Rencana revitalisasi stadion Sang Naualuh sebagai program prioritas yang akan dilaksanakan dalam 100 hari kerja pertama pemerintahan Wesly Silalahi dan Herlina, tak kunjung menunjukkan progres signifikan.
Pematangsiantar|Simantab – Asa masyarakat Pematangsiantar untuk kembali menyaksikan gemuruh pertandingan di Stadion Sang Naualuh tampaknya masih jauh dari kenyataan.
Rencana revitalisasi stadion Sang Naualuh di Jalan Stadion Suka Dame, Kecamatan Siantar Timur, sebagai program prioritas yang akan dilaksanakan dalam 100 hari kerja pertama pemerintahan Wesly Silalahi dan Herlina, tak kunjung menunjukkan progres signifikan.
Akibatnya, pembinaan bibit-bibit pesepak bola usia dini di kota ini berjalan tertatih-tatih, bahkan memaksa sejumlah Sekolah Sepak Bola (SSB) lokal hijrah ke fasilitas di daerah tetangga, ke Simalungun.
Pelatih SSB Harapan Jaya Pematangsiantar, Dodi Sihaloho mengungkapkan, sejumlah persoalan krusial yang menghambat perkembangan sepak bola usia muda di Pematangsiantar. Selain kondisi infrastruktur stadion yang memprihatinkan, SSB yang ia latih juga bergulat dengan keterbatasan finansial.
Ironisnya, kucuran dana dari PSSI, yang seharusnya mengalir melalui Asosiasi Kota (Askot) Pematangsiantar dan Asosiasi Provinsi (Asprov), tak pernah mereka rasakan.
Padahal, PSSI dikabarkan mengalokasikan dana ratusan juta rupiah per tahun untuk setiap Asprov demi memajukan pembinaan sepak bola di tingkat daerah, dan bahkan berencana meningkatkannya.
Namun, kenyataannya, SSB Harapan Jaya harus berjuang sendiri dalam setiap turnamen, mulai dari level kota hingga nasional.
Biaya pendaftaran, akomodasi, dan transportasi yang mencapai jutaan rupiah seringkali memaksa mereka merogoh kocek pribadi dan bahkan melibatkan partisipasi orang tua murid melalui sistem talangan (urunan).
“Itu biayanya mandiri, kalau ada dari sponsor, itu pun jarang. Apalagi dari Askot (PSSI). Kami talang (urunan) dengan orang tua murid. Harga kompetisinya berapa, dibagi rata supaya lebih ringan,” keluh Dodi, Minggu (11/05/2025).
Lebih lanjut, Dodi menyoroti sistem kompetisi usia dini di Indonesia yang didominasi turnamen, alih-alih liga yang terstruktur sejak usia akar rumput hingga jenjang profesional.
“Tidak ada kompetisi yang terintegrasi langsung dari PSSI mulai dari usia grassroot, sampai level menuju profesional tidak ada liganya,” tegasnya.
Padahal, Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia telah mengatur keseragaman format kompetisi usia muda dari U-6 hingga U-18, yang seharusnya menciptakan kesinambungan antara latihan di SSB dan format pertandingan. Namun, implementasi kurikulum ini masih jauh dari harapan.
“Artinya, perlu ada kesinambungan antara metode latihan di Klub/SSB dengan format kompetisi usia muda yang dimainkan. Sayangnya, penerapan kurikulum ini masih jauh panggang dari api,” tegasnya.
Tak hanya itu, ketiadaan lapangan sepak bola berstandar di Pematangsiantar juga menjadi kendala serius. SSB Harapan Jaya terpaksa menyewa lapangan Kodim 0207 Simalungun di Jalan Asahan, Kecamatan Siantar, Simalungun, yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal para pemain.
“Jauhnya jarak antara rumah pemain dengan tempat latihan saat ini menjadi keluhan juga, apalagi biaya sewa yang setiap bulan kami kocek sebesar Rp7 juta, ini memberatkan biaya operasional kami,” tutur Dodi
Dia berharap, perencanaan revitalisasi Stadion Sang Naualuh agar berfungsi optimal cepat dilaksanakan.
Senada, Pelatih SSB Bintang Muda Siantar, Morgan mengatakan, meski kini memiliki lapangan latihan di Lapangan Farel Pasaribu, juga merasakan keterbatasan fasilitas penunjang.
“Oke, sekarang alhamdulillah ada lapangan untuk latihan. Tapi, kalau ditingkatkan lagi dengan fasilitas lainnya, itu akan sangat membantu,” ujarnya.
Ia meyakini, fasilitas yang memadai akan meningkatkan kemampuan pemain muda dan menjadi indikator kemajuan pembinaan sepak bola usia dini di Pematangsiantar.
“Wacana revitalisasi Stadion Sang Naualuh pun disambut gembira, dengan harapan stadion tersebut dapat menjadi tuan rumah turnamen usia dini di masa depan,” tuturnya.
Morgan juga menyoroti masalah lain, yaitu keterbatasan ruang latihan yang memaksa satu lapangan dibagi untuk empat kelompok usia sekaligus, dengan total lebih dari 100 anak.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan Askot PSSI Pematangsiantar dalam memfasilitasi para pelatih akar rumput untuk mendapatkan lisensi kepelatihan yang seringkali mahal.
“Ke depannya saya berharap PSSI bisa lebih membantu para pelatih juga, bukan hanya soal fasilitas tadi saja. Tapi juga berikan bantuan untuk pelatih mengambil lisensi,” harapnya.
Menanggapi berbagai persoalan ini, Sekretaris Askot PSSI Kota Siantar, Gempar Purba menuturkan, pihaknya terus melakukan perbaikan internal stadion sambil menunggu proses revitalisasi.
“Kita senang mendengar bahwa stadion itu segera direvitalisasi. Namun sebelum direvitalisasi, kami bersama lintas OPD terkait terus perhatikan rumput di stadion kemudian mendata fasilitas stadion, mana aja yang rusak parah, agar stadion segera kita gunakan seperti biasa,” katanya saat dikonfirmasi.
Gempar juga meminta agar pihak pelaksana revitalisasi nantinya bekerja dengan maksimal, mengingat Stadion Sang Naualuh adalah aset publik yang akan diawasi ketat oleh masyarakat.
Lebih lanjut, katanya, kondisi pembinaan sepak bola usia dini di Pematangsiantar saat ini menjadi potret buram di tengah potensi besar yang dimiliki. Janji revitalisasi Stadion Sang Naualuh menjadi harapan satu-satunya untuk mengembalikan gairah pembinaan dan mewujudkan mimpi para bibit muda pesepak bola di kota ini.
“Masyarakat dan para pelaku sepak bola usia dini kini hanya bisa berharap agar rencana tersebut segera terealisasi. Setidaknya ada lapangan baru berstandar nasional sebagai fasilitas bagi bibit-bibit muda, sehingga Pematangsiantar kembali melahirkan talenta-talenta sepak bola yang membanggakan,” tuturnya.
Ia juga berharap adanya pengawasan lintas sektor dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk memastikan kualitas pekerjaan.
“Kita harap juga infrastruktur yang sudah menjadi aset di sana tidak terganggu tetap terjaga. Namun saat ini kita masih menunggu revitalisasi itu akan terlaksana,” tandasnya.(*)