Trump menjelaskan, gencatan senjata akan dimulai dalam dua tahap: Iran lebih dulu menghentikan serangan selama 12 jam, kemudian Israel menyusul selama 12 jam berikutnya, sehingga konflik bisa dinyatakan berakhir dalam 24 jam.
Washington|Simantab – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mencuri perhatian dunia! Lewat unggahannya di media sosial Truth Social, Trump mengklaim bahwa Iran dan Israel telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata total, mengakhiri perang udara yang berlangsung sejak 13 Juni 2025.
“Selamat kepada semuanya! Telah disetujui sepenuhnya oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada gencatan senjata menyeluruh dan total,” tulis Trump, Selasa (24/6/2025), dalam pernyataan yang dikutip oleh The Guardian.
Trump menjelaskan, gencatan senjata akan dimulai dalam dua tahap: Iran lebih dulu menghentikan serangan selama 12 jam, kemudian Israel menyusul selama 12 jam berikutnya, sehingga konflik bisa dinyatakan berakhir dalam 24 jam.
“Perang 12 Hari ini bisa saja berlanjut menjadi bencana regional yang menghancurkan Timur Tengah, tapi itu tidak terjadi, dan tidak akan pernah terjadi!” tulis Trump.
Tak lupa, ia menambahkan kalimat khas bergaya patriotik:
“Tuhan memberkati Israel, Tuhan memberkati Iran, Tuhan memberkati Timur Tengah, dan Tuhan memberkati dunia!”
Iran Menyanggah: “Trump Berbohong!”
Namun, klaim damai ala Trump ini langsung ditanggapi sinis oleh pihak Iran. The Tehran Times, media milik pemerintah Iran, menyebut pernyataan Trump sebagai “kebohongan untuk menjebak Iran menurunkan kewaspadaan.”
Penasihat Ketua Parlemen Iran, Mahdi Mohammadi, menjadi salah satu tokoh pertama yang merespons klaim tersebut.
“AS dan Israel berbohong. Mereka ingin Iran menurunkan kewaspadaannya agar bisa memicu ketegangan baru,” tulis Mahdi di platform X (dulu Twitter).
Konflik Meletus karena Serangan Mendadak Israel
Perang antara Iran dan Israel pecah pada 13 Juni 2025, dipicu oleh serangan udara Israel terhadap sejumlah fasilitas nuklir Iran—di antaranya Fordow, Natanz, dan Isfahan—saat Teheran sedang bersiap memulai putaran baru perundingan nuklir dengan Washington.
AS kemudian ikut campur secara langsung dengan menggempur tiga situs nuklir strategis Iran pada Minggu dini hari, memperkeruh situasi yang sudah membara.
Retorika Damai di Tengah Ketegangan
Meski Trump melontarkan pesan damai, situasi di lapangan belum menunjukkan tanda-tanda mereda secara nyata. Iran baru saja meluncurkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar—basis militer AS terbesar di kawasan—sebagai aksi balasan terhadap serangan AS akhir pekan lalu.
Dengan kedua kubu masih bersiaga penuh dan saling mencurigai, publik dunia kini bertanya-tanya: Apakah gencatan senjata benar-benar akan terjadi, atau hanya manuver politik semata?(*)