Dunia, Perayaan malam Halloween di Itaewon, Korea Selatan mencekam. Halloween diperingati setiap tanggal 31 Oktober. Halloween adalah singkatan dari All Hallow Evening atau disebut sebagai malam semua orang kudus.
Perayaan ini juga dibuat untuk mengenang orang yang telah meninggal, termasuk para kudus, martir, dan semua arwah umat beriman. Di sisi lain, banyak juga yang meyakini bahwa Halloween merupakan tradisi dari Celtic kuno yang dikenal sebagai Samhain.
Samhain adalah perayaan untuk menandai akhir musim panas di Inggris kuno dan Irlandia. Dengan begitu, berakhir pula musim panen dan masuknya musim dingin. Di Irlandia, untuk merayakan Samhain, orang pergi sebelum malam tiba dan membawa makanan.
Halloween sudah ada sejak tahun 1785 diawali dengan masa kekristenan barat yang dan sejarahnya tanggal 31 Oktober adalah hari hari bagi orang orang kudus oleh sejumlah negara.
Ciri khas Halloween adalah dalam penggunaan kostum. Yang merayakan malam Halloween akan menggunakan pakaian pakaian yang lucu dan menyeramkan. Pakaian yang lucu digunakan dengan arti bahwa mereka sedang menertawakan hantu hantu yang ada. Sedangkan pakaian menyeramkan seperti hantu adalah media perdamaian sehingga manusia bisa berdamai dengan roh roh halus dengan harapan manusia tidak diganggu lagi oleh roh halus.
Jalanan kota Itaewon, Korea Selatan dipenuhi oleh ratusan ribu orang. Hal ini diduga karena ini adalah perayaan Halloween pertama pasca pandemi. Karena sudah 3 tahun tidak melaksanakan perayaan malam Halloween, masyarakat berbondong bondong turun ke jalanan yang menyebabkan terjadinya musibah tersebut.
Polisi Seoul, Korea Selatan menyatakan bahwa terdapat 154 orang yang meninggal dunia termasuk 26 orang diantaranya adalah warga negara asing. Kematian pengunjung peraayaan malam Halloween (29/10/2022) disebabkan kelelahan, lemas dan kesulitan bernafas. Dimana pada malam tersebut, ratusan ribu orang menumpuk di satu gang sempit selama satu setengah jam lamanya.
“Ketika ratusan ribu orang terperangkap di ruang sempit, banyak dari mereka yang tidak bisa keluar meninggal karena mati lemas,”, (www.proserang.com)
Menanggapi insiden tersebut Pemerintah Korea Selatan menetapkan masa berkabung selama sepekan yaitu hingga 5 November 2022. Insiden tersebut sendiri sudah mendapat perhatian serius dari pemerinta Korea Selatan.
Presiden Korea Selatan Yoon Seok-Yeol menyatakan bahwa pemerintah Korea Selatan akan memfasilitasi para korban yang selamat dengan pemulihan secara fisik maupun psikis. Selain itu, Presiden Yoon juga akan memberikan dana kepada keluarga korban yang dinyatakan tewas.