KORAN SIMANTAB
2 Juli 2025 | 12:05 WIB
No Result
View All Result
  • Home
  • Live TV
  • Headline
  • Nasional
    • Budaya
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sejarah
    • Teknologi
  • Sumut
    • Asahan Batu Bara
    • Binjai – Langkat
    • Dairi
    • Danau Toba
    • Deli Serdang
    • Karo
    • Labuhan Batu Raya
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • Tabagsel
  • Wisata
  • Dunia
  • Sehat
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Adventorial
  • Login
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
KORAN SIMANTAB
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • HEADLINE
  • SUMUT
  • NASIONAL
  • KESEHATAN
  • KULINER
Beranda Nasional
Kucing merah kalimantan disebut kucing misterius karena sulit ditemukan.(simantab/ist)

Kucing merah kalimantan disebut kucing misterius karena sulit ditemukan.(simantab/ist)

Kucing Merah Kalimantan Muncul Kembali di Taman Nasional Kayan Mentarang setelah Dua Dekade

Mahadi Sitanggang Editor: Mahadi Sitanggang
2 Juni 2025 | 22:13 WIB
Topik: Nasional
0

Spesies ini sebelumnya hanya dua kali berhasil didokumentasikan. Yang pertama oleh naturalis asal Prancis, Pierre Pfeffer, pada 1957. Yang kedua oleh tim WWF dan peneliti Dave Augeri melalui kamera jebak pada 2003.

Kalimantan|Simantab – Setelah lebih dari 20 tahun tidak terpantau, seekor kucing merah Kalimantan (Catopuma badia) kembali tertangkap kamera di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Hewan langka ini terlihat berjalan melintasi batang pohon tumbang, dengan tubuh ramping dan ekor panjang berwarna cokelat kemerahan keemasan.

Rekaman tersebut diunggah oleh akun resmi Balai Taman Nasional Kayan Mentarang pada 20 Maret 2025. Ini menjadi kemunculan pertama spesies ini di TNKM sejak terakhir kali terpantau dua dekade silam.

Dalam arsip Balai TNKM, tercatat bahwa spesies ini sebelumnya hanya dua kali berhasil didokumentasikan. Yang pertama oleh naturalis asal Prancis, Pierre Pfeffer, pada 1957. Yang kedua oleh tim WWF dan peneliti Dave Augeri melalui kamera jebak pada 2003.

“Penampakan kali ini terekam melalui camera trap dan menjadi yang pertama sejak 2003,” kata Seno Pramudito, Kepala Balai TNKM.

Menurut Septian Adi Nugroho, staf teknis di Balai TNKM, penemuan tersebut berasal dari kamera yang dipasang pada tahun 2023 oleh dua petugas TNKM, Josua Wandry Nababan dan Novaldo Markus. Rekaman kemudian diunduh dan dianalisis pada 2024 sebelum akhirnya dipublikasikan ke publik pada Maret 2025.

“Pada 2021 dan 2022, kami juga telah melakukan patroli dan memasang kamera di lokasi sekitar temuan ini, tetapi hasilnya nihil. Baru pada 2023 individu ini berhasil terekam,” ujarnya, Sabtu (31/05/2025).

Sebagai tindak lanjut, TNKM berencana menambah jumlah kamera pengintai di sekitar lokasi penemuan untuk memperluas pemantauan.

Sosok Misterius dari Hutan Kalimantan

Kucing merah Kalimantan dijuluki sebagai salah satu spesies paling misterius di dunia karena sangat jarang terlihat dan minim informasi. Buku Wild Cats, terbitan IUCN, menyebut bahwa sebagian besar deskripsi tentang spesies ini hanya didasarkan pada kulit dan kerangka yang dikumpulkan pada akhir 1800-an, yang kini tersimpan di beberapa museum.

Data genetika kucing ini mulai dikumpulkan pada 1992, setelah seekor betina tertangkap di perbatasan Indonesia–Sarawak. Sayangnya, hewan tersebut meninggal tak lama kemudian dan tidak sempat diteliti secara menyeluruh. Observasi langsung terakhir terhadap spesies ini bahkan tercatat pada 1893.

Spesies ini memiliki dua variasi warna, yakni abu-abu dan merah, dengan warna merah lebih umum dijumpai. Salah satu ciri utamanya adalah ekor yang sangat panjang—sekitar 73 persen dari panjang tubuhnya. Dari spesimen yang ada, ekor kucing ini bisa mencapai 39 cm, sementara panjang tubuh (dari kepala hingga panggul) sekitar 53 cm.

Penampilannya menyerupai kucing emas Asia (Pardofelis temminckii) yang tersebar di Asia Tenggara, termasuk Sumatera, tetapi tidak ditemukan di Kalimantan. Studi genetik menunjukkan bahwa kedua spesies ini memiliki hubungan kekerabatan, namun telah berevolusi secara terpisah sejak sekitar 3,16 juta tahun lalu.

ADVERTISEMENT

Sebuah penelitian pada 2007 mengungkap bahwa sebagian besar keberadaan kucing merah tercatat di area dekat sungai dan hutan bakau. Wilayah persebarannya mencakup Sarawak, Sabah, dan berbagai kawasan di Kalimantan, seperti lembah Danum, hulu Sungai Mahakam, Muara Rekut, dan Sungai Kunjung.

Berbeda dengan kucing emas Asia yang dapat beradaptasi dengan berbagai habitat, kucing merah lebih memilih hutan hujan tropis yang lebat dan tertutup. Oleh karena itu, mereka jauh lebih rentan terhadap ancaman kepunahan, terutama akibat deforestasi dan fragmentasi habitat.

Ancaman dan Harapan untuk Konservasi

Menurut catatan IUCN, meskipun kamera pengintai semakin sering merekam keberadaan kucing merah, jumlahnya masih sangat kecil dibandingkan spesies lain seperti macan dahan. Estimasi konservatif menyebutkan bahwa kepadatan kucing merah hanya sekitar satu individu per 100 kilometer persegi, dengan populasi dewasa diperkirakan tidak lebih dari 2.200 ekor.

Kucing merah sangat bergantung pada hutan primer dan menunjukkan toleransi yang sangat rendah terhadap perubahan habitat. Mereka tidak dapat hidup di lahan terbuka, savana, maupun perkebunan sawit. Sayangnya, laju deforestasi di Kalimantan terus mengancam keberadaan habitat alami mereka.

Upaya konservasi harus difokuskan pada penelitian mendalam tentang ekologi, distribusi, pola makan, serta reproduksi kucing ini. Penguatan kawasan konservasi, pengendalian perambahan hutan, dan pelibatan masyarakat lokal dalam perlindungan satwa juga menjadi kunci penting.

Sebagai bioindikator kualitas ekosistem hutan tropis, keberadaan kucing merah menunjukkan betapa pentingnya menjaga keutuhan hutan Kalimantan. Jika kita ingin mempertahankan spesies langka ini di alam liar, langkah nyata dan kolaboratif harus segera dilakukan. Masa depan mereka bergantung pada tindakan kita hari ini.(*)

ShareTweetSendShareSendSharePinScanShare
ADVERTISEMENT

Berita Terkait

Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi.(simantab/putra purba)
Nasional

100 Hari Wesly-Herlina: Harapan Tinggi, Realisasi Masih Sepi Aksi

Editor: Mahadi Sitanggang
1 Juli 2025 | 13:41 WIB

Masa 100 hari kerja yang biasanya menjadi momentum gebrakan awal, kini justru menuai sorotan tajam dari berbagai pihak, Pematangsiantar|Simantab –...

Read more
Penghitungan suara calon Gubernur Sumatera Utara di salah satu TPS Kota Medan.(simantab/ist)
Nasional

MK Pisah Pemilu Nasional dan Daerah: Selamat Tinggal Demokrasi Lima Kotak yang Melelahkan!

Editor: Mahadi Sitanggang
30 Juni 2025 | 09:15 WIB

Selama satu dekade terakhir, bangsa ini menjadikan Pemilu sebagai hajatan akbar yang harus ditelan dalam sekali teguk. Pemilih dibombardir dengan...

Read more
Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal.(simantab/ist)
Nasional

HUT ke-79 Bhayangkara: DPR Desak Polri Lebih Humanis dan Siap Hadapi Era Digital!

Editor: Mahadi Sitanggang
30 Juni 2025 | 08:35 WIB

Institusi sebesar Polri tentu masih memiliki ruang untuk perbaikan. Ia menekankan pentingnya membuka ruang evaluasi dan terus menjaga semangat reformasi...

Read more
uru Bicara KPK Budi Prasetyo.(simantab/ist)
Nasional

Geger di Sumut! KPK Ciduk 6 Orang Terkait Proyek Jalan, Diboyong ke Jakarta

Editor: Mahadi Sitanggang
28 Juni 2025 | 10:56 WIB

Penangkapan ini berkaitan dengan dugaan rasuah dalam proyek pembangunan jalan yang ditangani Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta...

Read more

Berita Terbaru

Medan

Bupati Simalungun Teken Komitmen Dukung Revalidasi Geopark Kaldera Toba

1 Juli 2025 | 18:24 WIB
Nasional

100 Hari Wesly-Herlina: Harapan Tinggi, Realisasi Masih Sepi Aksi

1 Juli 2025 | 13:41 WIB
Siantar

Tender Gedung DPRD Siantar Dimenangkan CV Bukit Sion, Pengamat Kritik Skala Prioritas Pemko

30 Juni 2025 | 18:39 WIB
Simalungun

Menuju “Green Card” Geopark Toba, Simalungun Gegap Gempita Gelar Geo Product Fest 2025

30 Juni 2025 | 09:34 WIB
Nasional

MK Pisah Pemilu Nasional dan Daerah: Selamat Tinggal Demokrasi Lima Kotak yang Melelahkan!

30 Juni 2025 | 09:15 WIB
Nasional

HUT ke-79 Bhayangkara: DPR Desak Polri Lebih Humanis dan Siap Hadapi Era Digital!

30 Juni 2025 | 08:35 WIB
Simalungun

Dana BOS Rp1,8 Miliar Diduga Bocor di SMAN 1 Bandar Simalungun

28 Juni 2025 | 11:33 WIB
Simalungun

Skandal Pungli SKL di Simalungun: Uang Lulus Rp250 Ribu atau Anak Gagal Masuk SMP!

28 Juni 2025 | 11:15 WIB
Nasional

Geger di Sumut! KPK Ciduk 6 Orang Terkait Proyek Jalan, Diboyong ke Jakarta

28 Juni 2025 | 10:56 WIB
Nasional

KPK Geledah Kantor Pusat BRI! Dugaan Korupsi Pengadaan EDC Mencuat, Tersangka Mengintai

27 Juni 2025 | 15:31 WIB
Dunia

“Tamparan ke AS!” Khamenei Muncul Setelah Dua Pekan Menghilang, Klaim Iran Menang Telak Lawan Israel

26 Juni 2025 | 20:05 WIB
Nasional

Putusan Bersejarah! MK Pisahkan Pemilu Nasional dan Daerah Demi Fokus Pemilih

26 Juni 2025 | 19:01 WIB

  • Kuki
  • Etika Perilaku
  • Hubungi Kami:
  • Karir
  • Layanan
  • Pedoman Siber
  • Peraturan Pers
  • Privasi
  • Tentang Kami
  • Redaksi

© 2025
PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
(PT. SIMANTAB INDONESIA) .
Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
☏ -
📧 [email protected]

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Home
  • Live TV
  • Headline
  • Nasional
    • Budaya
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sejarah
    • Teknologi
  • Sumut
    • Asahan Batu Bara
    • Binjai – Langkat
    • Dairi
    • Danau Toba
    • Deli Serdang
    • Karo
    • Labuhan Batu Raya
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • Tabagsel
  • Wisata
  • Dunia
  • Sehat
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Adventorial
  • Login

© 2025
PT SIMALUNGUN MANTAB INDONESIA
(PT. SIMANTAB INDONESIA) .
Jalan Ahmad Yani No. 97 Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
☏ -
📧 [email protected]

rotasi barak berita hari ini danau toba

echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
';