Pilkada serentak tahun 2024 akan mencari sebuah jawaban, kemana kabupaten Karo akan dibawa?
Layaknya sebuah kapal, tiga ratus ribuan masyarakat Kabupaten Karo akan menentukan pilihannya dan memilih salah satu dari kandidat yang ada.
Kabupaten Karo tersebar kedalam 17 kecamatan dengan 269 desa dengan 300.008 pemilih yang terdaftar dan tersebar kedalam 1217 TPS.
Pemilih Kecamatan Kaban Jahe 54.257 dan Berastagi 35.255 dengan total 89.512 atau 29,75℅ suara.
Maka pertarungan akan didominasi oleh kecenderungan pemilih di Kota Kaban Jahe dan Berastagi menjadi Pemenang di Pilkada 2024 yang akan datang.
Apakah kecenderungan pemilih di Kabupaten Karo masih memilih berdasarkan asal usul kandidat? Atau malah yang lebih ekstrim kecenderungan memilih berdasarkan money politics?
Jika kita menjadikan pileg 2024 menjadi indikator maka nuansa politik uang menjadi satu satunya indikator pemenangan sulit dibantah.
Fakta tersebut sayangnya tidak disikapi serius oleh cendikiawan karo. Ada sinyalemen bahkan para cendikiawan pun berlomba lomba ikut bermain politik uang bukan hanya ketika menggunakan hak suaranya namun dimulai sejak menentukan pilihan untuk mendukung salah satu kandidat.
Ketersedian logistik kandidat adalah hal pertama yang diselidiki oleh para pemuka dan cendikiawan di karo.
Dan jika ini masih terjadi untuk pilkada tahun 2024 maka jangan berharap banyak karena pilkada karo hanya akan menghasilkan pemimpin yang begitu begitu saja.
Judul diatas adalah bahan refleksi untuk kita semua, Mau Kemana Kabupaten Karo dibawa?