KKB Papua Menyerang Tenaga Kesehatan

Simantab, Kompas

Kisah pilu kembali hadir dari bumi cendrawasih Papua. Kelompok Kriminal Bersenjata membakar fasilitas kesehatan dan menganiaya tenaga kesehatan hingga tewas di Distrik Kiwirok, Papua pada hari Senin, 13 September 2021. Kelompok Kriminal Bersenjata Papua memang sedang giat giatnya melakukan operasi pada tahun 2021 ini. Setelah beberapa bulan KKB Papua ini menewaskan Kepala Badan Intelejen Daerah Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha dalam sebuah kontak senjata.

Pasca berhasil menewaskan Kepala BIN Papua tersebut KKB seakan mendapat angin untuk melakukan serangan demi serangan terhadap aparat kepolisian dan TNI yang bertugas di Papua. Masyarakat Sipil Indonesia masih terbelah antara penanganan persuasif dan represif untuk menyelesaikan konflik di Papua ini. Bahkan banyak penggiat penggiat sosial media yang malah seakan menyatakan persoalan keamanan di Papua karena sikap dan cara yang salah dalam menangani Papua. Dan seolah menyatakan bahwa penyerangan KKB kepada TNI dan Polri adalah hal yang biasa karena sama sama memegang senjata.

Tapi simpati masyarakat kepada KKB Papua hilang setelah pemberitaan yang ada menyatakan bahwa KKB melakukan penyerangan terhadap puskesmas dan tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok Papua. Keterangan yang disampaikan oleh salah satu tenaga kesehatan yang selamat menyatakan bahwa tenaga kesehatan stand by di puskesmas karena mendengar akan adanya kontak senjata antara KKB dan TNI Polri.

Namun yang terjadi adalah serangan KKB bukan kepada TNI Polri tetapi KKB malah membakar Puskesmas dan menyiram bensin ke sekeliling barak yang didalamnya terdapat 5 orang tenaga kesehatan. KKB Papua yang brutal bahkan menyerang tenaga kesehatan yang ada didalamnya dan memaksa tenaga kesehatan untuk berhamburan keluar dan melarikan diri.

Namun dokter yang bertugas sampai dipukuli dengan besi. Setelah berhasil melepaskan diri dari KKB dalam situasi panik dan dikejar kejar oleh KKB Papua, akhirnya tenaga kesehatan yang ada memilih untuk melompat kedalam jurang.

Dalam situasi sudah melompak kedalam jurangpun, para KKB tetap melakukan pengejaran bahkan suster yang nyangkut di pohon pohon ditengah jurang ditelanjangi oleh para KKB. Setelah itu para KKB menyorongkannya ke dalam jurang yang lebih dalam.

Suster Gabriela akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di jurang dengan kedalaman 300 meter. Dan tenaga kesehatan yang lain dalam situasi pingsan akhirnya disorong ke jurang yang lebih dalam lagi. KKB Papua ini meninggalkan tenaga kesehatan dalam kondisi yang sangat mengenaskan ini di jurang yang sangat dalam dalam kondisi yang memprihatinkan.

Kantor Berita Simantab berusaha menggali pandangan masyarakat tentang kejadian ini, dengan melakukan wawacara singkat dengan beberapa pihak yang memperhatikan persoalan Papua ini. Pandangan sementara penggiat sipil merasa bahwa TNI Polri harus lebih serius dalam melakukan penanganan Papua ini.

KKB Papua telah melakukan penghinaan terhadap kemanusiaan. KKB Papua telah melanggar prinsip prinsip dasar dalam situasi peperangan. Bahkan dalam peperangan antar negara pun ada konsensus bahwa tenaga kesehatan dan para rohaniawan adalah orang yang tidak boleh ditembak dan dijadikan sebagai sasaran.

Sikap geram masyarakat terhadap perilaku KKB Papua ini seakan memberikan dukungan kepada Presiden Joko Widodo untuk melakukan pembalasan dan menyerang KKB Papua sampai ke akar akarnya. Kartu dukungan rakyat sudah ditangan Presiden, Silahkan Presiden untuk mengeksekusinya.

Berikut ini adalah kesaksian tenaga kesehatan yang berhasil di evakuasi TNI Polri.

 

 

Iklan RS Efarina