Suku Baduy Nihil Covid, Alasan di Balik Jokowi Pakai Baju Adat Mereka?

Jakarta – Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan di hadapan DPR dan DP RI pada Senin, 16 Agustus 2021 mengenakan pakaian adat Suku Baduy, suku yang berada di Lebak, Banten.

Penggunaan pakaian adat Suku Baduy ini seperti melempar pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk meniru suku tersebut yang dinilai paling disiplin menjalanlan protokol kesehatan atau prokes.

Terbukti hingga Juli 2021 lalu, di perkampungan suku tersebut belum ditemukan kasus Covid-19 meski Kabupaten Lebak sendiri merupakan wilayah zona merah Covid-19.

Dilansir dari detikcom, yang membuat kasus Covid-19 masih nihil atau nol persen di sana karena masyarakat Baduy sangat disiplin mematuhi imbauan tetua adat dengan tidak banyak berkegiatan ke luar daerah.

Selain itu, warga Baduy tetap bekerja di ladang, hingga tidak ada kontakerat dengan orang luar.

“Kami mengetahuinya setelah dilakukan tes usap antigen kepada beberapa warga Baduy belum lama ini,” kata Kepala Puskesmas Cisimeut, Kabupaten Lebak dr Maytri Nurmaningsih di Lebak, Rabu, 30 Juni 2021.

Kawasan permukiman masyarakat Baduy masih memperketat prokes bagi pendatang. Mereka yang datang harus memakai masker, melalui pengecekan suhu tubuh dan tidak berkerumun.

Semua warga Baduy sudah dilakukan pencegahan penularan virus Corona dengan minum obat tradisional dari cikur dan jahe merah

Petugas medis Puskesmas Cisimeut mengapresiasi tetua adat masyarakat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija.

Puskesmas Cisimeut membawahi pelayanan di enam desa, namun yang paling disiplin serta mematuhi protokol kesehatan dan program vaksinasi aparatur desa ialah Jaro Saija. Aparatur di lima desa lainnya hingga kini belum ada yang divaksinasi.

Jaro Saija mengatakan jumlah warganya itu tercatat 11.800 jiwa tersebar di 68 kampung dan belum tidak ditemukan penyebaran Covid-19.

Masyarakat Baduy patuh pada peraturan, saat merebaknya kasus penularan mereka tidak ada yang keluar daerah seperti ke Jakarta, Tangerang dan Bogor demi mencegah penularan.

Begitu juga warganya jika keluar darah diminta untuk pulang dan sebelum masuk kampung harus periksa kesehatan di Puskesmas setempat.

“Semua warga Baduy sudah dilakukan pencegahan penularan virus Corona dengan minum obat tradisional dari cikur dan jahe merah,” ungkap Jaro.[]

Iklan RS Efarina