Mencegah praktik permainan harga yang berpotensi merugikan petani, Perum Bulog Cabang Pematangsiantar siap menyerap gabah dan beras sesuai HPP.
Simalungun|Simantab – Pembelian gabah dan beras sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP), naik sejak 15 Januari 2025.
Mencegah praktik permainan harga yang berpotensi merugikan petani, Perum Bulog Cabang Pematangsiantar siap menyerap gabah dan beras sesuai HPP.
Setelah penetapan HPP yang baru, terjadi kenaikan harga gabah yang sebelumnya Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram. Untuk harga beras naik dari Rp11.000 menjadi Rp12.000 per kilogram.

Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Badan Pangan Nasional (BPN) kepada Bulog untuk melakukan penyerapan gabah sesuai harga yang telah ditetapkan.
Kepala Perum Bulog Cabang Pematangsiantar, Matius Sitepu menegaskan, lembaganya siap dalam menjalankan instruksi tersebut.
“Kesiapan Bulog Cabang Pematangsiantar sangat siap sekali. Kami mengelola wilayah kerja, yakni 1 kota dan 5 kabupaten. Yaitu Kota Pematangsiantar, Kabupaten Simalungun, Toba, Tapanuli Utara, Samosir dan Humbang Hasundutan. Kami sangat siap untuk menyerap gabah petani,” ujarnya saat ditemui Jumat pekan lalu.
Matius menjelaskan, HPP ini bertujuan untuk melindungi harga di tingkat petani dan menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen.

“Kebijakan HPP untuk gabah dan beras ini dalam konteks perlindungan harga di petani. Juga biar melindungi konsumen agar harga beras tak naik tinggi,” ungkapnya.
Dalam praktiknya, penyerapan gabah oleh Bulog tetap akan memperhatikan standar kualitas yang ditetapkan pemerintah.
Standarnya, kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen. Jika petani mitra Bulog tidak memenuhi standar itu, kerjasama dihentikan.
Penetapan HPP baru ini disambut baik Abdul Hamid Siregar (46), pemilik Kilang Padi Siregar di Karang Bangun, Kecamatan Siantar.
“Karena memang biaya perawatannya pun cukup besar. Dari mulai nanam sampai panen semua perlu biaya, sudah sesuailah itu, dengan capeknya petani,” ujarnya.
Meskipun kenaikan harga memengaruhi keuntungan kilangnya, namun ia tetap mendukung kebijakan pemerintah ini demi kesejahteraan petani.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, telah mengingatkan Bulog untuk memastikan penyerapan gabah sesuai HPP, yaitu Rp6.500 per kilogram.
Ia menekankan pentingnya menghentikan praktik tengkulak yang mengambil keuntungan besar dan memastikan Bulog menyerap gabah sesuai HPP.
“Jangan ada lagi harga gabah di bawah Rp5.400 di tingkat petani. Tengkulak harus berhenti mengambil keuntungan besar, kasihan petani. Bulog harus siap menyerap gabah sesuai HPP,” tegasnya.
Kebijakan HPP ini, kata dia, dapat mengoptimalkan penyerapan hasil panen dalam negeri, dan menjaga kestabilan harga pangan nasional.(putra purba)