Kasus ISPA di Pematangsiantar melonjak hingga 597 kasus. Dinas Kesehatan minta warga waspada terhadap cuaca ekstrem dan polusi udara dengan memperkuat daya tahan tubuh serta deteksi dini.
Pematangsiantar|Simantab – Udara pagi di Kota Pematangsiantar yang biasanya sejuk kini terasa berbeda. Kadang dingin menggigit, kadang panas menyengat. Di balik perubahan cuaca yang tak menentu ini, muncul kekhawatiran baru: lonjakan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Pematangsiantar, Misran, menyebutkan hingga Oktober 2025 terdapat 597 kasus ISPA yang tercatat di berbagai puskesmas. Angka tersebut meningkat signifikan dibanding bulan sebelumnya, membuat Dinkes memperketat langkah pencegahan di seluruh lini pelayanan kesehatan.
“Peningkatan ini diduga dipicu oleh cuaca tidak menentu dan kualitas udara yang memburuk,” kata Misran, Kamis (23/10/2025).

Menurutnya, faktor lingkungan berperan besar dalam munculnya kasus ISPA. Udara kering, debu jalanan, serta polusi kendaraan menjadi pemicu yang sulit dihindari. “Ketika suhu berubah cepat, tubuh memerlukan waktu beradaptasi. Jika daya tahan menurun, infeksi mudah menyerang,” jelasnya.
Waspadai Gejala Ringan yang Bisa Jadi Berbahaya
Bagi sebagian warga, ISPA sering dianggap penyakit ringan. Namun, Misran menegaskan penyakit ini bisa berkembang menjadi infeksi serius bila diabaikan.
“Gejalanya biasanya batuk, pilek, atau demam ringan. Tapi bila dibiarkan, terutama pada anak-anak dan lansia, bisa berujung pada radang paru atau bronkitis,” ujarnya.
Dari catatan Dinkes, kelompok rentan seperti balita, lansia, dan penderita penyakit kronis mendominasi jumlah kasus. Di beberapa puskesmas, tenaga medis kini meningkatkan pengawasan terhadap pasien anak dengan gejala batuk-pilek berkepanjangan.
Langkah Cepat Dinkes: Edukasi dan Sosialisasi
Mengantisipasi penyebaran lebih luas, Dinkes Pematangsiantar akan mengeluarkan surat edaran agar seluruh puskesmas memperkuat edukasi dan sosialisasi ke masyarakat. Program ini mencakup kampanye pola hidup sehat, pencegahan ISPA, serta kesiapsiagaan fasilitas kesehatan.
“Pencegahan jauh lebih murah dan efektif daripada pengobatan. Karena itu, kami meminta setiap puskesmas aktif memberi edukasi kepada masyarakat,” ujar Misran.
Ia juga menekankan pentingnya deteksi dini. Warga yang mengalami gejala ISPA diimbau segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan agar risiko komplikasi dapat ditekan.
Perkuat Imun di Tengah Cuaca Tak Stabil
Misran mengingatkan masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh dengan kebiasaan sederhana: memakai masker saat udara berdebu, minum air putih hangat, serta mengonsumsi makanan bergizi.
“Makanan kaya protein seperti telur, ikan, dan kacang-kacangan dapat membantu memperkuat imun tubuh,” katanya.
Ia menegaskan, warga sebaiknya tidak menunda pemeriksaan jika mengalami batuk, pilek, atau demam. “Penanganan sejak dini penting agar kondisi tidak berkembang menjadi lebih serius,” tambahnya.
Warga Mulai Sadar Bahaya ISPA
Di Puskesmas Singosari, seorang ibu rumah tangga, Rina Sihombing (38), mengaku keluarganya sering terserang flu akibat cuaca ekstrem. “Pagi dingin, siang panas, malam hujan. Kalau nggak cepat dikasih obat, anak bisa demam tinggi,” tuturnya.
Rina kini lebih rajin menyiapkan air hangat dan makanan bergizi di rumah. “Dulu saya pikir ISPA itu biasa, tapi waktu anak sempat sesak napas, baru sadar pentingnya waspada,” ujarnya.
Dari Kesadaran ke Kebiasaan
Lonjakan kasus ISPA di Pematangsiantar mencerminkan tantangan kesehatan perkotaan akibat perubahan iklim, polusi, dan rendahnya kesadaran pencegahan.
Dinas Kesehatan berharap, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dapat menekan penyebaran penyakit ini. Edukasi publik dan pola hidup sehat diharapkan menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari, bukan hanya saat kasus meningkat.
“ISPA bukan sekadar urusan medis, tapi soal kesadaran menjaga diri dan lingkungan. Di tengah cuaca tak menentu, kewaspadaan adalah bentuk kasih sayang paling sederhana — untuk diri, keluarga, dan sesama,” pungkas Misran.(Putra Purba)