Jenderal Polisi Aniaya Tersangka Dugaan Penista Agama

Simantab, Jakarta

Rumah Tahanan Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Polisi Republik Indonesia kembali menjadi sorotan, dimana terjadi keributan antara sesama tahanan. Keributan antar sesama tahanan memang hal biasa ditemui di rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan di Indonesia.

Tetapi akan menjadi cerita yang menarik ketika dua tokoh publik terlibat dalam keributan tersebut. Brigjen Pol Andi Rian Djajadi, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri membenarkan informasi terjadinya penganiayaan terhadap muhammad kece oleh Irjen Pol Napoleon Bonaparte.

Irjen Pol Napoleon Bonaparte merupakan perwira tinggi Polri dan ditahan di rutan bareskrim polri atas dakwaan tindak pidana terkait penghapusan red noticeĀ di Interpol atas nama Djoko Soegiarto Djandra. Dalam dakwaan terhadap perkara dimaksud, Bonaparte dianggap menerima uang dari Djoko Chandra sebesar 200.000 dolar singapura dan 270.000 dolar amerika atau sekitar 6 miliar rupiah.

Pemberian uang tersebut untuk menghapus nama Joko Chandra dari Daftar Pencarian Orang di Interpol sehingga Joko Chandra dapat keluar masuk antar negara tanpa dideteksi lagi oleh aparat di negara negara anggota interpol, sehingga Joko Chandra bahkan dapat masuk ke Indonesia dengan bebas.

Sedangkan Muhammad Kece adalah seorang youtuber yang diduga menyebarkan kebencian terhadap agama tertentu melalui media youtube. Muhammad Kece diduga melecehkan dan merendahkan Nabi Muhammad SAW dan agama islam.

Dalam streamingnya di youtube, Muhammad Kece menyatakan bahwa kitab kuning yang dipelajari di pondok pesantren menyesatkan dan menimbulkan paham radikal.

Bonaparte dan Muhammad Kece ditahan di Rutan Bareskrim Polri Jakarta. Namun penyebab terjadinya penganiayaan tersebut belum diketahui dan belum dipublikasi oleh Mabes Polri karena sedang dalam proses penyidikan namun menurut Mabes Polri sampai dengan hari ini, Minggu 19 September 2021 pukul 16.12 belum ditetapkan tersangka untuk kasus penganiayaan tersebut.

Iklan RS Efarina