Simorangkir Sebut Aksi Jalan Kaki ke Istana Tak Bisa Tutup TPL

Siantar – Aktivis Togu Simorangkir yang melakukan aksi jalan kaki bersama dua rekannya, Irwandi Sirait dan Anita Hutagalung guna menemui Presiden Jokowi, mengakui aksi mereka tak bisa menutup PT Toba Pulp Lestari (TPL).

“Aksi jalan kaki ini sebenarnya tidak bisa menutup TPL. Aksi jalan kaki ini tujuannya adalah memberitahukan ke masyarakat luas, khususnya bangso Batak, bahwa Danau Toba, Tano Batak itu tidak dalam sedang baik-baik saja,” ungkap Togu saat menjadi narasumber dalam konferensi pers daring difasilitasi change.org, Rabu, 14 Juli 2021.

Itu sebabnya selama dalam perjalanan kata Togu, cukup banyak warga perantau yang wilayahnya dilalui, bertanya bagaimana perkembangan Bona Pasogit atau kampung halaman dan mereka memberi informasi sesuai kejadian yang sebenarnya.

“Jadi selama perjalanan 31 hari ini banyak orang yang sudah aware,’oh iya ya kayaknya itu harus ditutup, gitu’. Rata-rata selama dalam perjalanan mereka tidak tahu TPL tapi Indorayon,” terang Togu.

Intinya kata Togu, dilihat dari misinya Ajak Tutup TPL yang mereka jalankan reach awareness dan campaign sudah berhasil, terbukti banyak orang yang akhirnya aware dan menunggu-nunggu live (medsos) Tim 11.

“Mau dalam kelelahan, atau fun-fun, intinya kita selalu ditunggu-tunggu. Sambutan dan dukungannya luar biasa. Ada yang memberi tiga buah pepaya, ada yang memberi dua botol air minum, ada juga yang memberi uang Rp 20 ribu. Lucunya, kita sudah jalan puluhan hari, tetapi berat badan naik. Saya naik 5 Kg, ada yang sampai 13 Kg. Karena memang kita bergembira dalam perjuangan. Kita tidak jadikan ini beban, karena memang tidak ada yang menyuruh kita, jadi kalau sekarang mau balik ke rumah masing-masing tidak ada masalah karena tanpa beban,” tukas ayah dari Bumi Simorangkir ini.

Yang pasti Ajak Tutup TPL hanya untuk kampanye meningkatkan kesadaran seluruh orang Batak, orang Indonesia, bahwa Danau Toba yang milik dunia itu kondisinya sedang krisis

Intinya menurut Togu, mereka akan terus bersuara meski banyak pihak di Jakarta, mengundang mereka. Namun Togu tegaskan mereka hanya fokus bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara.

“Mohon maaf, kami hanya akan bertemu Bapak Presiden menyerahkan bukti-bukti yang saat ini sedang disiapkan tim Aliansi Gerak Tutup TPL, lalu kita pulanglah,” kata penggagas literasi di Kawasan Danau Toba tersebut.

Togu menegaskan, misi mereka memang untuk mencari perhatian. Dan cukup banyak yang memberi perhatian dimaksud, sampai-sampai bekal yang mereka pakai termasuk membawa ikan asin untuk lauk selama perjalanan, hanya dipakai sekali selama 31 hari.

“Intinya kita akan terus menyiarkan ke dunia, bahwa Tano Batak tidak dalam keadaan baik-baik saja. Karena memang yang nonton live ada dari Amerika, Selandia Baru, Argentina, dan memang banyak yang menonton dari luar negeri. Kita akan terus melangkah walau dalam situasi covid,” terangnya.

Tim 11 kata dia, sengaja menginap di penginapan murah meriah ketimbang di rumah warga guna menghindari kemungkinan terpapar virus covid yang saat ini masih terus melonjak kasusnya.

“Yang pasti Ajak Tutup TPL hanya untuk kampanye meningkatkan kesadaran seluruh orang Batak, orang Indonesia, bahwa Danau Toba yang milik dunia itu kondisinya sedang krisis. Aliansi Gerak Tutup TPL siapkan dokumen, sehingga nanti Bapak Presiden bisa mempertimbangkan yang terbaik dan mengambil keputusan terbaik untuk Tano Batak,” ujarnya.   

Togu menyebut, kemungkinan mereka baru akan tiba di Istana Negara dua minggu lagi. Saat dia berbicara sedang melewati Tanjung Enim, Sumatra Selatan.[]

Iklan RS Efarina