“Pematangsiantar bertekad menjadi kota Cerdas, Sehat, Kreatif, dan Selaras. Prioritas ini disusun untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara merata,” ujar Wali Kota.
Pematangsiantar|Sinantab – Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar tengah menyusun peta jalan pembangunan untuk lima tahun ke depan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029. Meski proyek jalan lingkar (ring road) tetap menjadi perhatian utama, Pemko menetapkan lima prioritas strategis lain yang tak kalah penting dalam mendorong kemajuan kota.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pematangsiantar, Dedi Idris Harahap, mengungkapkan bahwa progres pembangunan jalan lingkar masih terhambat akibat persoalan administrasi.
“Kita masih menunggu pelepasan hak dan penghapusbukuan lahan dari Kementerian BUMN. Setelah itu, baru kita ajukan ke kementerian untuk pembangunan. Saat ini, hambatannya ada di situ,” ujar Dedi saat dikonfirmasi, Rabu (9/7/2025).
Meskipun berbagai dokumen telah dipenuhi oleh Pemko, pembangunan jalan lingkar belum dapat dilaksanakan karena lahan yang akan digunakan masih berada di bawah kewenangan PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
Namun, jalan lingkar hanyalah satu dari lima fokus utama pembangunan. Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD yang dibuka Wali Kota Wesly Silalahi, Pemko menegaskan bahwa arah pembangunan kota jauh lebih luas dan menyentuh berbagai aspek strategis.
“Pematangsiantar bertekad menjadi kota Cerdas, Sehat, Kreatif, dan Selaras. Prioritas ini disusun untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara merata,” ujar Wali Kota.
Berikut lima prioritas strategis selain jalan lingkar yang menjadi andalan dalam RPJMD 2025–2029:
1. Revitalisasi Stadion Sang Naualuh Damanik
Pemko menargetkan kebangkitan olahraga dan kepemudaan melalui pembenahan Stadion Sang Naualuh Damanik. Fasilitas ini akan dijadikan ruang publik modern, sekaligus menjadi pusat pembinaan atlet lokal dan penyelenggaraan event olahraga.
2. RSUD dr Djasamen Saragih Jadi Pusat Layanan Jantung dan Stroke
Peningkatan layanan rumah sakit ditujukan untuk mengurangi ketergantungan warga terhadap layanan kesehatan luar kota. Spesialisasi ini diharapkan menjadikan rumah sakit tersebut sebagai rujukan utama di kawasan Simalungun Raya.
3. Optimalisasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tanjung Pinggir
Persoalan sampah menjadi perhatian serius. Dengan modernisasi TPA, Pemko berupaya menerapkan sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan.
4. Pembenahan Terminal Tipe A Tanjung Pinggir
Terminal Tipe A Tanjung Pinggir akan dioptimalkan menjadi simpul transportasi publik yang nyaman, tertata, dan mampu menggerakkan roda ekonomi lokal.
5. Revitalisasi Pasar Horas
Sebagai pusat perdagangan rakyat, Pasar Horas akan direnovasi tanpa menghilangkan identitas tradisionalnya. Tujuannya adalah menciptakan ruang jual beli yang bersih, aman, dan layak bagi pedagang maupun konsumen.
Dedi menekankan bahwa hasil Musrenbang ini menjadi dasar sinkronisasi antara rencana Pemko dan aspirasi masyarakat.
“Ini langkah awal. Tapi sudah kami mulai dengan proses strategis. Partisipasi masyarakat sangat menentukan keberhasilan pembangunan ke depan,” ujarnya.
Tantangan: Anggaran dan Prosedur Teknis
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Pematangsiantar, Sofian Purba, menyebutkan bahwa hampir semua proyek sudah melalui tahap perencanaan awal. Namun, pelaksanaan teknis masih terkendala keterbatasan anggaran.
“Wali Kota telah menyampaikan rencana ini ke berbagai pihak. Harapannya, tidak hanya mengandalkan APBD, tetapi juga mendapat dukungan dari pusat maupun pihak ketiga,” ucapnya.
Sofian juga menyoroti persoalan efisiensi anggaran dan prosedur pengadaan barang dan jasa sebagai penyebab keterlambatan sejumlah proyek. Selain itu, proses tender yang panjang turut memperlambat pelaksanaan fisik di lapangan.
“Kalau tidak hati-hati mengikuti aturan, bisa menimbulkan temuan. Jadi semua harus sesuai prosedur,” tegasnya.
Beberapa proyek seperti pembangunan jalan dan saluran drainase juga masih menunggu hasil kajian dari konsultan. Dengan pagu anggaran sekitar Rp69 miliar untuk infrastruktur pada tahun ini, Sofian menekankan pentingnya keberpihakan pembangunan kepada kebutuhan masyarakat.
“Pembangunan harus sesuai kebutuhan rakyat. Aspirasi masyarakat tetap kami akomodasi,” pungkasnya.
Dengan lima prioritas pembangunan yang ambisius, pertanyaan utama kini adalah: Mampukah Pemko Pematangsiantar menembus jerat birokrasi dan keterbatasan fiskal untuk mewujudkannya? Atau justru semua ini akan menjadi mimpi yang terjebak dalam dokumen perencanaan?(putra purba)