wisata  

Wisata Alam yang Dibutuhkan Akademisi Ada di Kabupaten Simalungun

Tinggi Raja Cocok sebagai Objek Riset Akademisi

Kabupaten Simalungun terkenal memiliki berbagai macam tempat wisata yang memikat, baik untuk wisata pertanian, ekowisata, maupun wisata budaya. Desa Dolok Marawa, Kecamatan Silau Kahean, yang merupakan bagian dari wilayah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara dan berjarak sekitar 90 kilometer dari Kota Medan, merupakan salah satu lokasi yang dapat dikunjungi untuk kepentingan akademik. Kawasan ini familiar dengan sebutan wisata “Tinggi Raja”, dengan objek wisata kawah putih, sungai yang indah, dan vegetasi alam. Tinggi Raja tidak hanya menawarkan pemandangan yang indah saja, namun juga berbagai aktivitas seru yang dapat dilakukan, khususnya bagi akademisi. Berbagai jenis wisata ini tentunya sangat bermanfaat bagi para akademisi untuk melakukan riset atau penelitian terkait ilmu tertentu.

  1. Ilmu Geografi dengan Kawah Putih

Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persamaan, perbedaan, hubungan antar ruang di bumi, menganalisis kejadian-kejadian alam dan penduduk yang mencakup ruang, kondisi ataupun wilayah. Nah, objek wisata kawah putih ini terbentuk tidak terlepas dari kejadian-kejadian alam. Terbukti dari sejarah dan letaknya yang selalu berubah tempat. Kawah putih dapat dijadikan objek riset para akademisi sebagai bahan pengembangan keilmuan terkait.

Kawah Putih
  1. Ilmu Farmasi dengan Kenekaragaman Tanaman Liar

Tanaman liat tidak selamanya menjadi musuh masyarakat. Di kawasan wisata Tinggi Raja ini tidak sedikit tanaman liar ditemukan yang dapat dijadikan sebagai bahan herbal. Selain sebagai obat tradisional terhadap penyakit dan sebagai mananan bergizi bagi ternak, spesies rumput liar yang ada di kawasan tinggi raja juga dijadikan sebagai bahan riset bagi dosen dan mahasiswa farmasi. Hal ini membuktikan bahwa tanaman liar di Tinggi Raja penting untuk dibudidayakan.

 

  1. Ilmu Linguistik dengan Objek Sejarah

Tinggi Raja terbentuk tidak terlepas dari sejarah. Berdasarkan informasi dari masyarakat ataupun tokoh adat di Desa Dolok Marawa, Tinggi Raja berasal dari cerita kehidupan raja dari beberapa marga Simalungun. Adapun titik-titik marga tersebut berada di kawasan kawah putih. Tidak hanya itu, di titik lain juga terdapat pemandian putri raja yang membentuk bathup dengan air hangat yang terletak 1 kilometer dari kawah putih. Hal ini tentunya dapat dikaji lebih dalam bagi akademisi yang ingin melakukan riset kebudayaan, khususnya ilmu linguistik.

Pemandian Putri Kerajaan
Pemandian Putri Kerajaan
  1. Ilmu Sosial dengan Kearifan Lokal

Saat ini banyak akademisi yang fokus pada riset kearifan lokal. Kearifan lokal sendiri berisi pengetahuan yang sangat penting perihal berbudaya dan bermasyarakat. Pengetahuan dan kearifan lokal harus menjadi salah satu modal berharga yang berkontribusi pada pembangunan nasional. Segala bentuk pengetahuan, baik yang dihasilkan dari kalangan akademisi maupun profesional, pengetahuan lokal termasuk harus dikelola dan dikomunikasikan agar dapat digunakan dalam pembuatan kebijakan. Adapun kearifan lokal dalam kegiatan sosial masyarakat terkait meningkatkan pendapatan di kawasan Tinggi Raja adalah menanam tanaman asam cikala baik di kebun ataupun di sekitar pekarangan rumah. Asam cikala merupakan buah kecombrang yang dijadikan sebagai masakan tradisional di Indonesia, khususnya kuliner di Sumatera Utara.

Tanaman Asam Cikala (Kecombrang)

Nah, demikian sajian terkait wisata alam yang dibutuhkan akademisi di Kawasan Tinggi Raja Kabupaten Simalungun. Semoga bermanfaat..

 

Iklan RS Efarina