Pemkab Simalungun menggelar Bimtek aplikasi PPAK bagi 356 pengurus BUMNag untuk memperkuat akuntabilitas keuangan, transparansi, dan profesionalisme pengelolaan ekonomi nagori.
Simalungun|Simantab – Pemerintah Kabupaten Simalungun melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Nagori (DPMPN) menggelar Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan BUMNagori berbasis aplikasi PPAK untuk seluruh BUMNag di daerah itu. Kegiatan ini berlangsung dalam sembilan gelombang pada 10–20 November 2025 dan diikuti 356 bendahara.
Bimtek menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, termasuk tim Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Simalungun yang membawakan materi simulasi dan praktik penyusunan laporan keuangan menggunakan aplikasi PPAK BUMDes. Tenaga Ahli Kemendes, Sunardi, menguraikan materi sistematika laporan tahunan dan pengarsipan dokumen. Sementara itu, analis DPMN, Yos El Roy Sijabat, menyampaikan materi tentang peran musyawarah nagori dalam akuntabilitas laporan serta kebijakan laba rugi BUMNagori.
Bagi banyak peserta, pelatihan ini menjadi pintu masuk menuju pengelolaan BUMNag yang lebih sistematis, profesional, dan akuntabel.
Kepala Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat dan Teknologi Tepat Guna (UEM/TTG), Caroline Chennery Bangun, menyampaikan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah kunci utama. Ia mengatakan Bimtek bertujuan memperkuat kompetensi pengurus BUMNag, mulai dari manajemen keuangan, perencanaan bisnis, jurnal, hingga tata organisasi.
Menurut Caroline, peserta tidak hanya menerima teori, tetapi juga mengikuti simulasi pengelolaan keuangan, menganalisis studi kasus, berdiskusi mengenai hambatan lapangan, dan belajar menyusun laporan sesuai standar akuntansi. Salah satu materi yang paling ditekankan adalah arus kas, yang disebutnya sebagai pusat dari seluruh aktivitas usaha.
“Arus kas operasi, investasi, dan pendanaan memberikan gambaran lengkap tentang kesehatan keuangan BUMNag,” ujarnya. Caroline menilai masih banyak pengelola yang fokus pada laporan pendapatan dan pengeluaran tanpa memahami pergerakan kas sebenarnya. Padahal dari arus kas, kata dia, terlihat apakah BUMNag sedang bertumbuh atau hanya bertahan.
Pemkab Simalungun memandang kegiatan ini sebagai langkah strategis memperkuat perekonomian nagori. BUMNag dinilai tidak lagi sekadar unit usaha desa, tetapi pilar ekonomi lokal yang harus mampu mandiri dan memberi dampak luas bagi masyarakat. “Kami berkomitmen memberikan dukungan berkelanjutan agar BUMNag bisa mandiri dan berdaya saing,” kata Caroline.
Di sela pelatihan, pengalaman peserta mencerminkan kebutuhan nyata di lapangan. Bendahara BUMNag Karang Rejo, Ricky Yakob, mengaku merasakan langsung manfaat penggunaan aplikasi PPAK dalam menekan kesalahan pencatatan serta mempermudah penyusunan laporan bulanan dan tahunan.
Menurutnya, aplikasi PPAK menjawab persoalan klasik yang selama ini muncul, seperti pencatatan manual yang rawan salah, keterlambatan laporan, hingga kesulitan melakukan audit. Ia juga menilai pelatihan ini mengubah cara pandang pengurus BUMNag terhadap tanggung jawab publik, terutama terkait transparansi dan kepercayaan masyarakat.
Dengan pencatatan yang rapi dan data riil, kata Ricky, pengurus dapat menilai unit usaha mana yang sehat dan mana yang perlu evaluasi. Hal itu membuat pengambilan keputusan lebih tepat dan berorientasi keberlanjutan.
Bimtek PPAK yang berlangsung selama beberapa hari ini dinilai menjadi awal perubahan besar bagi banyak nagori di Simalungun. Pelatihan tersebut dipandang sebagai upaya mendorong BUMNag menjadi motor ekonomi yang modern, tertib administrasi, dan mampu membangun kepercayaan masyarakat.(Putra Purba)







