Toba – Sejumlah aktivis yang dikenal peduli dengan Kawasan Danau Toba dan gencar menyuarakan agar PT Toba Pulp Lestari (TPL) ditutup, bertemu dan bincang santai dengan Kepala Polda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak.
Pertemuan digelar di Hotel Labersa, Balige, Kabupaten Toba pada Rabu (25/8/2021). Aktivis yang hadir, diantaranya Togu Simorangkir, Sebastian Hutabarat, Delima Silalahi, Rocky Pasaibu, Roganda Simanjuntak, Vera Hutauruk, Edward Tigor Siahaan, dan Pdt Nelson Siregar.
Menemani Kapolda, ikut Kapolres Toba dan sejumlah perwira dan staf di Polda Sumut. Mereka berbincang sambil menikmati sajian makan dan minum yang difasilitasi oleh para aktivis tersebut.
Meski bincang santai, namun para aktivis menyampaikan sejumlah isu soal perusakan Kawasan Danau Toba oleh sejumlah korporasi termasuk PT TPL.
Sebastian Hutabarat menuliskan cerita pertemuan dan perbincangan mereka di grup WhatsApp Tutup TPL pada Kamis (26/8/2021).
Ini tulisannya:
Bincang Bincang Santai Dengan Pak KapoldaSu
Yang ini beda Lae, kata Bang Edward Tigor Siahaan mencoba meyakinkan kami tentang niat Pak Kapoldasu untuk ngobrol ngobrol dan mendengar secara langsung dari masyarakat perihal Tao Toba, Tano Batak, juga perusahaan perusahaan yang diduga merusak Danau Toba.
Pertemuan yang tadinya di Piltik, tiba tiba berobah jadi di Hotel Labersa.
Tapi kenangan tentang keindahan Toba sangat melekat kuat di hatinya.
Percayalah hati kita sama untuk Danau Toba katanya.
Ada Amang Nelson Siregar , Ito Delima Silalahi Lae Rocky Pasaribu, Lae Manalu, Lae Roganda Simanjuntak , Bang Edward Tigor Siahaan Tigorpho , Kak Vera Hutauruk, Togu Simorangkir, Kapolres Toba dan beberapa staf dari Poldasu.
Bang Tigor benar, belum pernah kami bertemu Penegak hukum sehangat Pak Kapolda ini.
Satu demi satu kami bicara dan beliau dengarkan dengan serius.
Padahal ibarat gunung merapi yang meluap-luap, hampir semua kami bicara perihal kondisi Toba yang begitu indah lestari dan makmur pada masa lalu, tapi semua berobah semenjak kehadiran beberapa perusahaan yang diduga merusak Danau Toba.
Tidak sekalipun ada upaya memotong pembicaraan.
Pak Kapolda yang lahir dan besar di rantau ini, jarang sekali pulang kampung. Hanya sesekali dulu dibawa Opung dan Orangtuanya.
Tapi kenangan tentang keindahan Toba sangat melekat kuat di hatinya.
Percayalah hati kita sama untuk Danau Toba katanya.
Beliau juga Cerita sering naik helikopter supaya bisa melihat seluruh areal Danau Toba.
Sudah mendatangkan kapal cepat dengan 4 mesin agar bisa bergerak dengan cepat jika dibutuhkan untuk pengamanan Danau Toba.
Gak terasa dua jam lebih kami bicara.
Kali ini kami yang jadi tuan rumah, kami yang traktir kata Pak Kapolda.
Togu Simorangkir dengan santai, juga disertai tuak cerita mengenai perjalanan mereka jalan kaki dari Balige menuju Istana hingga bicara 4 mata ,selama 50 menit dengan Presiden Jokowi perihal Danau Toba.
Enak sekali jadi Kapolda ya kata Togu
Kita bawa makanan atau minuman oleh pihak Hotel, langsung mau dicharge 100.000, beda kalau Kapolda yang minta, kata Togu.
2 jam lebih pertemuan yang begitu hangat, santai namun memberi ruang untuk membicakan hal hal yang penting bagi pemulihan Toba.
Soal truk over tonase, saya sudah dengar dari Pak Luhut Panjaitan, dan kami tidak akan main main dengan ini. Kita akan tindak tegas, kata Pak Panca.
Galian C juga, saya sudah dengar dan minta Kapolres supaya segera menindak mereka yang tidak punya ijin.
Pengrusakan bagi yang legal malah lebih bahaya dari yang ilegal,kata Togu lagi.
Pak Kapolda tidak membantah, begitu juga dengan semua stafnya.
Sepertinya beliau benar benar ingin mendengar semua langsung dari masyarakat.
Jangan sungkan hubungi kami kalau anda melihat ada penyimpangan penyimpangan hukum ya kata Pak Kapolda.
Hp kami satu demi satu dicatat.
Sebelum pertemuan Bang Tigor menyampaikan pesan Pak Kapolda agar orang yang diundang semua ‘steril’, wah steril apanya?
Tidak dua nokang, diam diam pergi ke perusak lingkungan nyari proyek.
Dalam pertemuan kami menyampaikan celutuk Amang Nelson apakah Pak Kapolda ini juga steril?
Kalau ada pihak TPL kita semua akan langsung pulang kata Togu.
Kembali kami tertawa terbahak-bahak.
Sungguh pertemuan yang hangat indah.
Secara ringkas saya juga cerita sedikit bagiamana perlakuan aparat penegak hukum ketika saya yang jadi korban aniaya, kemudian dibuat jadi tersangka, dibuat cape sidang setahun lebih sebelum akhirnya dikirim menerima beasiswa tugas belajar di sekolah kehidupan Lapas Pangururan.
Kak Vera Hutauruk menambahkan jangan ada lagi orang orang yang disebastiankan.
Hingga akhir pertemuan, kami masih foto foto bicara dengan begitu lepas hangat dan santai.
Berharap Pak Kapolda ini, kelak bisa jadi Kapolri, bisa hadir membuat masyarakat Indonesia nyaman tenang dan damai.
Selamat Datang Pemulihan TOBA. []