Semangat Baru JR Saragih bersama kembali. Tidak ada dendam, iri apalagi dengki sesama rekan juang. Di kompleks Megaland, Pematangsiantar Selasa, 22 Mei 2024, JR Saragih mengumpulkan beberapa orang rekan juang yang sudah sempat berpisah dengan perjalanan politik berbeda. Dan hari ini kembali bersama.
Ketika sosok JR Saragih sebagai seorang bapak, abang dan teman mulai memanggil satu per satu rekan juang yang pernah bersama, semua menjadi cair. Semua permusuhan dan perselisihan terlupakan. Saling bercerita tentang mahalnya perjuangan dan indahnya sebuah kemenangan.
“Jika saatnya tiba, sedih akan menjadi tawa, perih akan menjadi cerita, kenangan akan menjadi guru, rindu akan menjadi temu, kau dan aku akan menjadi kita.” – Fiersa Besari
Teringat kenangan di masa perjuangan tahun 2015. Ketika demonstrasi oleh pendukung JR Saragih berbuah sebuah kericuhan. Kericuhan yang diyakini akan menjadi sebuah kerusuhan. Untuk memperjuangkan sebuah hak, hak untuk ikut bertarung dalam sebuah konstalasi pilkada.
Tawa dan canda mengalir lepas, tidak ada yang disembunyikan. Teringat masa ketika Jerry Sigumonrong berlumur darah dengan muka peyok tak berbentuk terkena pentungan aparat kepolisian. Dengan badan yang besar, Jerry berhasil menembus brikade aparat namun badan besar membuatnya tidak bisa berlari kencang, Jerry ditangkap dan diproses secara hukum.
Cerita mengalir diiringi tawa, tiada lagi rasa sakit. Kenangan tak terlupakan bersama JR Saragih dalam memperjuangkan cita cita untuk hadir dan membawa perubahan untuk Kabupaten Simalungun. Cerita berulang dan berlanjut hingga sang orator Hotlan Purba / Ranjak Talun dianggap lari dari barisan padahal dirinya sedang sesak membuang air kecil.
Banyak romantika yang terceritakan termasuk kisah Johalim Purba yang ketika itu menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Simalungun harus tidur di Kolam ikan milik tetangga. Pasca demonstrasi tersebut, Johalim Purba memang ikut orasi dan menjadi target yang harus ditangkap untuk dimintai keterangan sebagai provokator.
Banyak kisah yang lain, yang belum tersaji namun kami semua sependapat untuk menyatakan satu hal bahwa kisah pelarian itu adalah perjuangan, kisah lompat tembok itu adalah bukti bahwa kami berjuang dengan setulus dan sekuat kuatnya tenaga.
“Tidak ada yang benar-benar bisa melenyapkan kenangan lalu. Kita hanya bisa menimbunnya dengan kenangan baru yang lebih besar nilainya.” – Ilham Gunawan