Unir (50) tahun menjalani hidup sebatang kara di Rumah Singgah BOBS Peduli. Dia menderita penyakit akut dengan perawatan ala kadarnya berdasarkan kemampuan dari rumah singgah yang menampungnya. Kamis (28/9) dinyatakan meninggal dunia.
Unir dan satu orang temannya tidak pernah menyangka ketika dia meninggalpun negara belum juga hadir untuknya.
Sudah seharian tubuhnya yang kaku disemayamkan di mushola karena rumah singgah yang selama ini menjadi tempatnya bergantung kesulitan dana untuk penguburannya.
Keduanya masih dititipkan di sebuah mushola karena belum memiliki dana untuk penguburannya. Biaya pemulasaran dan kain kafan per orangnya 1,5 juta. Pemerintah tidak pernah ada dan kami sekarang bergantung kepada dermawan. Mudab mudahan dermawan segera hadir sehingga jenazah ini bisa segera dikebumikan. (Heru, aktivis sosial di rumah singgah Bobs Peduli kepada detik jabar)
Unir dan rekannya tidak memiliki sanak saudara dan selama ini menggantungkan kehidupannya kepada rumah singgah tersebut.
Pejabat pemerintah ternyata masih abai untuk melaksanakan penganggaran terhadap persoalan persoalan yang melekat pada kaum miskin.
Ini adalah salah satu fenomena yang terpublikasi dan jangan jangan banyak unir unir lain yang membutuhkan kehadiran negara. Unir yang ketika hidup diabaikan negara bahkan ketika meninggalpun negara masih sangat jauh darinya.