Imbas Kartel Sabu Bangsal, Himapsi Minta Kapolri Ganti Kapolres

Desakan agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot Kapolres Siantar AKBP Yogen Heroes Baruno. Tak disangka biang keroknya ternyata Bangsal. Kapolri Listyo diminta cermat menunjuk pengganti perwira menengah itu. Demikian diutarakan Dedi Damanik, Ketua Himapsi Siantar.

 

“Kapolri juga gak salah saat menempatkan beliau di Siantar. Tapi memang kan faktanya belum memenuhi keinginan masyarakat kita agar kota ini bersih dari narkoba. Seenggaknya dengan (Kapolres) yang baru ada harapan baru,” ujarnya belum lama ini kepada wartawan.

 

Diurainya, sekitar sembilan bulan menjadi Kapolres Siantar sejak Juli 2023, Yogen Heroes Baruno dinilainya belum mampu menjerat UH alias Umar, bos kartel sabu Bangsal ke balik jeruji besi. Padahal menurutnya rentang waktu itu sudah cukup lama.

Tonton:

Dia menduga mantan Kasat Reskrim Polres Depok itu belum punya pengalaman menumpas bandit narkoba. Sehingga Bangsal hampir tak pernah setop niaga sabu.

Lebih menyedihkan lagi basis peredaran narkoba itu ternyata berjarak 1 kilometer dari Polres Siantar, dan sekitar 600 meter dari Polsek Siantar Barat.

 

“Semua sepakat kalau narkoba penghancur generasi kelak, tapi sampai sekarang kita gak ngerti kenapa Bangsal masih eksis.

Kita semua juga tau kalau Kampung Kubur Medan jauh lebih parah dari Bangsal tapi akhirnya dikubur juga. Makanya mustahil Kapolres Siantar gak tau bandar sabu Bangsal,” imbuhnya.

 

Dedi menyampaikan, gang sempit Bangsal yang jadi pusat peredaran gelap narkotika jenis sabu kerap jadi objek pemberitaan media. Sekaitan dengan itu beberapa kali elemen masyarakat juga berunjuk rasa ke kantor polisi yang dipimpin Yogen. Tuntutannya minta kartel sabu Bangsal diberangus.

“Pada Nopember tahun lalu, Kapolres dan Kasat Narkoba yang lama (AKP Rudi Panjaitan) juga pernah ke Bangsal lewat program gerebek kampung narkoba (GKN). Tapi hasilnya nihil.

Gak ngerti kenapa bisa gitu padahal penggerebekan dipimpin oleh Kapolres. Ya setidaknya kalau Kapolres yang turun ada yang ditangkap. Begitu hemat saya berpikir,” ujarnya.

Pria asal Siantar itu menegaskan tak ingin menduga-duga ada main mata aparat dengan sang bandar sehingga keberadaan Bangsal cukup awet.

Namun dia masih meyakini ucapan eks Wagubsu Nurhajizah Marpaung yang menyebut narkoba bisa beredar karena adanya keterlibatan oknum aparat.

 

Usulan agar Kapolri mengganti tampuk pimpinan Polres Siantar, lanjut ia, adalah hal yang masuk akal demi menyelamatkan generasi bangsa dari bahaya narkoba serta organisasi kepolisian itu sendiri. Sebab semarak peredaran sabu Bangsal perlu ditangani tidak dengan cara yang biasa.

 

“Narkoba ini sudah masuk kategori ekstraordinary crime (kejahatan luar biasa) makanya perlu ditempatkan sosok yang betul-betul peduli terhadap nasib bangsa.

Jadi alasan untuk merombak Kapolres tadi saya rasa sudah tepat dan harapan kita tak lain sebenarnya demi menyelamatkan bangsa dan organisasi ini,” terang dia.

 

Sekadar informasi, Umar menjadikan gang sempit Bangsal yang bersebelahan dengan jalur kereta api, sebagai basis peredaran gelap sabu.

Daerah ini menjadi yang teranyar setelah bermigrasi dari sejumlah lokasi di Kota Siantar.

 

Bandar narkoba kesohor itu dibantu sejumlah kaki tangannya untuk memuluskan peredaran sabu. Diantaranya; Panjol yang berperan sebagai koordinator lapangan. Ia turut dibantu Safii alias Sengon, Doni, Faisal, Dedi, Lolok, Dahlan, Iwan.

Iklan RS Efarina