KORAN SIMANTAB
27 September 2025 | 23:13 WIB
No Result
View All Result
  • Home
  • Live TV
  • Headline
  • Nasional
    • Budaya
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sejarah
    • Teknologi
  • Sumut
    • Asahan Batu Bara
    • Binjai – Langkat
    • Dairi
    • Danau Toba
    • Deli Serdang
    • Karo
    • Labuhan Batu Raya
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • Tabagsel
  • Wisata
  • Dunia
  • Sehat
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Adventorial
  • Login
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • HEADLINE
  • SUMUT
  • NASIONAL
  • KESEHATAN
  • KULINER
Beranda Sumut Siantar
Seorang pengemis tunanetra dituntun seorang pemandu jalan di Kota Pematangsiantar.(Simantab/Putra Purba)

Seorang pengemis tunanetra dituntun seorang pemandu jalan di Kota Pematangsiantar.(Simantab/Putra Purba)

Fenomena Pemandu Pengemis Tunanetra: Cermin Buram Lapangan Kerja di Pematangsiantar

Mahadi Sitanggang Editor: Mahadi Sitanggang
27 September 2025 | 15:19 WIB
Topik: Siantar
0

Munculnya pekerjaan semacam ini adalah cerminan struktur sosial dan ekonomi yang rapuh, khususnya soal keterbatasan lapangan kerja.

Pematangsiantar|Simantab – Di tengah hiruk-pikuk lalu lintas Kota Pematangsiantar, langkah perlahan seorang pria tunanetra tampak menyusuri trotoar. Tangannya menggenggam erat sebuah tongkat kayu dan bahu seorang wanita muda yang setia menemaninya.

Dialah Eka (32) warga Siopat Suhu, yang kini menjadi pemandu pengemis tunanetra sebagai jalan hidupnya.

Eka bukan pengemis, tetapi ia yang membuat pengemis tetap dapat “bekerja.” Hampir setiap pagi sekitar pukul 07.00 WIB, ia sudah bersiap di sebuah persimpangan Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Asuhan, untuk menjemput seorang penyandang tunanetra yang menggantungkan hidup dari uluran tangan orang lain.

Dari titik itu, Eka memandu langkah sang pengemis ke berbagai lokasi – mulai dari pasar, pertokoan, hingga lampu merah.

“Kerja saya begini, bawa abang ini jalan, walaupun kami tidak saling kenal dan tidak ada ikatan saudara. Saya jagain jangan sampai jatuh atau ditabrak motor. Kadang orang kira saya juga ikut minta-minta, padahal saya yang nuntun dia,” ujar Eka, Jumat (26/9/2025).

Bagi Eka, pekerjaan ini bukan sekadar pendampingan. Ia harus memastikan si pengemis tiba di lokasi strategis, menjaga ritme langkah, bahkan menyiapkan rute agar hasil hari itu lebih maksimal. Pendapatan Eka bergantung dari hasil yang diperoleh pengemis.

“Kalau ramai bisa dapat Rp300 ribu sehari. Dari situ, bagian saya biasanya Rp30 ribu sampai Rp40 ribu. Ya cukuplah untuk makan dan kebutuhan sekolah anak. Kalau sepi, ya apa boleh buat,” ungkapnya.

Pekerjaan Baru di Jalanan

Fenomena pemandu pengemis tunanetra mungkin terdengar asing, tetapi di kota-kota seperti Pematangsiantar, hal ini mulai tampak. Kehadirannya memunculkan perdebatan: apakah ini wujud solidaritas atau bentuk eksploitasi terselubung?

Eka sudah empat tahun menjalani pekerjaan tersebut setelah tidak lagi bekerja di sebuah pabrik rokok di Pematangsiantar sebagai buruh harian lepas.

“Waktu di pabrik cuma sebentar, enam bulan saja. Habis itu tidak dipanggil lagi. Mau cari kerja lain susah, akhirnya ya begini-begini saja,” tuturnya.

Menurut Eka, tindakannya bukanlah bentuk pemanfaatan terhadap penyandang disabilitas, melainkan cara untuk saling menolong.

“Kalau tidak ada saya, abang itu tidak bisa jalan. Jadi ya sama-sama menolong,” katanya.

Meski usianya masih produktif, Eka mengaku tidak malu. Baginya, pilihan ini lebih realistis ketimbang menganggur.

“Daripada duduk-duduk tidak jelas, lebih baik kerja apa saja yang penting halal. Saya juga membantu suami yang bekerja sebagai tukang bentor untuk menghidupi anak-anak sekolah,” ujarnya.

Pengamat: Lapangan Kerja yang Rapuh

Pengamat sosial, Agus Suriadi, menilai fenomena pemandu pengemis tunanetra tidak bisa dipandang sederhana.

Menurutnya, munculnya pekerjaan semacam ini adalah cerminan struktur sosial dan ekonomi yang rapuh, khususnya soal keterbatasan lapangan kerja.

“Dalam situasi seperti itu, pekerjaan seperti pemandu pengemis buta muncul sebagai jalan keluar instan. Tidak perlu modal besar, tidak butuh keterampilan khusus, hanya keberanian dan kedekatan dengan pengemis yang sudah beroperasi,” jelas Agus, Sabtu (27/9/2025).

Ia menegaskan bahwa tingginya angka pengangguran menjadi akar persoalan. Alih-alih terserap ke sektor formal, masyarakat kecil akhirnya mencari ruang hidup di jalur yang tidak pernah terbayangkan sebagai profesi.

“Ini bukan sekadar kreativitas masyarakat bawah, melainkan tanda adanya ketimpangan serius dalam distribusi kesempatan kerja,” ujarnya.

Agus juga mengingatkan bahwa fenomena ini berpotensi memunculkan pola ekonomi bayangan di perkotaan. Pekerjaan ini, katanya, adalah bentuk survival economy atau ekonomi bertahan hidup.

“Di tengah sulitnya mencari kerja, bahkan kegiatan seperti mengantar pengemis bisa berubah menjadi profesi. Itu menandakan betapa terbatasnya pilihan yang tersedia,” tambahnya.

Menurutnya, pekerjaan ini menghadirkan paradoks: di satu sisi memberi ruang solidaritas, namun di sisi lain memperlihatkan lemahnya negara menyediakan solusi.

“Selama lapangan kerja formal tidak terbuka dan angka pengangguran tinggi, pekerjaan unik seperti ini akan terus bermunculan. Itu bukan karena masyarakat menginginkannya, melainkan karena mereka tidak punya pilihan lain. Pertanyaan besarnya, sampai kapan rakyat harus mencari makan dengan cara yang sebenarnya tidak manusiawi?” tutup Agus.

Realitas yang Terus Berjalan

Bagi Eka, kritik dari tetangga maupun sanak saudara sudah biasa ia dengar. Baginya, pekerjaan ini adalah soal bertahan hidup.

“Mau bagaimana lagi, bang? Kerja lain susah. Yang penting perut kenyang, abang itu juga bisa makan. Kami sama-sama jalan terus,” ujarnya sambil menyalakan sebatang rokok kretek.

Meski begitu, ia enggan menjawab ketika ditanya apakah pekerjaan tersebut dikoordinasi pihak tertentu yang mengatur wilayah, lokasi mangkal, bahkan pembagian hasil.

Di tengah riuh kota dan padatnya lalu lintas, langkah kecil itu terus beriringan. Seorang pemandu dan seorang pengemis tunanetra – dua manusia yang dipertemukan oleh keterbatasan, sekaligus oleh kebutuhan untuk bertahan hidup di kota yang kian keras.(Putra Purba)

Tags: Kota PematangsiantarLapangan KerjaPemandu Pengemis
ShareTweetSendShareSendSharePinScanShare

Berita Terkait

Beberapa karyawan PD PHJ melakukan pembagian dan membuat garis batas kios para pedagang eks Gedung IV Pasar Horas agar relokasi berjalan tertib.(Simantab/Ronal Sibuea)
Siantar

Pedagang Pasar Horas Tagih Kepastian Pembangunan Gedung IV di Tengah Relokasi

Editor: Mahadi Sitanggang
26 September 2025 | 14:50 WIB

Meski relokasi sudah mulai dijalankan, ketidakpastian soal pembangunan gedung pengganti terus membayangi. Pematangsiantar|Simantab - Rencana perobohan Gedung IV Pasar Horas...

Read more
Pendistribusian MBG ke salah satu sekolah di Kota Pematangsiantar.(Simantab/ist)
Siantar

Program MBG di Pematangsiantar Tercoreng: “Ayah, Makanannya Bau Aneh. Aku Tidak Berani Makan”

Editor: Mahadi Sitanggang
25 September 2025 | 13:44 WIB

“Banyak yang tidak dimakan. Bahkan ada satu guru yang akhirnya mengutip nasi sisa untuk dikasih ke ternak. Sayang sekali kalau...

Read more
Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi.(Simantab/ist)
Siantar

Golkar Desak Wali Kota Pematangsiantar Cuti, Pengamat Ingatkan Krisis Wibawa Pemerintahan

Editor: Mahadi Sitanggang
25 September 2025 | 12:35 WIB

Selain kesehatan, Golkar juga menyoroti kejanggalan dokumen fakta integritas yang menggunakan stempel Kesbangpol, bukan stempel resmi Wali Kota. Pematangsiantar|Simantab – Rapat...

Read more
Asisten Manager Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Bulog Siantar, Aryo Wibisono.(Simantab/Putra Purba)
Siantar

Bulog Siantar Pastikan Harga Beras Stabil

Editor: Mahadi Sitanggang
24 September 2025 | 16:34 WIB

“Persediaan beras melimpah dan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun." Pematangsiantar|Simantab – Perum Bulog Cabang Pematangsiantar kembali menyalurkan beras...

Read more

Berita Terbaru

Nasional

Kasus Keracunan MBG, Tiba di Tanah Air Prabowo Panggil Kepala BGN

27 September 2025 | 17:39 WIB
Nasional

Kehadiran Rocky Gerung di Simalungun: Antara Vitamin Demokrasi dan Racun Politik

27 September 2025 | 15:53 WIB
Siantar

Fenomena Pemandu Pengemis Tunanetra: Cermin Buram Lapangan Kerja di Pematangsiantar

27 September 2025 | 15:19 WIB
Olahraga

Tim Voli Putri Simalungun City Raih Tiket Perempat Final Kejurprov Sumut 2025

26 September 2025 | 20:41 WIB
Nasional

Kunjungan Kerja DWP Sumut di Simalungun: Dorong Semangat Baru dan Peran Aktif dalam Pembangunan

26 September 2025 | 20:34 WIB
Simalungun

Simalungun Resmi Capai UHC: Layanan Kesehatan Terjangkau untuk Semua Warga

26 September 2025 | 20:20 WIB
Siantar

Pedagang Pasar Horas Tagih Kepastian Pembangunan Gedung IV di Tengah Relokasi

26 September 2025 | 14:50 WIB
Simalungun

Rocky Gerung di Simalungun: Ujian Kedewasaan Politik dan Ruang Diskusi Publik

26 September 2025 | 14:05 WIB
Siantar

Program MBG di Pematangsiantar Tercoreng: “Ayah, Makanannya Bau Aneh. Aku Tidak Berani Makan”

25 September 2025 | 13:44 WIB
Siantar

Golkar Desak Wali Kota Pematangsiantar Cuti, Pengamat Ingatkan Krisis Wibawa Pemerintahan

25 September 2025 | 12:35 WIB
Simalungun

Pemkab Simalungun Mediasi Konflik Lahan Sihaporas-TPL

24 September 2025 | 18:17 WIB
Nasional

Bupati Lumajang Perintahkan Puskesmas Cek Makanan MBG

24 September 2025 | 18:03 WIB

  • Kuki
  • Etika Perilaku
  • Hubungi Kami:
  • Karir
  • Layanan
  • Pedoman Siber
  • Peraturan Pers
  • Privasi
  • Tentang Kami
  • Redaksi

© 2025
PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
(PT. SIMANTAB INDONESIA) .
Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
☏ -
📧 [email protected]

rotasi barak berita hari ini danau toba berita

No Result
View All Result
  • Home
  • Live TV
  • Headline
  • Nasional
    • Budaya
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sejarah
    • Teknologi
  • Sumut
    • Asahan Batu Bara
    • Binjai – Langkat
    • Dairi
    • Danau Toba
    • Deli Serdang
    • Karo
    • Labuhan Batu Raya
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • Tabagsel
  • Wisata
  • Dunia
  • Sehat
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Adventorial
  • Login

© 2025
PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
(PT. SIMANTAB INDONESIA) .
Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
☏ -
📧 [email protected]

rotasi barak berita hari ini danau toba berita

  • https://www.lim.di.unimi.it/