Medan – Orangtua siswa di Kota Medan mengeluhkan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online 2021 untuk SMA/SMK di Sumatera Utara (Sumut).
Merry Ginting, orang tua siswa, mengeluhkan sistem pendaftaran yang dibuka mulai 7 Juni sampai 9 Juni 2021 ini.
Dia mengungkapkan, awalnya mendaftarkan anaknya di SMAN 1 Medan lewat jalur prestasi. Namun, setelah selesai mendaftar, anaknya malah pindah ke jalur afirmasi.
“Pertama kita sudah melakukan pendaftaran, anak saya ikut jalur prestasi. Ternyata setelah saya print, bukti registrasi yang keluar jalur afirmasi,”ungkapnya di Kantor Dinas Pendidikan Sumut, Selasa (8/6/2021).
Keesokan harinya, Merry kembali mencoba untuk melalukan pendaftaran. Namun, SMAN 1 Medan yang harusnya menjadi sekolah tujuan anaknya tiba-tiba pindah ke SMAN 2 Medan.
BACA JUGA
- Sumut Buka Peluang Kerja Sama Pertanian dengan Belarusia
- 10 Besar SMA Terbaik di Sumut Berdasarkan Nilai UTBK 2020 LTMPT
Dia mengakui sudah mengulang pendaftaran hampir 10 kali, namun belum juga membuahkan hasil, padahal menurutnya pendaftaran ditutup besok. “Sudah didata semua historisnya, masih tetap sama,” tuturnya.
Febrina, orangtua siswa yang lainnya, mengaku tidak mendapat informasi yang jelas terkait PPDB online ini. Sehingga menurutnya banyak ketidakjelasan mengenai sistem ini.
“Termasuk zonasi jarak kilometer yang diterima maksimal berapa. Nah sebenarnya banyak pertanyaan yang tidak kongkrit yang melalui google,” ujarnya.
Sekretaris PPDB Sumut, Suhendri mengatakan, salah satu keluhan orangtua terkait perbedaan tujuan sekolah saat mendaftar dengan setelah mendaftar merupakan kesalahan registrasi yang belum lengkap oleh pendaftar.
“Pilihan sekolah kita hari ini sudah sesuai, artinya kalau misalnya ada yang kemudian muncul tidak sesuai dengan pilihan atau salah atau tidak kelihatan karena sistem registrasinya belum lengkap, belum sempurna dan itulah yang menjadi kendala awal kenapa itu muncul karena di cache atau histori belum dihapus oleh masyarakat kita. Maka yang muncul adalah kendala,” kata Suhendri.
Menurutnya, permasalahan itu juga disebabkan karena ada sebagian orangtua yang tidak melakukan pendaftaran sesuai dengan link aplikasi yang diberikan oleh panitia PPDB.
“Kebanyakan ada yang memakai handphone, kemudian cache, historis yang ada di handphone itu tidak dihapus. Sehingga teman-teman, bapak ibu masyarakat mengalami kendala disitu. Itu saja sebenarnya,” ucapnya. ()