Jakarta – Ekonom senior Faisal Basri mengungkap sejumlah penyebab Pemerintah Indonesia bermasalah dalam menangani Covid-19. Pemerintah cenderung menomorsatukan ekonomi ketimbang menuntaskan krisis kesehatan yang terjadi.
Faisal juga mengkritik penunjukan Menko Luhut Binsar Pandjaitan yang mengurus penanganan Covid-19 di Jawa-Bali. Dia menyebut, Luhut orang paling sibuk di dunia.
Faisal berbicara saat menjadi narasumber dalam diskusi daring bertajuk ‘Evaluasi dan Rekomendasi Kebijakan Penanganan Pandemi di Indonesia’ yang digelar BEM Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Senin, 12 Juli 2021.
Nah sekarang, Pak Luhut saya rasa orang paling sibuk tidak hanya di Indonesia, tapi juga sedunia
Dia menyebut, ada krisis kesehatan, direspons dengan perundang-undangan atau Perppu Nomor 1 tahun 2020, dan diundangkan DPR RI tanpa perubahan sama sekali menjadi UU No 2 tahun 2020.
“Dan undang-undang itu bukanlah tentang emergency menangani covid, bukan. Tetapi emergency mengantisipasi dampak covid buat ekonomi, lagi-lagi ekonomi nomor satu,” terangnya.
Jadi sambung Faisal, bukan covidnya diselesaikan secara extraordinary, tetapi mengantisipasi dampak covid sehingga APBN boleh defisit 3 persen, dan sektor keuangan dijaga.
“Tapi tidak ada penanganan khusus extraordinary untuk covidnya. Sehingga karena perppunya seperti itu, struktur organisasinya pun dipimpin oleh Menko Perekonomian. Wajar kan penanganan covid kita itu bermasalah,” tandasnya.
“Nah sekarang, Pak Luhut (Luhut Binsar Pandjaitan,red) saya rasa orang paling sibuk tidak hanya di Indonesia, tapi juga sedunia. Semua dia urus. Orang yang paling sibuk itulah yang sekarang menjadi komandan perang, yang kata Dokter Dicky, orang Indonesia tapi di Australia, itu Pak Luhut apa yang dia mau. Kalau dia ngak mau, ya gak didengar gitu,” bebernya.[]