Hukum  

Perintah Kabareskrim Komjen Agus Andrianto: Korban Begal Di Lombok Jadi Tersangka Harus Dievaluasi

Jakarta, Kasus korban begal yang dijadikan tersangka pembunuhan oleh Polres Lombok Tengah menjadi perhatian mabes Polri. Dimana Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto memerintahkan Polda Nusa Tenggara Barat untuk melakukan evaluasi terhadap kasus tersebut.

“Hentikanlah menurut saya. Nanti masyarakat menjadi apatis. Jangan sampai  masyarakat takut melawan kejahatan. Kejahatan harus dilawan bersama”. Beber Komjen Agus Andrianto.

Sementara itu, Willy Sidauruk, SH Direktur Poros Indonesia di Pematang Siantar kepada Kantor Berita Simantab menyatakan bahwa pola penegakan hukum seperti yang disampaikan oleh kabareskrimlah yang diinginkan masyarakat. Masyarakat harus diberikan perlindungan hukum ketika dia membela dirinya sendiri dari pelaku kejahatan.

“Perintah kabareskrim ini adalah gambaran dari Polri yang pro kepada keadilan berbasis masyarakat. Polri harus menunjukkan wajahnya yang pro kepada keadilan masyarakat. Poros Indonesia mendukung sikap kabareskrim yang sangat humanis ini.” Kata Willy Sidauruk, SH

Terpisah berdasarkan pemberitaan yang diperoleh simantab dari CNN bahwa kasus yang ditangani oleh Polres Lombok Tengah tersebut sudah ditarik oleh Polda NTB dan sekarang penanganannya sudah menjadi domain Polda NTB.

Kasus tersebut berawal ketika korban S dan menjeratnya dengan pasal pembunuhan. Pembunuhan yang dilakukan oleh S terhadap dua orang pelaku yang membegal tersangka di desa Ganti Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Sebelumnya wakapolres Lombok Tengah Kompol I Ketut Tamiana pada 12 April 2022 menyatakan bahwa tersangka dijerat dengan pasal 338 KUHP menghilangkan nyawa seseorang dengan melanggar hukum serta Pasal 351 Ayat 3 KUHP yaitu melakukan penganiayaan yang mengakibatkan hilang nyawa seseorang.

Dalam paparannya, S yang merupakan korban begal yang dilakukan oleh empat orang dimana dua orang meninggal dunia oleh tersangka dan dua orang yang lainnya berhasil melarikan diri. Dua pelaku begal yang melarikan diri juga sudah ditetapkan oleh kepolisian sebagai tersangka kasus tindak pidanan curat.

Keberanian tersangka S dan keberhasilannya untuk mengalahkan 4 (empat) orang pelaku begal meskipun dia seorang diri mendapat dukungan dari masyarakat. Dimana masyarakat membutuhkan perlindungan hukum terhadap pembelaan diri yang dilakukannya.

Pasca penetapan S sebagai tersangka warga di Lombok Tengah mengajukan keberatan atas penetapannya sebagai tersangka dan akhirnya Polres Lombok tengah mengabulkan permohonan penangguhan penahanan terhadap tersangka S.

Terpisah Polda Nusa Tenggara Barat menyatakan bahwa mereka sedang mendalami unsur pembelaan diri yang dilakukan oleh tersangka S. Dan segera akan merespon tuntutan masyarakat dengan memberikan kepastian hukum kepada tersangka S.

 

 

 

Iklan RS Efarina