KORAN SIMANTAB
30 Oktober 2025 | 19:50 WIB
No Result
View All Result
  • Home
  • Live TV
  • Headline
  • Nasional
    • Budaya
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sejarah
    • Teknologi
  • Sumut
    • Asahan Batu Bara
    • Binjai – Langkat
    • Dairi
    • Danau Toba
    • Deli Serdang
    • Karo
    • Labuhan Batu Raya
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • Tabagsel
  • Wisata
  • Dunia
  • Sehat
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Adventorial
  • Login
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • HEADLINE
  • SUMUT
  • NASIONAL
  • KESEHATAN
  • KULINER
Beranda Sumut Siantar
Seorang pengemis tunanetra dituntun seorang pemandu jalan di Kota Pematangsiantar.(Simantab/Putra Purba)

Seorang pengemis tunanetra dituntun seorang pemandu jalan di Kota Pematangsiantar.(Simantab/Putra Purba)

Fenomena Pemandu Pengemis Tunanetra: Cermin Buram Lapangan Kerja di Pematangsiantar

Mahadi Sitanggang Editor: Mahadi Sitanggang
27 September 2025 | 15:19 WIB
Topik: Siantar
0

Munculnya pekerjaan semacam ini adalah cerminan struktur sosial dan ekonomi yang rapuh, khususnya soal keterbatasan lapangan kerja.

Pematangsiantar|Simantab – Di tengah hiruk-pikuk lalu lintas Kota Pematangsiantar, langkah perlahan seorang pria tunanetra tampak menyusuri trotoar. Tangannya menggenggam erat sebuah tongkat kayu dan bahu seorang wanita muda yang setia menemaninya.

Dialah Eka (32) warga Siopat Suhu, yang kini menjadi pemandu pengemis tunanetra sebagai jalan hidupnya.

Eka bukan pengemis, tetapi ia yang membuat pengemis tetap dapat “bekerja.” Hampir setiap pagi sekitar pukul 07.00 WIB, ia sudah bersiap di sebuah persimpangan Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Asuhan, untuk menjemput seorang penyandang tunanetra yang menggantungkan hidup dari uluran tangan orang lain.

Dari titik itu, Eka memandu langkah sang pengemis ke berbagai lokasi – mulai dari pasar, pertokoan, hingga lampu merah.

“Kerja saya begini, bawa abang ini jalan, walaupun kami tidak saling kenal dan tidak ada ikatan saudara. Saya jagain jangan sampai jatuh atau ditabrak motor. Kadang orang kira saya juga ikut minta-minta, padahal saya yang nuntun dia,” ujar Eka, Jumat (26/9/2025).

Bagi Eka, pekerjaan ini bukan sekadar pendampingan. Ia harus memastikan si pengemis tiba di lokasi strategis, menjaga ritme langkah, bahkan menyiapkan rute agar hasil hari itu lebih maksimal. Pendapatan Eka bergantung dari hasil yang diperoleh pengemis.

“Kalau ramai bisa dapat Rp300 ribu sehari. Dari situ, bagian saya biasanya Rp30 ribu sampai Rp40 ribu. Ya cukuplah untuk makan dan kebutuhan sekolah anak. Kalau sepi, ya apa boleh buat,” ungkapnya.

Pekerjaan Baru di Jalanan

Fenomena pemandu pengemis tunanetra mungkin terdengar asing, tetapi di kota-kota seperti Pematangsiantar, hal ini mulai tampak. Kehadirannya memunculkan perdebatan: apakah ini wujud solidaritas atau bentuk eksploitasi terselubung?

Eka sudah empat tahun menjalani pekerjaan tersebut setelah tidak lagi bekerja di sebuah pabrik rokok di Pematangsiantar sebagai buruh harian lepas.

“Waktu di pabrik cuma sebentar, enam bulan saja. Habis itu tidak dipanggil lagi. Mau cari kerja lain susah, akhirnya ya begini-begini saja,” tuturnya.

Menurut Eka, tindakannya bukanlah bentuk pemanfaatan terhadap penyandang disabilitas, melainkan cara untuk saling menolong.

“Kalau tidak ada saya, abang itu tidak bisa jalan. Jadi ya sama-sama menolong,” katanya.

Meski usianya masih produktif, Eka mengaku tidak malu. Baginya, pilihan ini lebih realistis ketimbang menganggur.

“Daripada duduk-duduk tidak jelas, lebih baik kerja apa saja yang penting halal. Saya juga membantu suami yang bekerja sebagai tukang bentor untuk menghidupi anak-anak sekolah,” ujarnya.

Pengamat: Lapangan Kerja yang Rapuh

Pengamat sosial, Agus Suriadi, menilai fenomena pemandu pengemis tunanetra tidak bisa dipandang sederhana.

Menurutnya, munculnya pekerjaan semacam ini adalah cerminan struktur sosial dan ekonomi yang rapuh, khususnya soal keterbatasan lapangan kerja.

“Dalam situasi seperti itu, pekerjaan seperti pemandu pengemis buta muncul sebagai jalan keluar instan. Tidak perlu modal besar, tidak butuh keterampilan khusus, hanya keberanian dan kedekatan dengan pengemis yang sudah beroperasi,” jelas Agus, Sabtu (27/9/2025).

Ia menegaskan bahwa tingginya angka pengangguran menjadi akar persoalan. Alih-alih terserap ke sektor formal, masyarakat kecil akhirnya mencari ruang hidup di jalur yang tidak pernah terbayangkan sebagai profesi.

“Ini bukan sekadar kreativitas masyarakat bawah, melainkan tanda adanya ketimpangan serius dalam distribusi kesempatan kerja,” ujarnya.

Agus juga mengingatkan bahwa fenomena ini berpotensi memunculkan pola ekonomi bayangan di perkotaan. Pekerjaan ini, katanya, adalah bentuk survival economy atau ekonomi bertahan hidup.

“Di tengah sulitnya mencari kerja, bahkan kegiatan seperti mengantar pengemis bisa berubah menjadi profesi. Itu menandakan betapa terbatasnya pilihan yang tersedia,” tambahnya.

Menurutnya, pekerjaan ini menghadirkan paradoks: di satu sisi memberi ruang solidaritas, namun di sisi lain memperlihatkan lemahnya negara menyediakan solusi.

“Selama lapangan kerja formal tidak terbuka dan angka pengangguran tinggi, pekerjaan unik seperti ini akan terus bermunculan. Itu bukan karena masyarakat menginginkannya, melainkan karena mereka tidak punya pilihan lain. Pertanyaan besarnya, sampai kapan rakyat harus mencari makan dengan cara yang sebenarnya tidak manusiawi?” tutup Agus.

Realitas yang Terus Berjalan

Bagi Eka, kritik dari tetangga maupun sanak saudara sudah biasa ia dengar. Baginya, pekerjaan ini adalah soal bertahan hidup.

“Mau bagaimana lagi, bang? Kerja lain susah. Yang penting perut kenyang, abang itu juga bisa makan. Kami sama-sama jalan terus,” ujarnya sambil menyalakan sebatang rokok kretek.

Meski begitu, ia enggan menjawab ketika ditanya apakah pekerjaan tersebut dikoordinasi pihak tertentu yang mengatur wilayah, lokasi mangkal, bahkan pembagian hasil.

Di tengah riuh kota dan padatnya lalu lintas, langkah kecil itu terus beriringan. Seorang pemandu dan seorang pengemis tunanetra – dua manusia yang dipertemukan oleh keterbatasan, sekaligus oleh kebutuhan untuk bertahan hidup di kota yang kian keras.(Putra Purba)

Tags: Kota PematangsiantarLapangan KerjaPemandu Pengemis
ShareTweetSendShareSendSharePinScanShare

Berita Terkait

Siantar

Lima Cagar Budaya Baru di Pematangsiantar: Langkah Serius Menjaga Jejak Sejarah Kota

Editor: Mahadi Sitanggang
30 Oktober 2025 | 15:41 WIB

Pematangsiantar menetapkan lima bangunan bersejarah sebagai Cagar Budaya. Langkah ini menjadi upaya serius pemerintah kota dalam menjaga identitas sejarah di...

Read more
Sejumlah anggota DPRD Kota Pematangsiantar membahas draf Rancangan Peraturan Daerah tentang Pemberian Insentif bagi Tenaga Pendidik pada Pendidikan Informal Bidang Keagamaan di ruang rapat Bapemperda, Rabu (29/10/2025).(Simantab/Putra Purba)
Siantar

Ranperda Insentif Guru Agama Nonformal di Pematangsiantar: Antara Keadilan dan Risiko Fiskal

Editor: Mahadi Sitanggang
29 Oktober 2025 | 17:48 WIB

DPRD Pematangsiantar membahas Ranperda insentif bagi guru agama nonformal. Diharapkan membawa keadilan sosial, namun perlu perencanaan matang agar tidak membebani...

Read more
Aktivitas alat berat di area Eks Gedung IV Pasar Horas, Pematangsiantar. Lokasi ini tengah diratakan dan telah mencapai 90% untuk persiapan relokasi dan penataan ulang lapak pedagang yang sebelumnya menempati bangunan lama.(Simantab/Putra Purba)
Siantar

Relokasi Pasar Horas di Pematangsiantar: Transparansi atau Penggusuran Terselubung?

Editor: Mahadi Sitanggang
28 Oktober 2025 | 10:51 WIB

PD PHJ Pematangsiantar menata ulang kawasan eks Gedung IV Pasar Horas melalui registrasi ulang hak sewa kios. Pedagang meminta transparansi...

Read more
Aktivitas bongkar muat pupuk bersubsidi di gudang PT Pupuk Sriwijaya (Pusri), Jalan Mataram, Siantar Barat, Kota Pematangsiantar.(Simantab/Putra Purba)
Siantar

Harga Pupuk Turun, Petani Pematangsiantar Waspadai Peredaran Pupuk Oplosan

Editor: Mahadi Sitanggang
27 Oktober 2025 | 13:33 WIB

Harga pupuk bersubsidi turun 20 persen sejak 22 Oktober 2025. Petani Pematangsiantar menyambut gembira, namun tetap waspada terhadap peredaran pupuk...

Read more

Berita Terbaru

Nasional

Game “1998: The Toll Keeper Story” Resmi Dirilis, Angkat Kisah Krisis Moneter Indonesia dari Perspektif Personal

30 Oktober 2025 | 19:44 WIB
Siantar

Lima Cagar Budaya Baru di Pematangsiantar: Langkah Serius Menjaga Jejak Sejarah Kota

30 Oktober 2025 | 15:41 WIB
Simalungun

Bunda PAUD Simalungun Dorong Sinergi Pendidikan dan Pengasuhan Anak di Sidamanik

29 Oktober 2025 | 21:02 WIB
Medan

Program Bahasa Portugis di Sekolah: Dukungan Mengalir, Tapi Guru Masih Langka di Sumut

29 Oktober 2025 | 19:34 WIB
Siantar

Ranperda Insentif Guru Agama Nonformal di Pematangsiantar: Antara Keadilan dan Risiko Fiskal

29 Oktober 2025 | 17:48 WIB
Simalungun

Bupati Simalungun Ajak Pemuda Adaptif dan Berintegritas pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-97

28 Oktober 2025 | 20:15 WIB
Simalungun

94 Pekerja Asing Dikeluarkan dari KEK Sei Mangkei, Pemkab Simalungun Tegaskan Pengawasan Ketat

28 Oktober 2025 | 20:05 WIB
Simalungun

Bupati Simalungun Serahkan SK kepada 920 PPPK Formasi 2024, Ingatkan ASN Disiplin dan Bijak Bermedia Sosial

28 Oktober 2025 | 19:51 WIB
Nasional

Teks Sumpah Pemuda 1928 dan Penegasan Tema “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu”

28 Oktober 2025 | 11:10 WIB
Siantar

Relokasi Pasar Horas di Pematangsiantar: Transparansi atau Penggusuran Terselubung?

28 Oktober 2025 | 10:51 WIB
Nasional

Pemerintah Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis: Dari Sendok Siswa hingga Dapur Bersertifikat

27 Oktober 2025 | 14:11 WIB
Simalungun

Gelombang Pencurian di Simalungun: Warga Cemas, Pemerintah Nagori Diminta Bangun Rasa Aman

27 Oktober 2025 | 13:48 WIB

  • Kuki
  • Etika Perilaku
  • Hubungi Kami:
  • Karir
  • Layanan
  • Pedoman Siber
  • Peraturan Pers
  • Privasi
  • Tentang Kami
  • Redaksi

© 2025
PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
(PT. SIMANTAB INDONESIA) .
Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
☏ -
📧 [email protected]

rotasi barak berita hari ini danau toba berita

  • slot gacor
  • slot gacor
    No Result
    View All Result
    • Home
    • Live TV
    • Headline
    • Nasional
      • Budaya
      • Ekonomi
      • Hukum
      • Kesehatan
      • Kriminal
      • Pendidikan
      • Politik
      • Sejarah
      • Teknologi
    • Sumut
      • Asahan Batu Bara
      • Binjai – Langkat
      • Dairi
      • Danau Toba
      • Deli Serdang
      • Karo
      • Labuhan Batu Raya
      • Medan
      • Siantar
      • Simalungun
      • Tabagsel
    • Wisata
    • Dunia
    • Sehat
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Adventorial
    • Login

    © 2025
    PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
    (PT. SIMANTAB INDONESIA) .
    Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
    ☏ -
    📧 [email protected]

    rotasi barak berita hari ini danau toba berita