“Persediaan beras melimpah dan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun.”
Pematangsiantar|Simantab – Perum Bulog Cabang Pematangsiantar kembali menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk periode Juli hingga Desember 2025. Program penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) ini diharapkan mampu menjaga stabilitas harga beras sekaligus menjamin ketersediaan pangan pokok.
Asisten Manajer Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Bulog Siantar, Aryo Wibisono, menyebut SPHP sebagai salah satu program strategis pemerintah untuk mengendalikan gejolak harga beras yang belakangan kerap naik.
“Dengan adanya program SPHP, harga beras diharapkan lebih stabil, daya beli masyarakat terjaga, dan ketersediaan pangan tetap terjamin,” ujar Aryo, Rabu (24/9/2025).

Ia merinci stok beras Perum Bulog Cabang Pematangsiantar sebanyak 2.137 ton. Jumlah ini, menurutnya, sudah mencukupi untuk wilayah Kota Pematangsiantar, Kabupaten Simalungun, Toba, Samosir, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan hingga akhir 2025.
“Persediaan beras melimpah dan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun,” ungkapnya.
Perkuat Jaringan Distribusi
Beras SPHP disalurkan melalui jaringan mitra resmi seperti pedagang pasar tradisional, koperasi, kios pangan binaan pemerintah, toko pantau inflasi, hingga kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar bersama pemerintah daerah.
“Sekarang ini ada penyaluran lewat jalur GPM, yang melibatkan koramil, polres, hingga outlet binaan. Jadi Bulog memang tidak bisa berjalan sendiri. Semua dilakukan dalam koridor penugasan pemerintah,” kata Aryo.
Dalam mekanismenya, mitra GPM bisa mengajukan kebutuhan langsung ke Bulog. Namun keleluasaan ini tetap diikat aturan ketat. Bulog memastikan setiap permintaan disesuaikan dengan kapasitas penyaluran yang transparan sekaligus mencegah penyelewengan, seperti penimbunan atau penjualan di luar jalur resmi.
“Kalau ada permintaan 20 ton, Bulog menyalurkan sesuai kuota itu. Selanjutnya mereka sebarkan ke koramil, polres, atau outlet pemerintah,” tambahnya.
Untuk menjaga keterjangkauan, harga eceran tertinggi (HET) beras SPHP ditetapkan Rp13.100 per kilogram atau Rp65.500 per karung 5 kilogram. Masyarakat hanya diperbolehkan membeli maksimal dua karung dan dilarang menjual kembali.
“Setiap mitra diwajibkan menampilkan informasi harga, batas pembelian, dan menandatangani komitmen sebagai penyalur resmi Bulog,” jelas Aryo.
Sanksi dan Sistem Digital
Bulog menegaskan, mitra yang melanggar aturan – seperti menjual di atas HET, mencampur dengan beras lain, atau menimbun stok – dapat dikenakan sanksi pidana hingga lima tahun penjara.
Untuk mencegah penyelewengan, Bulog kini menggunakan sistem distribusi berbasis aplikasi Klik SPHP. Hanya pedagang terverifikasi yang dapat menyalurkan beras subsidi ini.
“Sistem digital ini mendukung akuntabilitas, mengurangi potensi penyimpangan, dan memastikan beras SPHP tepat sasaran,” ujar Aryo.
Penyerapan Gabah
Selain distribusi beras, Bulog juga menjalankan program penyerapan gabah dari petani. Setelah menyelesaikan target tahap pertama sebesar 3 juta ton pada Januari hingga Juli 2025, kini pemerintah menambah target penyerapan 1 juta ton hingga akhir tahun.
“Untuk wilayah Siantar–Simalungun tidak ada kendala. Tahap pertama 3 juta ton sudah selesai, sekarang kami mulai lagi tahap kedua dengan target 1 juta ton,” kata Aryo.
Minyak Goreng dan Gula
Aryo menegaskan bahwa minyak goreng dan gula juga dikelola Bulog, meski mekanismenya berbeda dari beras SPHP.
“Kalau beras SPHP itu kena subsidi pemerintah. Tapi untuk minyak dan gula sifatnya komersial, jadi tidak ada subsidi,” jelasnya.
Ia menuturkan tidak ada target khusus untuk stok minyak dan gula, jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan, terutama menjelang perayaan besar.
“Menjelang Natal, permintaan biasanya meningkat. Tahun lalu misalnya Bulog minta 2.500 boks minyak untuk tahap pertama. Kalau habis, bisa diajukan lagi sesuai kebutuhan,” tambah Aryo.
Jika stok lokal terbatas, Bulog bisa melakukan pergeseran antarcabang.
“Kalau stok di Siantar kurang, kami minta tambahan dari Bulog Medan. Jadi distribusi bisa fleksibel sesuai ketersediaan di masing-masing cabang,” ujarnya.
Fokus Utama: Ketahanan Pangan
Lewat kombinasi program SPHP, penyerapan gabah, hingga distribusi minyak goreng dan gula, Bulog menegaskan perannya sebagai garda terdepan menjaga ketahanan pangan.
“Intinya Bulog tidak bisa bekerja sendiri. Semua dilakukan bersama instansi pemerintah dan mitra resmi, agar masyarakat bisa mendapatkan pangan dengan harga terjangkau dan stok tetap aman,” tutup Aryo.(Putra Purba)