Togu Simorangkir: Kami Masih Menunggu Kabar Istana

Jakarta – Aktivis Tim 11 Ajak Tutup TPL Togu Simorangkir menyampaikan terima kasih sambutan semua pihak atas kehadiran mereka di Jakarta.

Selama 44 hari melakukan aksi jalan kaki, Tim 11 tiba di Jakarta pada Selasa, 27 Juli 2021. Namun sejauh ini mereka belum bisa bertemu dengan Presiden Jokowi.

“Bagi saya yang seorang petani, kami berinisiatif untuk melakukan aksi ini dengan tulus, tak ada yang bayar, hanya untuk satu tujuan pelestarian kawasan Danau Toba,” kata Togu saat konferensi pers via zoom, Jumat, 30 Juli 2021. 

Dia mengatakan aksi mereka adalah bagian dari penyadaran dan kampanye ke publik bahwa kawasan Danau Toba tidak dalam keadaan baik-baik saja. 

“Kami ingin menyampaikan dan silaturahmi langsung kepada Presiden sebagai rakyat. Kami tidak merasa lebih hebat dari perjuangan tutup TPL yang lainnya, kita semua sama karena ini tentang perjuangan kita bagi generasi yang mendatang,” katanya. 

Ini bukan hanya perjalanan Tim 11 untuk misi tutup TPL, tapi perjuangan kita semua, perjuangan bangso Batak

Togu juga mengapresiasi dukungan luar biasa dari masyarakat selama perjalanan. Bumi, anaknya yang ikut aksi ini melakukannya atas kesadaran sendiri dan tidak diajak apalagi paksa.

“Walau saya tidak pernah mengajaknya. Tapi dia mau ikut berjuang bagi generasinya,” ungkapnya. 

“Kami masih menunggu kabar dari Istana untuk menemui kami dan masih ada 8 kilometer lagi perjalanan perjuangan kami menuju Istana Negara,” katanya lagi. “Kita doakan bagi teman-teman kita yang bekerja di PT TPL dan saat nanti tutup, bisa mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang lebih baik. Lindungi Danau Toba, Selamatkan Bangso Batak,” tandasnya.  

Hal sama disampaikan Anita Hutagalung, peserta aksi jalan kaki dari Tim 11. Dia sampaikan terima kasih atas sambutan semua pihak atas aksi mereka.

“Ketika saya membaca unggahan Togu Simorangkir yang ingin melakukan aksi jalan kaki, saya sampaikan langsung saya ingin ikut,” katanya.

Disebutnya, sebelum melakukan aksi, mereka berdoa pada leluhur meminta restu untuk perjuangan mereka.

“Ini bukan hanya perjalanan Tim 11 untuk misi tutup TPL, tapi perjuangan kita semua, perjuangan bangso Batak,” ujarnya.

Anita mengaku banyak dukungan dalam perjalanan mereka dan bukan hanya dari orang Batak saja. Ada yang menjamu makan, ada yang memberikan bekal, dll, hingga dukungan dari masyarakat di Jakarta. 

“Dukungan juga hadir dari anak-anak saya sebelum melakukan aksi. Saya sangat salut pada perjuangan orang-orang sebelumnya untuk menutup Indorayon,” katanya. []

Iklan RS Efarina