Jakarta – Presiden Jokowi memerintahkan jajaran terutama Menteri Kesehatan agar memastikan tidak ada stok atau penumpukan vaksin. Sebaliknya dengan cepat disalurkan ke masyarakat.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam rapat kabinet pada Jumat (16/7/2021) yang digelar secara daring dan disiarkan lewat YouTube Sekretariat Presiden pada Sabtu (17/7/2021).
Jokowi di awal menekankan soal vaksinasi yang dia nilai lamban distribusinya meski ketersediaan vaksin sudah cukup memadai.
Saya yakin 5 juta itu bisa. Sekali lagi, tidak usah ada stok.Stoknya itu yang ada di Bio Farma, yang lain-lain cepat habisin
“Program vaksinasi, tolong lihat angka-angkanya. Karena yang saya lihat, data yang masuk, baik itu vaksin jadi maupun stok, yang sudah masuk ke negara kita sudah 137 juta. Padahal yang sudah disuntikkan dalam vaksinasi itu kurang lebih 54 juta,” katanya.
Artinya menurut Jokowi, stok yang ada, baik di Bio Farma, maupun di Kementerian Kesehatan, atau mungkin di provinsi, kabupaten, kota, rumah sakit, puskesmas-puskesmas terlalu besar.
“Oleh sebab itu, saya minta Bapak Menteri Kesehatan untuk disampaikan sampai organisasi terbawah tidak ada stok untuk vaksin. Artinya kirim langsung habiskan, kirim langsung habiskan,” kata Jokowi dengan mimik wajah tegas.
Karena kita kata Jokowi, ingin mengejar vaksinasi ini secepat-cepatnya. Dan terbukti kata dia, dua atau tiga hari sebelumnya bisa menyuntikkan vaksin 2,3 juta.
“Saya yakin 5 juta itu bisa. Sekali lagi, tidak usah ada stok.Stoknya itu yang ada di Bio Farma, yang lain-lain cepat habisin,” katanya.
Karena menurutnya, salah satu kunci menyelesaikan masalah covid ini adalah kecepatan vaksinasi sesuai dengan apa yang disampaikan oleh WHO.
Jokowi juga menekankan pola vaksinasi dengan cara door to door yang dilakukan oleh BIN untuk diteruskan.[]