Penyebab tertembaknya seorang pria di Medan masih simpang siur. Penembakan terjadi karena dugaan transaksi narkoba atau korban salah tembak oleh oknum kepolisian mengemuka. Siapapun yang memiliki informasi tentang peristiwa tersebut, kami harapkan kesediaannya untuk membagikannya ke [email protected]
Gang Mafo, Lingkungan XIV, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Sumatera Utara mendadak geger, Senin (14/11/2022). Geger karena terdengar suara letusan dari salah satu senjata api aparat kepolisian Poltabes Medan yang ada di lokasi.
Letusan senjata api tersebut membuat Nasib alias Iwan (45 tahun) tersungkur dan jatuh bersimbah darah. Pendarahan tersebut membuat nyawanya tidak tertolong. Iwan dinyatakan meninggal dunia.
Iwan alias Nasib yang sedang asyik dan santai didepan rumahnya ditemukan pertama kali oleh anaknya Rian yang sebelumnya menemani sang ayah di depan rumah untuk bersantai. Namun malang, ketika sedang pergi membeliĀ rokok, Rian mendengar suara letusan senjata api. Mendengar suara tembakan, Rian berlari kerumah dan menemukan sang ayah telah bersimbah darah dan tertembak di bagian lehernya.
Apa yang menjadi dasar penembakan oleh aparat kepolisian memang menjadi teka teki. Rian, anak sekaligus saksi mata di lokasi kejadian menyatakan 3 orang aparat kepolisian dengan kemeja putih datang ke sekitar perumahannya untuk melakukan operasi narkoba. Rian tidak membantah informasi bahwa sang ayah adalah pengedar narkoba. Menurutnya sang ayah telah berhenti berjualan narkoba sejak setahun yang lalu.
Informasinya polisi datang untuk melakukan operasi narkoba, tetapi tidak ada barang bukti yang berada di lokasi tersebut. Ayah sendiri sudah berhenti berjualan narkoba jenis sabu sejak setahun yang lalu.
Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Faisal Rahmat menyatakan bahwa iwan adalah target operasi anggotanya dalam kasus narkoba jenis sabu sabu. Terjadinya penembakan tersebut karena Iwan alias Nasib berusaha melarikan diri ketika petugas melakukan penyergapan.
Aparat kepolisian yang melakukan operasi melihat Iwan alias Nasib membuang bungkusan ketika berlari menghindari penyergapan. Barang bukti yang dibuang dalam plastik putih ini telah diamankan oleh petugas dengan berat kotor sekitar 20 gram. Kristal putih ini diduga sebagai sabu sabu yang akan diperjualbelikan oleh Iwan.
Keterangan dari Kapolres Belawan ini bertolak belakang dengan keterangan dari sang anak dari korban, Rian yang berhasil mendokumentasikan larinya 2 (dua) orang polisi dari tempat kejadian perkara.
Informasi berbeda juga diperoleh dari penjelasan kakak korban, Asbullah yang mengaku melihat kedatangan tiga orang petugas kepolisian tersebut, salah satunya adalah Rudi Simamora. Asbullah melihat langsung salah satu petugas mempiting Iwan alias Nasib. Tindakan tersebut mengundang perlawanan dari korban dan terdengarlah suara letusan senjata api. Mendengar letusan, Asbullah dengan berteriak kepada polisi tersebut bahwa mereka sudah membunuh adiknya.
Kalian bunuh adikku ya dengan berteriak. Mendengar teriakannya 3 orang polisi tersebut berlari ke arah Jalan Yos Sudarso. (Asbullah, Kakak korban Iwan/Nasib)
Asbullah juga menyampaikan bahwa sang adek yang menjadi korban penembakan oleh aparat kepolisian tersebut bukanlah warga dari Gang Mafo. Sang adek berkunjung ke Gang Mafo hanya untuk mengunjungi anaknya yang tinggal di sekitaran lokasi tersebut.
Simpang siur tentang sebab musabab terjadinya penembakan yang menghilangkan nyawa dari Iwan alias Nasib ini sudah merambah ke media sosial. Dimana netizen banyak menyoroti hal tersebut dan meminta Kapoldasu Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak untuk mengusut penembakan tersebut secara transfaran.
Simantab melaporkan dari Medan, Sumatera Utara.