
Sisa material proyek drainase masih menumpuk di sejumlah titik Kota Pematangsiantar. Warga mengeluh jalan sempit, licin, dan berdebu, sementara Dinas PUTR berjanji segera menertibkan rekanan untuk membersihkannya.
Pematangsiantar|Simantab – Tumpukan sisa material proyek rehabilitasi dan pembangunan drainase masih terlihat di sejumlah titik di Kota Pematangsiantar. Kondisi ini bukan hanya mengganggu pemandangan, tetapi juga menimbulkan keresahan di kalangan warga dan pengguna jalan.
Pantauan Simantab pada Kamis (6/11/2025) menunjukkan sejumlah lokasi, seperti Jalan Volley 9, Kelurahan Banjar; Jalan Wahidin Simpang Ade Irma, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat; serta Jalan Pattimura Ujung Silumangi, Kelurahan Mekar Nauli, Kecamatan Siantar Marihat, masih dipenuhi sisa tanah, pasir, dan batu padas dari proyek drainase yang dikerjakan beberapa bulan lalu.
Warga setempat mengeluh karena material tersebut dibiarkan menumpuk hampir sepertiga bahu jalan dan di sekitar permukiman. Selain mempersempit akses, kondisi itu menimbulkan debu saat cuaca panas dan lumpur licin ketika hujan turun.
Debu dan Lumpur Jadi Menu Harian Warga
Di Jalan Volley, tumpukan tanah dan pasir tampak di sisi jalan yang ramai dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Atika (28), warga sekitar, mengaku resah dengan kondisi tersebut.
“Material itu sudah hampir dua minggu dibiarkan berceceran. Jalan jadi sempit dan rawan kecelakaan. Kalau hujan, bisa dipastikan berlumpur dan licin,” keluhnya.
Atika menilai, pihak rekanan kurang memperhatikan tanggung jawab pascapengerjaan proyek. Menurutnya, setiap pekerjaan seharusnya disertai dengan pembersihan area agar masyarakat tidak terdampak.
“Pihak proyek seharusnya segera membersihkan sisa material, apalagi lokasi ini dekat permukiman dan ramai dilalui anak sekolah. Batu dan pasir yang dibiarkan bisa membahayakan pengendara,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah lebih tegas menegur kontraktor yang lalai menjaga kebersihan lingkungan proyek. Menurutnya, pembangunan yang bertujuan baik justru menimbulkan kesan buruk bila pelaksanaannya tidak tertib.
Keluhan Pedagang: Jalan Licin, Pelanggan Enggan Datang
Keluhan serupa datang dari Pesta Manihuruk (32), pemilik warung kopi di sekitar Jalan Wahidin. Ia mengatakan sejak truk proyek sering melintas, area sekitar warung menjadi lebih kotor dan becek.
“Sisa tanah yang jatuh dari truk bikin jalan jadi licin. Kalau hujan, debunya berubah jadi lumpur. Pelanggan saya juga sering mengeluh karena motor mereka kotor,” ujarnya sambil menunjukkan bekas lumpur di depan warungnya.
Pesta menilai proyek drainase memang penting, tetapi pihak pengelola seharusnya lebih memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Ia bahkan menyarankan agar lalu lintas truk proyek diatur ulang agar tidak bersamaan pada jam sibuk.
“Kalau mereka punya izin pelaksanaan proyek, harusnya juga punya tanggung jawab sosial. Jangan cuma bangun saluran, tapi warga sekitar jadi korban ketidaknyamanan,” tambahnya.
Dinas PUTR Akui Ada Keterlambatan Pengangkutan Material
Kepala Bidang Pengairan dan Drainase Dinas PUTR Kota Pematangsiantar, Ganda Robinsar Damanik, mengakui pihaknya telah memberikan instruksi kepada seluruh rekanan agar segera mengangkut sisa material proyek setelah pekerjaan selesai.
“Kami sudah memerintahkan semua rekanan agar material proyek diangkut dan penempatan material hanya untuk keperluan satu hari kerja. Tujuannya agar tidak mengganggu pengguna jalan,” jelasnya.
Ia tidak menampik bahwa di beberapa titik masih ditemukan material yang belum diangkut. Hal itu, katanya, disebabkan sebagian pekerjaan masih berlangsung.
“Kadang material dibiarkan dulu agar sekalian diangkut setelah tahap berikutnya selesai. Tapi nanti akan kami sampaikan ke rekanan agar lebih cepat membersihkan area proyek,” katanya.
Ia juga meminta masyarakat untuk sedikit bersabar dan memahami kondisi tersebut.
“Dalam setiap proyek pasti ada gangguan sementara. Tapi kami pastikan semuanya dibersihkan setelah pekerjaan benar-benar selesai,” ujarnya.
Pembangunan Tanpa Mengorbankan Kenyamanan
Bagi warga, proyek drainase memang penting untuk mencegah banjir dan memperlancar aliran air. Namun, mereka berharap pelaksanaannya dilakukan lebih tertib dan memperhatikan keselamatan pengguna jalan.
“Ketika tumpukan material dibiarkan menutupi jalan, dampaknya bukan hanya pada kenyamanan, tapi juga keselamatan masyarakat,” ujar Pesta.
Jika koordinasi antara pemerintah dan rekanan diperkuat, pembangunan dapat berjalan tanpa meninggalkan masalah. Sebab, proyek drainase bukan hanya soal menggali saluran air, melainkan juga tentang menjaga lingkungan dan kenyamanan warga di kota sendiri.(Putra Purba)






